Taman Nasional Teluk Cendrawasih – Indahnya Papua

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Taman Nasional Teluk Cendrawasih atau TNTC merupakan kawasan alam dan menjadi salah satu taman nasional di Papua. Taman Teluk Cendrawasih ini mempunyai luas yang mencapai 1.453.500 hektar sehingga dijadikan sebagai salah satu taman nasional paling luas di Indonesia dibawah TN Lorentz.

Sejarah Taman Nasional Teluk Cendrawasih

Kawasan ini diresmikan sebagai taman nasional sesuai Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 8009/Kpts-II/2002 tanggal 29 Agustus 2002 yang memiliki luas 1.453.00 ha. Dimana terdiri dari area lautan sebesar 1.305.500 ha, area daratan sebesar 68.000 ha, area pesisir pantai sebesar 12.400 ha, terumbu karang sebesar 80.000 ha serta daratan sebesar 55.800 ha berupa pulau-pulau.

Tapi sebelum itu, taman ini sebelumnya dikenal sebagai Cagar Alam menurut Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 58/Kpts-II/1990 tanggal 3 Februari 1990. Kemudian tiga tahun setelahnya dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 472/Kpts-II/1993 tanggal 2 September 1993 dijadikan Taman Nasional Laut Teluk Cendrawasih / Teluk Cenderawasih National Park.

Kondisi Alam Taman Nasional Teluk Cendrawasih

Berikut kondisi alam di Taman Nasional Teluk Cendrawasih :

  • Letak dan Topografi

Taman Nasional Teluk Cendrawasih berada pada 134°06’ – 135°10’ Bujur Timur serta 01°43’ – 03°22’ Lintang Selatan. Tapi secara administratif berada di daerah Kabupaten Teluk Wondama, Provinsi Papua Barat, dan juga Kabupaten Nabire, Provinsi Papua.

Taman nasional Teluk Cendrawasi juga berbatasan langsung dengan Desa Manci, Distrik Ransiki, Kabupaten Manokwari serta perairan laut Kabupaten Yapen Waropen. Sedangkan bagian selatannya berbatasan langsung dengan daratan pulau induk Papua.

  • Iklim dan Hidrologi

Menurut klasifikasi Schmidt serta Ferguson, kondisi iklim pada Taman Nasional Teluk cendrawasih termasuk dalam tipe-A yang memiliki nilai Q sama dengan 12,47%. Sedangkan curah hujannya rata-rata 1.500 mm/ tahun. Temperatur udaranya selalu di kisaran 25° Celcius hingga 30° Celcius. Sedangkan kelembaban udaranya berada diantara 75% – 90%.

Selain itu banyak juga sungai di taman nasional ini. Salah satunya yaitu Sungai Wosimi yang berada di Teluk Wandamen. Sungai yang bermuara di taman nasional terdiri dari sungai kecil hingga besar bahkan total mencapai kurang lebih 82 anak sungai.

  • Kondisi Tanah

Jenis tanah pada taman ini merupakan campuran dari tanah liat dan jenis latosol pada area datar hingga bergelombang, lalu aluvial pada area pantai serta rawa-rawa, hingga tanah bergaram (salinitas tinggi) yang berada di sekitar rawa-rawa hutan bakau.

Taman ini terdiri dari hutan dan juga lautan, TNTC juga memiliki beragam jenis ekosistem, seperti ekosistem taman mangrove, ekosiste padang lamun, ekosistem hutan pantai, ekosistem terumbu karang, serta ekosistem hutan tropis.

Taman nasional ini dikelola Balai Besar Taman Nasional Cenderawasih yang menggunakan sistem zonasi. Pembagian zonasi terdiri atas zona pelidung, zona inti, zona pemanfaatan terbatas, serta zona penyangga.

Flora dan Fauna Taman Nasional Teluk Cenderawasih

Beragam jenis flora serta fauna yang memiliki beragam karakteristik hidup serta tumbuh di taman nasional ini.

