5 Tokoh Jepang yang Menjajah Indonesia

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Indonesia pernah merasakan dijajah oleh negara yang terkenal dengan bunga sakura itu yakni Jepang. Awal mula penjajahan Jepang berawal dari ditandatanganinya perjanjian Kalijati. Perjanjian Kalijati sendiri adalah perjanjian yang berkaitan dengan penyerahan penjajahan Indonesia dari tangan Belanda ke Jepang.

Perjanjian ini dinamakan perjanjian Kalijati karena terjadi di Kalijati, Subang, Jawa Barat. Perjanjian Kalijati ditandatangani pada tanggal 8 Maret 1942. Dalam perjanjian tersebut, secara resmi Belanda menyerahkan kekuasaannya di Indonesia ke tangan Jepang. Dengan perjanjian ini juga menandakan berakhirnya kependudukan Belanda.

Masuknya jepang ke Asia Tenggara berkat dominasi Jerman dan Italia di Eropa. Serangan yang dilakukan Jerman ke Belanda membuat pemerintahan Belanda semakin melemah termasuk salah satunya kekuasaan Belanda di Indonesia.

Usaha Jepang memasuki Indonesia semakin terbuka lebar ketika Jerman memberikannya izin untuk membangun pangkalan militer di Asia Tenggara. Pada bulan Januari 1942, Jepang pertama kali mendaratkan kaki di Indonesia atau lebih tepatnya di Tarakan. Semenjak itulah, Jepang bertekad merebut wilayah Indonesia dari kekuasaan Belanda.

Jepang pun melancarkan aksinya dengan merebut kepercayaan masyarakat Indonesia. Mereka melancarkan semboyan yang biasa dikenal dengan propaganda tiga A. Propaganda tiga A meliputi Jepang Pemimpin Asia, Jepang Pelindung Asia dan Jepang Cahaya Asia.

Keadaan masyarakat Indonesia yang sudah lelah dengan perjajahan Belanda membuat mereka mudah mempercayai Jepang. Posisi Belanda pun kian terdesak hingga Belanda terpaksa menandatangani perjanjian Kalijati pada 8 Maret 1942.

Masa penjajahan Jepang tentunya tidak akan lepas dari sejumlah tokoh penting yang mengatur semua itu. Berikut ini sejumlah tokoh Jepang yang terlibat dalam penjajahan.

1. Hitoshi Imamura

Hitoshi Imamura tokoh Jepang yang terlibat dalam penjajahan Indonesia.

Hitoshi Imamura merupakan seorang Jenderal Angkatan Darat Kekaisaran Jepang pada saat Perang Dunia kedua. Ia juga menjadi sosok yang memimpin penjajahan di Indonesia. Ia lahir pada tanggal 28 Juni 1886 di Kota Sendai, prefektur Miyagi. Pada tahun 1907, Imamura lulus dari Akademi Angkatan Darat Kekaisaran Jepang dan ditugaskan sebagai letnan dua di infanteri.

Pada tahun 1917, ia kemudian diangkat sebagai seorang kapten dan dikirim ke Inggris. 10 tahun kemudian Ina diangkat menjadi atase militer untuk British India dan dipromosikan menjadi kolonel pada tanggal 1 Agustus 1930. Pada tahun 1940 sampai 1941, Imamura menjadi wakil inspektur Jenderal Pelatihan Militer yang merupakan pejabat paling kuat di Angkatan Darat Jepang.

Selanjutnya pada tahun 1941, Imamura diangkat menjadi panglima Angkatan Darat yang ke-16 di Jawa. Berawal dari sini ia memimpin Angkatan Darat Kekaisaran Jepang saat menjajah Hindia Belanda selama dua tahun.

Imamura menjadi salah satu yang mewakili Jepang dalam perjanjian Kalijati. Sementara itu dari pihak Belanda diwakili oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda yakni Tjarda Van Starkenborgh dan Panglima Angkatan Perang Hindia Belanda yakni Letnan Jenderal Hendrik Ter Poorten.

Isi dari perjanjian Kalijati sangat singkat yakni Belanda diminta untuk menyerahkan secara sepenuhnya wilayah kekuasaan di Indonesia kepada Jepang tapa Syarat. Kemudian Jenderal Ter Poorten mewakili Belanda untuk menyerahkan kekuasaannya kepada tentara ekspedisi Jepang yang dipimpin oleh Jenderal Hitoshi Imamura.

