Taman Nasional Gandang Dewata

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Salah satu wilayah konservasi yang berada di Pulau Sulawesi adalah Tanam Nasional Gandang Dewata.

Kawasan yang juga sekarang tenar dengan wisatanya ini berkembangan dan dilirik para turis sejak maraknya fenomena pendakian akhir-akhir ini.

Banyak mitos dan sejarah dari Taman Nasional Gandang Dewata yang menarik untuk dibahas, begitu pula dengan keindahan alam dan keragaman kekayaan hayatinya.

Untuk mengobati rasa penasaran tentang Taman Nasional Gandang Dewata, berikut adalah pembahasannya secara lebih mendalam.

Lokasi dan cara Menuju Taman Nasional Gandang Dewata

Lokasi Taman Nasional Gandang Dewata secara administratif terletak di antara empat kabupaten di Sulawesi Barat.

Empat kabupaten tersebut adalah Kabupaten Mamasa, Kabupaten Mamuju Tengah, dan Kabupaten Mamuju Utara.

Kawasan dari taman nasional ini masuk dalam wilayah Gunung Gandang Dewata, yang dikenal sebagai gunung tertinggi yang menempati urutan kedua dari gugusan pegunungan Quarles.

Gunung ini juga merupakan gugusan gunung batu yang memiliki tipe hutan tropis yang mencakup bagian tengah Pulau Sulawesi sampai menuju barat, tengah, dan selatan.

Cara menuju lokasi Taman Nasional Gendang Dewata bisa ditempuh dengan dua jalur. Yang pertama adalah bisa melewati Polewali menuju ke Kecamatan Mamasa.

Dan yang kedua adalah dengan melalui jalur Kabupaten Mamuju, kemudian dilanjutkan dengan rute perjalanan menuju Kecamatan Tabulahan.

Sejarah dan Mitos Taman Nasional Gandang Dewata

Tanam Nasional Gandang Dewata yang menjadi kebanggaan masyarakat Sulawesi juga memiliki sejarah panjang seperti halnya kawasan konservasi alam lainnya.

Perjalanan sampai bisa diresmikan sebagai taman nasional melalui banyak jalan yang berliku. Mitos dan budaya yang ada di masyarakat tentu saja banyak mempengaruhi perkembangan Taman Nasional Gandang Dewata.

  • Sejarah Taman Nasional Gandang Dewata

Tepat pada tahun 2008, tokoh-tokoh masyarakat dan petinggi Provinsi Sulawesi Barat, membuat pengajuan kepada pemerintah pusat untuk menjadikan kawasan Gandang Dewata menjadi sebuah Taman Nasional.

Pengajuan ini juga tidak luput dari peran pihak-pihak terkait lainnya yang ikut serta dalam proses pembentukan Taman Nasional Gandang Dewata.

Pihak-pihak yang ikut serta dalam usaha peresmian Taman Nasional Gandang Dewata adalah Gubernur Sulawesi Barat, Bupati Kabupaten Mamasa dan Bupati Kabupaten Mamuju.

Selain itu juga ada keterlibatan dari Dinas Kehutanan Sulawesi Barat, Lembaga MCA dan LIPI, serta dukungan dari seluruh masyarakat di sekitar Gunung Gandang Dewata.

Baru kemudian di tahun 2016, kawasan pegunungan Gandang Dewata ini resmi menjadi Taman Nasional Gandang Dewata.

Yang diresmikan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 773/Menlhk/Setjen/PLA.2/10/2016.

Peresmian ini berlangsung pada tanggal 3 oktober tahun 2016 di Kawasan Gandang Dewata yang mempunyai luas sebesar 184.780 Hektar.

  • Mitos Taman Nasional Gandang Dewata

Banyak mitos yang mengiringi kawasan Taman Nasional Gandang Dewata yang masih mempunyai pemukiman penduduk di bawah kaki gunungnya.

