Suku Kikuyu: Sejarah, Bahasa, Adat Istiadat & Rumah Adat

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Suku Kikuyu adalah kelompok suku terbesar yang tinggal di dataran tinggi Kenya. Orang suku Kikuyu atau disebut juga agikuyu dulunya merupakan seorang pemburu dan masyarakat agraris.

Sejarah Suku Kikuyu

Menurut berbagai sumber, pendiri suku Kikuyu adalah seorang bernama Gikuyu. Suku Kikuyu telah menduduki wilayah Kenya Tengah, Afrika Timur sejak abad ke-17.

Nama Kikuyu berasal dari bahasa Swahili. Suku Kikuyu lebih sering menyebut sukunya sebagai Gikuyu.

Cikal bakal suku ini adalah Thagicu, sebuah kelompok yang bermigrasi ke wilayah Gunung Kenya dari Afrika Tengah pada abad ke-11. Pada abad ke-17 kelompok tersebut bermigrasi ke wilayah timur laut dan pantai timur Afrika. Sehingga terjadi asimilasi budaya yang melahirkan dua kelompok yaitu Meru dan Kikuyu.

Suku Kikuyu kemudian menempati wilayah Kenya Tengah khususnya Selatan sungai tanah dan antara Danau Victoria dan pantai di bagian barat. Banyaknya suku kikuyu menjadikan daerah Kenya Tengah disebut Kiluyuland.

Pada abad ke-19, terjadi invasi dari pasukan negara-negara Eropa dan masuknya pedagang Arab. Hal tersebut membuat suku Kikuyu mulai mengenal senjata api dari Eropa. Namun suku Kikiyu tidak terlalu banyak bahkan tidak tertarik untuk menjalin hubungan perdagangan jangka panjang dengan pedagang Arab.

Suku Kikuyu tidak memiliki kepala suku namun dibagi kedalam beberapa klan dan sub-klan. Klan terbesar adalah Mbari, yang terdiri dari laki-laki dengan usia senior.

Suku Kikuyu umumnya adalah seorang pemburu dan petani. Mereka memanfaatkan kemampuan bertani dan cocok tanam untuk kebutuhan hidup juga diperdagangkan. Hasil pertanian suku Kikuyu seperti kopi, jagung, buah-buahan dan sayuran. Selain itu juga kacang polong, ubi jalar, buncis dan sorgum.

Orang suku Kikuyu juga memiliki keahlian dalam pembuatan tembikar dan peleburan besi.

Orang suku Kikuyu mulai banyak pindah ke kota sehingga terlibat dalam berbagai jenis bisnis dan organisasi. Pada tahun 1924 didirikan Asosiasi Pusat Kikuyu (KCA) yang dipelopori seorang bernama Jomo Kenyatta, untuk memperjuangkan agenda nasionalis di Kenya.

Terjadi pemberontakan pada tahun 1952 dan 1960 dengan tujuan melakukan pemindahan kriman kulit putih dari bekas wilayah Kikuyu. Pembrontakan ini menyebabkan 13000 orang Afrika kehilangan nyawanya. 80.000 orang suku Kikuyu ditempatkan dalam camp penahanan.

Jomo Kenyatta pendiri KCA diangkat sebagai Perdana Menteri Kenya pada tahun 1963. Pada tahun 1964 diangkat menjadi Presiden Kenya.

Pada tahun 2014 diperkirakan terdapat sekitar 9 juta orang lebih suku Kikuyu. Jumlah tersebut adalah sekitar 22 persen dari total penduduk di Kenya.

Bahasa Suku Kikuyu

Suku Kikuyu berkomunikasi bahasa yang termasuk kedalam rumpun bahasa Bantu. Bahasa Bantu juga digunakan masyarakat lainnya di daerah Afrika Timur khususnya Chuka, Kamba, Meru, dan Embu.

Terdapat beberapa dialek dalam bahasa Kikuyu yaitu Kirinyaga, Murang’a, Nyeri dan Kiambu. Dialek ini banyak dituturkan berdasarkan batas tradisional di distrik Provinsi Central.

Bahasa Kikuyu ditulis dengan urutan subjek predikat objek dan menggunakan alfabet latin. Namun memiliki tambahan dua huruf.

Suku Kikuyu dikenal karena memiliki sastra lisan seperti puisi, cerita, mitos, teka-teki, dan fabel. Peribahasa asli suku Kikuyu mengandung prinsip-prinsip moral dan filosofi yang dianut di suku Kikuyu.

Adat Istiadat Suku Kikuyu

Pada banyak transisi kehidupan masyarakat Kikuyu biasanya melakukan ritus peralihan, baik untuk pria maupun wanita. Seperti saat proses kelahiran bayi ketika khitan, perkawinan, dan kematian.

Dalam suku Kikuyu, usia sangat penting. Seseorang dikelompokkan berdasarkan usia untuk memberikan peringkat di dalam kelompok.

Peringkat usia tersebut maksudnya adalah yang mudah harus memberikan rasa hormat kepada yang lebih tua. Demikian juga yang tua menyayangi yang muda.

Suku Kikuyu juga memiliki tradisi yang disebut Ngai. Ngai merupakan pemujaan terhadap leluhur dan Tuhan suku Kikuyu. Mereka pada zaman dahulu biasanya mempersembahkan hewan kurban di tempat-tempat keramat.

Gunung Kenya merupakan tempat yang dianggap keramat bagi suku Kikuyu dan dianggap menjadi rumah Tuhan untuk suku Kikuyu.

Suku Kikuyu meyakini bahwa dewa atau Tuhan membantu kehidupan dan juga leluhur mereka. Leluhur suku Kikiyu juga dianggap hadir dalam setiap kehidupan mereka.

Suku Kikuyu juga memiliki kepercayaan pada aspek-aspek kehidupan pada dukun. Suku Kikuyu menganggap dukun adalah seorang yang mampu meramalkan masa depan membebaskan orang dari pertanda buruk dan menyembuhkan dari berbagai penyakit.

Namun kini banyak orang dari suku Kikuyu yang sudah tidak lagi mempercayai dukun. Terutama mereka yang telah memeluk agama seperti agama Kristen dan Islam.

Rumah Adat Suku Kikuyu

Suku Kikuyu tinggal dengan masing-masing keluarganya, pada wisma dan pada setiap rumah dikelilingi pagar kayu atau benteng. Juga semak untuk melindungi rumah dari hewan liar.

Dalam satu rumah tangga terdapat suami dan beberapa istri, dan setiap istri ditempatkan pada gubuk atau rumahnya masing-masing.

Suku Kikuyu memiliki tradisi membangun rumah harus dibangun dalam satu hari. Hal ini karena kepercayaan mereka bahwa rumah yang belum selesai dibangun dalam satu hari semalam akan menarik banyak roh jahat yang tidak diinginkan.

Karena kepercayaan tersebut, ketika akan membangun rumah suku ke koyum melakukan perencanaan dan persiapan agar dapat membangun rumah sesuai tenggat waktu. Rumah suku Kikuyu terbuat dari lumpur, satu, dan bahan dari pepohonan.

fbWhatsappTwitterLinkedIn