Setelah penyerahan tersebut, seluruh pemerintahan Hindia Belanda dirombak total. Di bawah kekuasaan Jepang ada tiga pemerintahan Militer Jepang yakni pemerintahan militer yang berpusat di Batavia, Makasar dan Bukittinggi. Untuk pusat pemerintahan sendiri dipimpin oleh kepala staf yang memiliki gelar Gunseikan.

Jenderal Hitoshi Imamura pernah terlibat pertempuran di Selat Sunda. Saat itu, pada tahun 1942, Jenderal Hitoshi Imamura bersama dengan pasukan Angkatan Darat ke-16, mengadakan konvoi dengan 50 buah armada kapal melintasi Selat Sunda.

Di saat yang bersamaan, kapal penjajah milik Amerika Serikat yakni USS Houston dan Kapal Australia HMAS Perth melintasi selat Sunda. Semula mereka mundur ke Tanjung Priok pada tanggal 28 Februari namun mendapatkan perintah untuk berlayar ke Cilacap melalui Selat Sunda.

Awalnya kapal perusak Belanda yakni HNLMS akan menjadi pengawal namun dinyatakan tidak siap sehingga keberangkatannya ditunda. Kapal USS Houston dan HMAS berangkat lebih dulu kemudian satu jam kemudian kapal HNLMS Evertsen menyusul. Pada pukul 22.00 pasukan sekutu barat bertemu dengan Jepang sehingga terjadi perang saling lempar torpedo.

Pasukan Barat kalah dari segi jumlah pasukan. Sementara itu, pasukan Angkatan Darat Jenderal Hitoshi Imamura dikawal oleh kapal perusak flotila ke-5 yang dipimpin oleh Laksamana Muda Kenzaboro Hara. Tidak hanya itu, pasukan Angkatan Darat juga dikawal oleh divisi kapal penjelajah ke-7 yang dipimpin oleh Wakil Laksamana Takeo Kurita.

Pertempuran sengit tak terelakan. Pada pertempuran itu 2 kapal angkut serta kapal penyapu ranjau milik Jepang tenggelam. Salah satu kapal angkut yang tenggelam yakni Ryujo Maru merupakan kapal yang ditumpangi oleh jenderal Imamura. Saat kapal tenggelam, Jenderal Imamura berhasil menyelamatkan diri dengan jalan melompat ke laut.

2. Yamamoto

Yamamoto, Tokoh Jepang yang terlibat dalam penjajahan Indonesia.

Yamamoto merupakan komandan Angkatan Laut Kekaisaran Jepang. Ia dilahirkan dengan nama Isoroku Takani di Nagaoka, Niigata. Nama Isoroko sendiri merujuk pada istilah lama Jepang yang memiliki arti 56. Nama ini merujuk pada usia ayahnya saat dia dilahirkan.

Pada tahun 1916, Isoroko mengganti namanya menjadi Yamamoto. Pemilihan nama Yamamoto ini dikarenakan nama tersebut menjadi nama yang dihormati dan tua dalam sejarah Jepang. Pada tahun 1901, Yamamoto memulai karirnya dengan memasuki Akademi Angkatan Laut di Etajima, Hiroshima.

Kemudian ia juga terlibat pada masa Perang Rusia-Jepang sebagai letnan muda di atas penjajap Nisshin di Pertempuran Tsushima melawan Angkatan Baltik Rusia. Akibat pertempuran itu, ia harus kehilangan kedua jari pada tangan kirinya.

Seusai perang, ia mengikuti beberapa kapal layar di seluruh Samudera Pasifik. Setelah menyelesaikan pendidikannya di Universitas Staf Angkata Laut, ia dilantik sebagai tanda tangan Skuardon Tempur Kedua dan diambil sebagai bagian keluarga Yamamoto. Setelah itu, ia kembali melanjutkan pendidikannya di Harvard dan dilantik sebagai komandan setelah kembali ke Jepang.

Pada tanggal 27 sampai 28 Februari 1942, Yamamoto terlibat operasi dalam pertempuran laut Jawa. Pertempuran laut Jawa terjadi begitu dahsyat. Baku hantam antara para kapal penjajah tidak dapat terhindar.

Kapal Jepang berhasil mengalahkan pasukan Kapal gabungan milik Belanda, Britania Raya dan Amerika Serikat. Dengan begitu, membuka peluang Jepang untuk merebut Jawa. Di saat yang sama pula, ia bertugas merancang serangan atas pearl harbor. Di mana saat itu, Yamamoto baru saja melakukan serangan bom di Darwin di Northern Territory.

