5 Tipe Kekuasaan dalam Organisasi Menurut French dan Raven

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Hierarki kekuasaan dalam suatu organisasi memberikan konsekuensi tersendiri terhadap masing-masing anggotanya. Kekuasaan yang efektif akan mampu menumbuhkan motivasi para bawahan untuk melaksanakan tugasnya guna mencapai tujuan yang ditetapakan, dan juga sebaliknya.

Dalam suatu kekuasaan, hampir selalu berkaitan dengan berbagai praktik, seperti penggunaan rangsangan atau paksaan sebagai cara mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Selayaknya para pimpinan setidaknya mengupayakan sedikit penggunaan insentif dan koersif.

Kekuasaan didefinisikan sebagai kualitas yang melekat dalam suatu interaksi antara dua atau lebih individu, berupa kemampuan memengaruhi orang lain agar bersedia melakukan sesuatu sesuai instruksi atau perintahnya. Apabila setiap individu yang berinteraksi melakukan tindakan dalam rangka saling memengaruhi satu sama lain, maka dalam interaksi tersebut akan muncul suatu pertukaran kekuasaan.

Menurut French dan Raven, terdapat lima tipe kekuasaan dalam sebuah organisasi, diantaranya reward, coercive, expert, referent, dan legitimate.

Reward Power (Kekuasaan Balas Jasa)

Reward power merupakan tipe kekuasaan yang memusatkan perhatiannya pada kemampuan untuk memberikan imbalan, penghargaan atau ganjaran kepada bawahan atau pekerja atas hasil dari pekerjaan dan tanggung jawab yang telah dilakukannya.

Jenis kekuasaan ini akan terwujud dalam sebuah situasi atau keadaan yang memungkinkan orang lain menemukan sebuah kepuasan. Namun, akan melemah apabila reward (penghargaan) yang diberikan tidak mencapai tingkat kepuasan yang cukup bagi orang lain.

Tipe kekuasaan seperti ini timbul karena posisi atau jabatan yang dimiliki memungkinkannya untuk memberikan imbalan atau reward tersebut kepada orang yang berada di bawahnya. Reward di sini bisa berupa gaji, kenaikan jabatan (promosi), pujian, pengakuan, dan hal-hal menarik lainnya.

Coercive Power (Kekuasaan Paksaan)

Coercive power atau kekuasaan paksaan merupakan jenis kekuasaan yang cenderung memusatkan perhatiannya pada penggunaan hukuman atau ancaman dalam memengaruhi seseorang agar bersedia bertindak sesuai keinginannya.

Bisa dipastikan tiipe koersif berlaku apabila seorang bawahan merasa atasannya memiliki “lisensi” untuk menghukum dengan berbagai tugas yang sulit, cacian, makian, hingga tindakan pemotongan gaji.

Bisa dikatakan bahwa coercive power merupakan kebalikan dari reward power. David Lewless menyebutkan bahwa apabila tipe kekuasaan koersif terlalu sering digunakan oleh seorang pemimpin, akan berpotensi pada munculnya tindakan balas dendam dari bawahannya akibat perlakuan tidak adil yang diterimanya.

Referent Power (Kekuasaan Rujukan)

Kekuasaan rujukan merupakan jenis kekuasaan didasarkan pada suatu kekaguman, kesukaan, keteladanan, kepribadian, dan karisma dari seorang pemimpin. Dalam artian bahwa perasaan-perasaan tersebut timbul ketika seseorang mengidentifikasi orang lain yang memiliki kualitas seperti yang diinginkannya.

Singkatnya, seorang pemimpin akan memiliki referensi terhadap bawahannya yang mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawab atas pekerjaan yang diberikan kepadanya. Contoh dari tipe kekuasaan ini adalah Mahatma Gandhi, yang memimpin jutaan orang dengan kepribadian dan karismanya yang mengagumkan.

Expert Power (Kekuasaan Keahlian)

Bentuk kekuasaan yang didasarkan pada keahlian dan pengetahuan mendalam. Tipe ini memfokuskan diri pada suatu keyakinan bahwa seseorang yang memiliki kekuasaan pasti memiliki keahlian, pengetahuan, dan informasi lebih mengenai persoalan tertentu guna memenuhi peran dan tanggung jawab yang diemban.

Seorang pemimpin atau atasan akan dianggap memiliki suatu expert power mengenai persoalan tertentu, jika para bawahannya sering berkonsultasi serta menerima jalan pemecahan masalah yang diberikan pimpinan tersebut. Bill Gates adalah salah satu contoh pemimpin dengan expert power yang sudah diakui kemampuannya oleh para bawahannya.

Legitimate Power (Kekuasaan Sah)

Kekuasaan sah merupakan kekuasaan yang sesungguhnya (actual power), yaitu ketika seseorang melalui suatu kesepakatan diberikan sebuah hak untuk mengatur dan menentukan perilaku orang lain dalam suatu organisasi. Jenis kekuasaan ini masih bersandar pada struktur sosial dalam suatu organisasi, terutama nilai-nilai kultural yang ada dalam lingkungan tersebut.

Contoh nyata dari legitimate power adalah senioritas dalam organisasi, di mana seseorang yang dianggap lebih tua akan memiliki hak dan wewenang lebih, baik untuk memberikan perintah atau instruksi, kepada seseorang yang lebih muda darinya.   

fbWhatsappTwitterLinkedIn