Daftar isi
Tumbuhan endemik adalah tumbuhan yang hanya hidup secara alami di tempat tertentu dan menjadi ciri khas tempat tersebut. Indonesia memiliki banyak sekali tumbuhan endemik, berikut diantaranya:
1. Bunga Bangkai (Amorphophallus titanum)
Bunga bangkai merupakan tumbuhan asli Indonesia yang habitat aslinya adalah di hutan Sumatera. Tinggi bunga ini mencapai hampir 2 meter. Banyak yang mengira bunga bangkai sama dengan bunga rafflesia arnoldi.
Keduanya merupakan jenis tumbuhan yang berbeda. Bunga bangkai masuk kedalam jenis talas-talasan atau araceae. Sedangkan rafflesia arnoldi adalah tanaman parasit pada tumbuhan merambat tetrastigma.
Karena bunga bangkai merupakan jenis talas-talasan maka bunga ini pun memiliki umbi pada bagian bawahnya. Umbi milik bunga bangkai berukuran mencapai 117 kg.
Daun dan bunga tanaman ini memiliki fase yang berbeda. Fase daun membutuhkan waktu 1-2 tahun setelah itu umbu akan masuk ke fase dorman atau fase istirahat selama beberapa bulan. Barulah bunga bangkai mekar.
2. Rafflesia Arnoldii (Padma Raksasa)
Bunga Rafflesia Arnoldii pertama kali ditemukan pada tahun 1818 di hutan Sumatera oleh seorang pemandu Dr. Joseph Arnlod yang kala itu sedang melakukan ekspedisi bersama Thomas Stamford Raffles. Kemudian bunga itu diberi nama gabungan antara mereka berdua.
Rafflesia Arnoldii disebut juga denga padma raksasa. Bunga ini merupaka bunga parasit yang menempel pada inangnya yaitu tanaman merambat. Padma raksasa tidak dapat melakukan fotosintesis karena tidak memiliki daun sendiri. Tanaman ini memenuhi kebutuhan nutrisinya dengan mencuri nutrisi inangnya.
Padma raksasa memiliki 5 buah mahkota bunga yang akan mekar secara melebar. Ketika mekar diameter rafflesia arnoldii mencapa 50-70 cm dengan tinggi 50 cm dan bobot 11 kg. Dengan masa pertumbuhan bunga cukup lama yaitu 9 bulan namun bunga ini hanya mekar selama 5-7 hari.
Bunga ini menjadi langka karena putik dan benang sari tidak tumbuh pada satu tanaman serta belum tentu juga tanaman yang tumbuh berdekatan memiliki jenis kelamin yang berbeda. Benang sari dan putik juga tidak masak secara bersamaan. Sehingga kemungkinan kecil penyerbukan dibantu oleh lalat sangat kecil.
Putik dan benang sari padma raksasa ini ada pada bagian tengah yang berentuk mirip mulut gentong yang terbuka.
Meskipun mengeluarkan bau busuk namun Rafflesia Arnoldii tidak termasuk sebagai bunga bangkai juga bukan merupaka tanaman karnivora. Bau yang dihasilkan bukan untuk dimangsa melainkan untuk mengundang lalat guna membantu proses penyerbukan.
Banyak yeng mengira bunga Rafflesia hanya ada satu jenis. Hal ini salah karena Rafflesia memiliki beberapa jenis diantaranya adalah R. Bengkuluensis, R. Gadutensis, R.Kerrii, R.Keithii, R. Kemumu dll. Jenis R. Arnoldii adalah jenis yang paling besar.
Bunga Rafflesia Arnoldii bisa kamu lihat di Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), Pusat Pelatihan Gajah (PLG) Seblat di Kabupaten Bengkulu Utara, dan Padang Guci Kabupaten Kaur. TNBBS sendiri telah ditetapkan sebagai pusat konservasi bunga padma raksasa ini.
3. Kayu Cendana (Santalum album)
Kayu cendana adalah tanaman parasit yang sudah menjadi primadona sejak dahulu kala. Bahkan menarik bangsa Eropa untuk memburunya langsung ke Sandalwood Island (Sumba). Kayu ini mengeluarkan aroma yang harum dan memiliki banyak manfaat.
Pohon cendana banyak tumbuh di daerah Nusa Tenggara Timur. Cendana hidup menempel sebagai parasit di pohon akasia, albasia, Dalbergia, Inga, Pongamia, dan alang-alang.
Tidak semua kayu cendana langsung mengeluarkan aroma wangi hanya kayu yang sudah beumur ratusan tahunlah yang akan menghasilkan wewangian tersebut. Itulah alas an harga kayu ini sangat mahal hingga masuk kedalam kayu termahal di dunia.
Kayu cendana asli mengandung minyak yang sangat bernilai yaitu minyak atsiri. Bagian pohon cendana yang memiliki kandungan atsiri adalah kayu bagian dalam sebanyak 4-8%, ranting 2-4%, sedangkan kayu bagian terluarnya mengandung santanol, santanil, asetat 3%, dan hidrokarbon sebanyak 5%.
