Teori-teori Pertumbuhan Ekonomi Beserta Penjelasannya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Suatu negara yang memiliki pendapatan nasional yang tinggi idealnya tampak dari tingkat kesejahteraan masyarakatnya yang baik. Pendapatan nasional sebuah negara tak akan terwujud jika negara tidak mengalami pertumbuhan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi suatu negara ditandai dengan adanya dampak langsung terhadap kenaikan produksi barang maupun jasa, dan hal ini terwujud karena ada kegiatan ekonomi pada masyarakat negara tersebut. Kegiatan ekonomi ini menjadi faktor penting yang mempengaruhi pendapatan nasional.

Seiring perkembangan zaman, teori-teori pertumbuhan ekonomi satu per satu muncul. Para ahli ekonomi memiliki teorinya masing-masing terhadap pertumbuhan ekonomi. Teori-teori yang disampaikan ahli-ahli ini mengemukakan faktor-faktor yang berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi.

Teori pertumbuhan ekonomi terus berkembang mengikuti perkembangan zaman, berikut beberapa teori pertumbuhan ekonomi yang telah diusung oelh ahli-ahli ekonomi dunia beserta penjelasannya.

1. Teori Klasik

Teori pertumbuhan ekonomi klasik merupakan teori tertua yang dikemukakan oleh Adam Smith, teori ini muncul di abad ke-18. Teori pertumbuhan klasik menganggap bahwa pertumbuhan ekonomi negara dapat merosot jika populasi bertambah serta sumber daya semakin terbatas.

Teori klasik juga menjelaskan jika pertumbuhan ekonomi dapat mencapai kesuksesan jika menggunakan sistem liberal. Tokoh ekonomi yang mencetuskan pemikiran teori klasik ini tak hanya Adam Smith, namun ada juga David Ricardo dan Malthus.

Adam Smith adalah tokoh ekonomi yang menjadi pelopor sistem ekonomi kapitalisme, yaitu teori yang berpendapat bahwa populasi masyarakat yang semakin besar dapat menciptakan pertumbuhan ekonomi jika ada perluasan pasar dan spesialisasi di bidang pekerjaan, karena 2 hal tersebut dapat meningkatkan peroduktivitas pekerja.

David Ricardo memiliki teori yang sebaliknya, pertumbuhan penduduk jika terlalu tinggi dapat menciptakan banyak tenaga kerja, namun upah yang diterima oleh pekerja menurun bahkan hanya mencukupi kebutuhan hidup di level minimum.

Sedangkan teori Malthus berpendapat bahwa pertumbuhan penduduk sebenarnya adalah hasil proses pembangunan suatu negara. Pertumbuhan penduduk harus diiringi dengan meningkatnya kesejahteraan yang sebanding.

Malthus memiliki kesimpulan bahwa modal dan permintaan memiliki peranan di dalam pertumbuhan ekonomi. Jika tingkat akumulasi modal dan permintaan terhadap tenaga kerja juga meningkat, maka juga menjadi dorongan pertumbuhan penduduk. Namun pertumbuhan penduduk ini akan dibarengi dengan meningkatnya kesejahteraan dengan syarat pertumbuhan penduduk tersebut dapat meningkatkan permintaan secara efektif.

2. Teori Neoklasik

Teori pertumbuhan ekonomi Neoklasik dapat dikatakan sebagai penyempurnaan teori klasik Adam Smith. Robert Solow dan TW Swan adalah ahli ekonomi yang memperkenalkan teori ini, teori pertumbuhan ekonomi neoklasik ini disebut juga teori Solow-Swan.

Teori pertumbuhan ekonomi ini mengemukakan ada 3 poin penting yang memiliki pengaruh besar terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi. Ketiga poin tersebut adalah kekuatan ekonomi yang bisa menstabilkan pertumbuhan ekonomi, yaitu tenaga kerja, modal dan teknologi.

Dengan adanya jumlah tenaga kerja yang meningkat, jumlah pendapatan per kapita juga turut naik, namun hal ini juga membutuhkan adanya perkembangan teknologi modern. Karena jika tidak, maka peningkatan yang terjadi tidak memberi dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional.