Masyarakat setempat meyakini mitos-mitos yang diturunkan turun-menurun dari para leluhurnya.

Misalnya saja mitos tentang suara gendang yang sering terdengar dari puncak gunung Gandang Dewata dipercayai berasal dari sebuah batu yang memiliki bentuk seperti gendang.

Sebongkah batu tersebut yang pada akhirnya diyakini sebagai gema yang mengikuti masyarakat Mamasa ketika membunyikan gendang saat prosesi ritual kematian sedang berlangsung.

Masyarakat yang berada di sekitar Gunung Gendang Dewata meyakini bahwa suara gema batu yang berasal dari puncak gunung adalah sebuah suara yang didatangkan oleh Dewa.

Keberadaan mitos tersebut yang pada akhirnya menjadi asal mula terciptanya nama kawasan Gandang Dewata.

Suara gaungan gema tersebut menjadi pertanda yang diberikan oleh masyarakat kepada yang ada di hutan bahwa sedang ada berita duka di pemukiman yang ada di kaki gunung Gandang Dewata.

Sehingga masyarakat yang sedang berada di tengah hutan untuk mencari kayu atau berburu binantang bisa segera turun ke bawah.

Keindahan Alam Taman Nasional Gandag Dewata

Keberadaan Taman Nasional Gandang Dewata tidak terlepas dari pesona keindahan alam yang menjadi daya tarik wisatanya.

Walaupun masih menyimpan mistis dari banyak mitos-mitos yang dipercaya masyarakatnya, Taman Nasional Gandang Dewata memiliki pesona alam yang sangat cantik.

Keindahan yang dimiliki Taman Nasional Gandang Dewata bahkan dipercaya sebagai kawasan konservasi paling menawan di Pulau Sulawesi.

Mengalahkan beberapa taman nasional lainnya seperti Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung atau Taman Nasional Taka Bone Rate.

Walaupun kurang dikenal, Gunung gandang Dewata yang memiliki ketinggian 3.037 di atas permukaan laut ini, sangat disukai oleh para pendaki gunung.

Para pendaki gunung akan tertarik dengan Gunung Gandang Dewata karena dikenal sebagai salah satu gunung yang sulit untuk dicapai puncaknya.

Akses yang masih terjal dan membutuhkan waktu berhari-hari untuk menaklukkan gunung ini menjadi salah satu daya tarik ekstrem dari gunung ini.

Ada setidaknya sepuluh pos pendakian yang harus dilewati sebelum akhirnya bisa mencapai puncak Gunung Gandang Dewata.

Keanekaragaman Hayati Taman Nasional Gandag Dewata

Selain menawarkan keindahan alam, Taman Nasional Gandang Dewata juga memiliki berbagai macam satwa endemik yang masih hidup dan lestari.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Deputi Bidang Keanekaragaman Hayati Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia atau LIPI .

Penelitian yang dilakukan oleh 30 peneliti profesional dan teknisi dari LIPI diadakan selama dua pekan pada tanggal 15 April sampai 4 Mei 2016.

Dari penelitian tersebut ditemukan berbagai macam satwa yang hidup di kawasan ini tidak hanya kelompok endemik saja tetapi memiliki karakter khusus masing-masing setiap spesies yang tidak akan ditemui di belahan dunia lain.

Keberadaan spesies burung di Pulau Sulawesi mencapai 417 jenis dan 116 diantaranya merupakan kelompok spesies endemik.

ada satwa lain yang hidup di kawasan ini juga, misalnya anoa Sulawesi, monyet, dan Burung Rangkong.

Sedangkan flora yang hidup si kawasan ini meliputi tumbuhan rotan, kalpataru, dan berbagai macam jenis bunga anggrek.

Itulah pengenalan tentang Taman Nasional Gandang Dewata dari mulai mitos dan sejarah sampai keindahan alam dan keragaman kekayaan hayatinya.

fbWhatsappTwitterLinkedIn