3. Hirohito

Hirohito, tokoh Jepang yang terlibat dalam penjajahan Indonesia

Hirohito adalah seorang kaisar Jepang yang ke-124. Ia menjadi kaisar dengan masa kekuasaan terlama sepanjang sejarah Jepang yakni mulai tahun 1926 hingga 1989. Hirohito menjadi salah satu tokoh penting pada mas Perang Dunia II dan pembangunan kembali Jepang.

Pada masa Hirohito berkuasa ia menyaksikan berbagai pertentangan dan peperangan di dalam negeri. Peperangan tersebut dimulai dengan kericuhan yang terjadi karena pertentangan antara kelompok moderat dengan golongan kanan ultranasionalis yang didukung oleh militer khususnya Angkatan Darat saat itu.

Akibat dari kericuhan itu, sejumlah pejabat tinggi, tokoh penting negara hingga pengusaha terbunuh. Puncak dari kericuhan terjadi pada tanggal 26 Februari 1936 yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Danuri Aizawa dengan dibantu oleh 1500 Prajurit. Peristiwa kericuhan ini melibatkan Pangeran Yashuhiyi Chichibu sehingga Kaisar Hirohito langsung menangani kasus ini.

Ia memerintahkan pasukan Angkatan Bersenjata untuk menyelesaikan masalah. Sayangnya, insiden secara diam-diam didukung oleh kalangan Angkatan Darat khususnya dari kalangan ultranasionalis. Oleh sebab itu, pada tahun 1930, kalangan ultranasionalis dan militer berhasil menguasai pemerintahan sebagai pimpinan pemerintahan.

Jepang sudah dipastikan kalah dari peperangan melawan sekutu pada tahun 1945. Angkatan lautnya hampir habis sementara angkatan daratnya mulai kewalahan. Meskipun begitu, angkatan darat masih tetap ingin melanjutkan peperangan.

Tidak hanya itu, muncul ancaman pemberontakan komunis. Keadaan semakin tidak beres setelah dua kota di Jepang yakni Hiroshima dan Nagasaki dibom oleh sekutu pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1946.

Hal inilah yang kemudian membuat Kaisar memerintah untuk menghentikan peperangan pada konferensi yang digelar pada tanggal 10 Agustus 1945. Setelah didesak dari berbagai sisi, pada akhirnya Jepang menyatakan menyerah tanpa syarat kepada sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945.

4. Hideki Tojo

Hideki Tojo, Tokoh Jepang yang terlibat dalam penjajahan Indonesia

Hideki Tojo adalah seorang politikus dan Jenderal dari Tentara Kekaisaran Jepang. Ia juga pernah menjabat sebagai perdana menteri Jepang serta Presiden Asosiasi Asistensi untuk pemerintahan Kekaisaran. Ia lahir pada tanggal 30 Desember 1884.

Hideki Tojo adalah seorang anggota klik tentara Jepang yang mendorong Jepang terlibat dalam perang di akhir tahun 1930-an. Mulai tahun 1941, ia menjadi perdana menteri dan menguasai seluruh militer Jepang.

Kemudian dia digantikan pada tahun 1944, setelah Jepang mengalami berbagai kekalahan. Setelah perang berakhir, ia berencana menembak dirinya sendiri tepat di dada. Namun, rencana bunuh dirinya gagal.

Tojo dianggap sebagai penjahat perang dan diadili oleh Pengadilan Militer Internasional untuk Timur Jauh. Ia lalu divonis hukuman mati pada tanggal 12 November 1948 dan menerima hukuman gantung. Ia dinyatakan bersalah atas berbagai macam tuduhan seperti :

  • Perang dalam pelanggaran terhadap hukum internasional
  • Peperangan agresif melawan Amerika Serikat
  • Peperangan tak beralasan saat menghadapi Tiongkok
  • Mengadakan perang agresif melawan Persemakmuran Inggris, Belanda, Prancis dan masih banyak lagi.

5. Suzuki Kantaro

Suzuki Kantaro, tokoh Jepang yang terlibat dalam penjajahan Indonesia.

Suzuki Kantaro lahir pada tanggal 24 Desember 1867 di Prefektur, Osaka. Ia merupakan seorang perdana menteri Jepang yang ke 42. Ia menjabat mulai dari 7 April 1945 hingga 17 Agustus 1945. Namun sebelum itu, ia pernah menempati beberapa jabatan penting seperti wakil kementrian tingkatan laut Jepang, Komandan Armada, dan Kepala Staf Tingkatan Laut.

Suzuki Kantaro berhasil lolos dari insiden kudeta berdarah pada tanggal 26 Februari 1936. Insiden tersebut menewaskan pimpinan Jepang dan tokoh terkemuka saat huru hara politik itu terjadi.

fbWhatsappTwitterLinkedIn