Teori Neoklasik berpendapat meskipun ke-3 poin (tenaga kerja, modal, teknologi) adalah kekuatan ekonomi yang paling dibutuhkan agar terjadi pertumbuhan ekonomi, namun teori ini juga berpendapat jika keseimbangan hanya berlangsung sementara atau dalam jangka waktu yang pendek.

Harod Dumar seorang ahli ekonomi neoklasik mengatakan bahwa modal atau investasi adalah syarat yang penting untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang stabil atau kokoh. Karena dengan adanya pembentukan modal, maka produksi barang juga akan bertambah besar.

Sedangkan Schumpeter tidak memandang penduduk sebagai faktor utama dalam proses pertumbuhan ekonomi.

Schumpeter menitikberatkan kewirausahaan atau entrepreuneurship sebagai syarat terjadinya pertumbuhan ekonomi, kewirausahaan adalah faktor yang memunculkan inovasi dan dengan memanfaatkan teknologi maka tercipta berbagai lapangan kerja serta bermacam-macam produksi barang dan jasa yang mampu dikatakan sebagai pertumbuhan ekonomi.

3. Teori Ekonomi Baru

Teori pertumbuhan yang ke-3 adalah ekonomi baru, teori ini berfokus pada sumber daya manusia sebagai modal utama untuk meningkatkan produksi dan ekonomi nasional. Lucas dan Romer adalah ahli ekonomi yang mengungkapkan teori ini.

4. Teori Pertumbuhan Ekonomi Historis

Teori selanjutnya adalah teori pertumbuhan ekonomi historis, ada 4 ahli ekonomi yang memiliki pandangan ini. Teori ini beranggapan bahwa ada proses bertahap yang terjadi di masyarakat yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi.

Ahli-ahli yang mengemukakan pertumbuhan ekonomi historis membagi proses pertumbuhan ke beberapa tahap. Frederich List mengatakan bahwa proses pertumbuhan ekonomi ke dalam 4 tahapan yaitu fase bergantung kepada alam seperti berburu, fase beternak dan bercocok tanam dan yang ketiga kerajinan dan perniagaan.

Werner Sombart adalah tokoh ekonomi historis yang beranggapan bahwa kapitalisme adalah solusi untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi. Sombart membagi 3 tahapan pertumbuhan, yaitu perekonomian tertutup, kerajinan dan pertumbuhan dalam hal ini kapitalisme.

Tokoh selanjutnya adalah Walt Whitman Rostow, teori Rostow ini adalah teori pertumbuhan klasik yang memiliki tahapan paling banyak.

Ada 5 tahapan pertumbuhan yaitu tradisional yang fokus pada pertanian, ke dua tahap transisi dari pertanian ke industri yang termasuk produksi, yang ke tiga adalah tahap tinggal landas yang fokus pada sistem dan struktur sosial serta politik, tahap ke empat adalah tahap kedewasaan yaitu tahap di mana sumber daya manusia semakin maju dan juga fokus pada perdagangan.

Tahap ke 5 adalah fase yang lebih fokus pada konsumsi tinggi di masyarakat, sumber daya manusia lebih berkompeten dan kegiatan ekonomi lebih modern.

5. Teori Neokeynes

Teori pertumbuhan ekonomi yang ke-5 ini dikemukakan oleh Roy F Harrod dan Domar. Teori ini mengatakan, bahwa pertumbuhan ekonomi dapat terjadi jika ada 3 unsur yaitu modal, permintaan dan investasi.

Produksi nasional dapat meningkat jika ada peranan 3 unsur tersebut, dan hal ini akan berlangsung tak hanya dalam jangka waktu pendek namun berlanjur dalam jangka waktu menengah.

Teori ini memandang pertumbuhan ekonomi harus memiliki rencana jangka panjang, salah satunya mengatakan pentingnya untuk merawat aset seperti bangunan dan peralatan, pembiayaannya didapatkan dari menyisihkan pendapatan negara.

Kegiatan investasi juga menjadi salah satu faktor penting yang mendukung pertumbuhan ekonomi, modal dapat membantu meningkatkan produksi baik pada skala kecil, menengah dan besar. Teori ini sebenarnya adalah teori untuk menyempurnakan teori John Maynard Keynes.

fbWhatsappTwitterLinkedIn