Flora

Berbagai jenis pepohonan yang banyak dijumpai di taman nasional ini antara lain butun (Barringtonia asiatica), cemara laut (Casuarina equisetifolia), ketapang (Terminalia catappa), sertanyamplung (Calophyllum inophyllum) . Jenis flora yanh berasal dari kelompok Angiosperma misalkan semak (Hibiscus tiliaceus).

Selain itu ada juga tumbuhan kelapa (Cocos nucifera), beragam jenis alga seperti alga merah, rumput laut, lamun dugong (Thalasia hempricii), Cymodoceae serulatta, Cymodoceae rotundatta, Enhalus acoroides, Halophyla ovalis, Halodule uninervis, serta Halophyla minor.

Fauna

Ada banyak beragam mamalia yang hidup di kawasan taman nasional serta terbagi menjadi dua jenis, yaitu mamalia daratan serta mamalia laut. Mamalia laut meliputi duyung (Dugong dugong), lumba-lumba (Delphinidae), hingga paus biru (Balaenoptera musculus).

Taman nasional juga dipenuhi beragam jenis burung seperti camar laut (Sterna sp.), burung undan australia (Pelicanus conspicillatus), burung gosong (Megapodius freicinet). Selain itu ada juga beragam Reptil seperti ular, kadal, dan beragam jenis buaya seperti buaya air tawar (Crocodylus novaeguineae) serta buaya muara (Crocodylus porosus).

Kegiatan dan Destinasi Wisata

Ada beragam banyak sekali kegiatan yang bisa dilakukan di kawasan Taman Nasional Teluk Cendrawasih. Tapi tentu saja beragam kegiatan ini didukung oleh keberadaan beragam lokasi wisata sebagai berikut :

  • Pulau Rumberpon
  • Pulau Nusrowi
  • Pulau Mioswaar
  • Pulau Yoop
  • Pulau Roon

Akses Menuju Taman Nasional Teluk Cendrawasih

Jika ingin berkunjung ke Taman Nasional Teluk Cenderawasih, dapat menggunakan 3 jalur berbeda sebagai berikut:

  • Jalur Udara

Jalur udara sering dipilih oleh pengunjung dari luar Papua. Karena perlu mengawali penerbangan dari kota asal menuju ke Biak. Selanjutnya, dapat melanjutkan perjalanan menggunakan maskapai penerbangan menuju Nabire ataupun Manokwari.

  • Jalur Laut

Jalur laut dapat menkadi alternatif menuju TNTC, dengan menggunakan kapal dari kota asal menuju Nabire ataupun Manokwar, dilanjutkan dengan menaiki Long Boat selama 6 jam menuju Pulau Rumberpon yang merupakan salah satu bagian dari Taman Nasional Teluk Cenderawasih.

  • Jalur Darat

Jalur Darat menjadi pilihan masyarakat Papua ataupun wisatawan yang singgah lebih dulu di tempat lainnya di Papua. Jalur darat hanya tersedia dari Manokwari dan dilanjutkan perjalanan 3 jam menuju Ransinki. Setibanya di tempat ini, perlu menaiki boat selama 2,5 agar bisa tiba di kawasan TNTC.

Ancaman Terhadap Taman Nasional Teluk Cendrawasih

Kondisi Taman Nasiona Teluk Cendrawasih saat ini sedanh menghadapi beragam kerusakan, berupa ancaman alami hingga ancaman akibay kegiatan manusia. Berikut beberapa ancaman yang sering dialami Taman Nasional Teluk Cendrawasih.

  • Pengeboman serta penggunaan racun yang bisa merusak terumbu karang
  • Perubahan suhu serta iklim yang dapat mengganggu kehidupan terumbu karang
  • Minimnya pengawasan serta kurangnya patroli oleh penegak hukum pada kawasan taman nasional
  • Pembuangan sampah sembarangan dilaut serta sekitarnya oleh pihak tidak bertanggungjawab, misalkan sampah berbahan plastik
  • Tumpahan minyak dari kapal-kapal nelayan yang menyebabkan polusi laut.
fbWhatsappTwitterLinkedIn