Jika kamu ingin membeli kayu ini kamu harus berhati-hati sebab ada beberapa oknum yang memalsukan kayu cendana. Cendana yang asli memiliki batang yang bulat dan berwarna kecoklatan, daun tunggal berbentuk elips dan lancip pad kedua ujungnya.
Tinggi maksimalnya 11-15 m, bunga berwarna merah dengan jumlah mahkota 4-5 buah, buah cendana berwana merah kehitaman dan berbentuk batu, diameternya 25-30 cm.
4. Kayu Eboni
Kayu eboni adalah kayu yang berasal dari pohon eboni yang merupakan tanaman endemic Sulawesi. Nama latin kayu eboni adalah Diospyros Celebica. Pohon ini tumbuh dan menyebar di wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, dan Gorontalo.
Kayu eboni memiliki kualitas yang sangat tinggi bahkan di Jepang kayu hitam ini dapat meningkatkan status sosial pemiliknya. Selain di Jepang kayu eboni juga terkenal di Eropa.
Pohon eboni dapat tumbuh di daerah dengan berbagai tipe tanah mulai dari tanah kapur, tanah berpasir, tanah liat hingga tanah berbatu. Meski dapat hidup di berbagai tempat kayu ini terus diburu karena memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi. Akibat perburuan inilah populasi kayu eboni saat ini sangat langka.
Yang membuat mahal kayu ini adakah tektur yang licin, halus, serta mudah dibentuk untuk dijadikan berbagai furniture rumah tangga dan hiasan dinding, Kayu ini juga tergolong awet dan berumur panjang karena mengandung ekstrak yang dapat membunuh rayap dan organism perusak kayu lainnya.
Kayu eboni memiliki warna yang tidak beraturan namun didominasi warna kemerah-merahan dan kehitam-hitaman. Pohon ini bisa tumbuh hingga tinggi 20-40 meter dan berdiameter 100 cm.
5. Matoa (Pometia pinnata)
Matoa adalah buah dari pohon matoa yang ada di tanah Papua. Daun dari pohon ini mirip dengan daun pohon rambutan hal ini karena keduanya masih dalam satu keluarga. Pohon ini tumbuh liar di hutan Papua dengan tinggi pohonnya 16 meter dan diameter 90 cm.
Rasa dari buah ini sangat unik seperti perpaduan antara tiga buah yaitu buah rambutan, kelengkeng, dab leci. Warna buah matoa muda berwarna hijau dan akan menguning kemudai berwarna merah kehitaman ketika masak.
Ada dua jenis buah matoa yaitu matoa kelapa dan matoa papeda. Perbedaan keduanya ada pada tekstur bauhnya. Buah matoa kelapa memiliki tekstur kenyal dan padat sedangkan matoa papeda bertekstur lebih lengket dan lembek.
Buah matoa memiliki kandungan glukosa yang cukup tinggi sehingga jika terlalu banyak memakan buah ini maka bisa memabukkan.
Selain itu matoa juga mengandung vitamin C dan E yang dapat meningkatkan daya tahun tubuh, antioksidan, meingkatkan kesuburan, menghilangkan stress, mencegah kanker, meminimalisirkan resiko sakit jantung.
Keunikan dari pohon matoa sendiri adalah pohonnya anti serangga sehingga buahnya tidak mudah rusak.
Penyebaran pohon matoa tidak hanya di Papu saja melainkan di seluruh Indonesia seperti Utara yang dikenal dengan buah pekam, di Minangkabau buah ini bernama langsek anggang, di Jawab Barat disebut leungsir dan kayu sapi.
Pohon matoa akan tumbuh dengan baik di tanah yang kering, lapisan tanah yang tebal, dan curag hujan tinggi.
6. Edelweis Jawa (Anaphalis javanica)
Tumbuhan perdu dari keluaga composiate ini hidup di dareah pegunungan seperti lawu, Semeru, Sindoro, Papandayan, Gede Pangrango, dan Merbabu. Bunga ini termasuk tanaman yang dilindungi jadi siapapun yang memetiknya akan dikenai sanksi.
Tanaman yang pertama kali ditemukan 200 tahun lalu memilki tinggi 4 meter. Namun pernah ditemukan tanaman edelweiss setinggi 8 meter dan berdiameter 15 cm di Gunung Sumbing.
Bunga ini mempunyai penampilan sangat indah yang memikat para pendaki. Tanaman edelweiss memiliki akar yang tumbuh secara horizontal sehingga menyukai tempat-tempat dengan permukaan untuk memenuhi kebutuhan oksigennya.
Bunga ini akan mekar stelah musin hujan berhenti yaitu sekitar bulan April- Agustus setiap tahunnya dan memiliki waktu mekar selama 10 tahun. Sebab itu edelweiss dijuluki sebagai bunga abadi. Meski dikenal sebagai bunga pegunungan namun bunga ini sebenarnya dapat hidup di tempat yang tandus.
Akar edelwis akan membentuk mikoriza dan memperluas jangkauannya untuk mencari zat hara.
Bunga ini memang di lindungi pemerintah yaitu dalam UU No 5 tahun 1990. Namun kamu tetap bisa meinkmatinya karena ada tempat budidaya edelweiss. Edelweis di budidayakan di Gunung Bromo di Jawa Timur. Kamu bisa membeli edelweiss secara legal di tempat ini.