Daftar isi
Setelah membahas mengenai cara menulis teks eksplanasi, kali ini kita akan membahas mengenai cara menulis teks eksposisi.
Teks eksposisi merupakan teks yang mengemukakan pendapat disertai fakta. Teks eksposisi banyak ditemukan di media massa. Teks eksposisi dapat berupa tajuk, esai, tanggapan kritis, dan tajuk rencana.
Teks eksposisi memiliki dua bagian penting. Pertama adalah gagasan atau pendapat dan yang kedua adalah fakta. Gagasan atau pendapat tersebut dapat berupa saran, komentar, bahkan sebuah dorongan. Fakta pada teks eksposisi berfungsi untuk memperkuat gagasan yang diutarakan.
Sebelum membahas cara menulis teks eksposisi. Kita akan mempelajari terlebih dahulu mengenal kaidah kebahasaan teks eksposisi.
Adapun kaidah teks eksposisi adalah sebagai berikut:
Misalnya ketika topik yang dibahas mengenai pendidikan, maka kata yang akan digunakan adalah anak didik, pendidikan karakter, sarana dan prasarana, minat bakat, akademik, dsb.
Jika topik yang dibahas mengenai pariwisata maka kata yang akan muncul misalnya wisatawan, objek wisata, wisatawan domestik, wisatawan asing.
Contohnya:
Pariwisata merupakan salah satu alasan mengapa banyak wisatawan asing datang ke Indonesia. Wisatawan asing menyukai keindahan alam Indonesia serta budaya Indonesia. Menurut Dirjen Pariwisata terdapat perbedaan objek wisata yang disukai oleh wisatawan asing dan wisatawan domestik.
Verba mental merupakan kata kerja yang mempraktikkan presepsi, afeksi, dan kognisi. Verba mental umumnya digunakan seseorang untuk mengekspresikan respon seseorang atas suatu keadaan.
Contoh dari verba mental antara lain: berpendapat, menyimpulkan, diharapkan, menduga, memikirkan, menolak, dan berasumsi.
Kata-kata yang menunjukkan hubungan kausalitas merupakan kata-kata yang menunjukkan hubungan sebab-akibat. Misalnya, oleh karena itu, karena, sebab, akibatnya, dan sebagainya.
Kronologis memiliki arti menurut urutan waktu. Artinya, kata-kata yang menunjukkan hubungan kronologis meruapakan kata-kata yang menyatakan waktu. Misalnya: kemudian, setelah itu, lalu, pada akhirnya.
Konjungsi pertentangan merupakan konjungsi yang menghubungkan kalimat yang sederajat tetapi berlawanan. Contoh dari konjungsi pertentangan antara lain: namun, tetapi, melainkan, sedangkan, akan tetapi, sebaliknya, berbeda halnya, padahal dsb.
Rujukan merupakan bahan sumber yang dipakai untuk mendapatkan keterangan lebih lanjut. Teks eksposisi seringkali memuat data rujukan, misalnya dengan menggunakan kata-kata: berdasarkan data ….., merujuk pada pendapat, menurut …., berdasarkan ….
Kata-kata persuasif merupakan kata-kata yang bersifat membujuk secara halus (meyakinkan). Contoh dari kata-kata persuasif misalnya, sebaiknya, hendaknya, hendaklah, diharapkan, harus, dan sebagainya.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, denotasi merupakan makna kata atau kelompok kata yang didasarkan atas penunjukan yang lugas pada sesuatu di luar bahasa atau yang didasarkan atas konvensi tertentu dan bersifat objektif. Makna denotasi merupakan makna sebenarnya, sehingga kata dengan makna denotasi merupakan kata dengan makna sebenarnya.
Misalnya:
Makna Denotasi | Makna Konotasi |
Banjir merupakan salah satu masalah yang belum dapat terselesaikan. Banjir kerap terjadi di beberapa kota di Indonesia. | Acara tersebut disambut oleh lautan manusia. |
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, pronomina merupakan kata yang dipakai untuk mengganti orang atau benda; kata ganti seperti aku, engkau, dia, kami, kita, mereka.
Dengan memahami kaidah kebahasaan teks eksposisi mempermudah kita untuk menulis sebuah teks eksposisi. Berikut ini cara menulis Teks Eksposisi
Dalam menulis teks eksposisi penting diperhatikan kaidah kebahasaan serta struktur teks eksposisi.
Berikut ini langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam menulis sebuah teks eksposisi.
Berikut ini langkah-langkah dalam menulis teks eksplanasi:
Menentukan isu yang akan dibahas
Menyusun kerangka teks
Mengembangkan teks menjadi teks yang utuh
Menyunting teks