Daftar isi
Additive manufacturing atau biasa juga dikenal dengan pencetakan 3D merupakan teknologi manufaktur aditif yang dapat mengkonstruksi objek 3 dimensi. Manufakur aditif menggunakan perangkat lunak CAD atau Computer Aided Design untuk dapat melakukan pemindaian objek 3D.
Nantinya objek dalam bentuk gambar yang dihasilkan perangkat lunak ini akan menjadi acuan bagi printer untuk menyusun material dalam bentuk geometris yang sesuai dengan desainnya. Additive manufacturing tidak terbatas pada pencetakan 3D melainkan juga rapid prototyping dan direct digital manufacturing. Kemajuan teknologi dalam bidang manufaktur ini telah menyebar dan dapat membantu dalam prosesnya.
ERP atau Enterprise Resource Planning merupakan sistem yang digunakan oleh suatu perusahaan untuk merancang dan mengelola sumber daya maupun data bisnis perusahaan termasuk kegiatan fungsional dan teknis perusahaan tersebut. Sebuah sistem ERP yang efektif tentunya akan menjadi kunci untuk menjalankan inovasi begitu pula dalam bidang manufaktur.
Sistem ERP akan membantu dalam proses monitoring material yang digunakan perusahaan untuk melakukan produksi melalui additive manufacturing. Data manajemen ERP akan melakukan monitoring produk mulai dari bahan baku, pengiriman dan keefektifan seluruh prosesnya.
Sistem ERP juga dapat berfungsi untuk mempersiapkan pesanan yang akan datang sehingga perusahaan dapat mempersiapkan dengan baik. Selain itu sistem ERP juga dapat menyediakan aplikasi yang menghubungkan discrete manufacturing dan process manufacturing sehinga dapat barang yang custom dengan komponen yang ada.
Manfaat dari additive manufacturing salah satunya adalah dapat membentuk lebih banyak desain dengan kemampuannya.
Tentunya teknik manufaktur konvensional dapat memproduksi barang dalam bentuk dan desain yang beragam namun berbeda dengan additive manufacturing karena dalam prosesnya akan lebih akurat.
Desain yang tidak dapat manufaktur buat dengan satu bongkahan bahan mentah dapat dibuat dengan teknologi ini.
Misalnya bentuk dengan lubang ditengah atau cekungan dapat dibuat dalam additive manufacturing tanpa perlu meleburkan komponen yang lain.
Seiring dengan prosesnya tanpa meleburkan komponen yang lain maka barang produksi yang dihasilkan juga akan lebih kuat karena tidak ada sambungan antar komponen.
Karena proses produksinya cenderung lebih cepat hal ini juga akan menekan biaya produksi. Umumnya salah satu faktor yang mempengaruhi penjualan adalah keterbatasan produksi, namun dengan teknologi ini hal tersebut tidak perlu dikhawatirkan lagi
Dalam additive manufacturing terdapat beberapa proses kerja, diantaranya adalah
Fotopolimerisasi merupakan proses dimana teknik ini memiliki fotopolimer dengan menyemburkan resin cair menggunakan polimerisasi yang diaktifkan dengan cahaya. Pada prosesnya bahan yang terkena akan mengalami reaksi kimia dan berefek menjadi lebih padat.
Binder jetting merupakan proses dimana cairan pengikat diendapkan untuk menggabungkan bahan untuk membentuk bagian 3D. Proses binder jetting ini dapat digunakan untuk bahan seperti logam, polimer dan keramik.
Directed energy deposition merupakan proses pembentukan objek 3D dengan melelehkan material. Pada proses pencetakan melibatkan sumber panas dan bahan baku yang diarahkan dan dikendalikan sehingga penggunaan material juga dapat lebih optimal.
Material extrusion merupakan teknik yang menggunakan filamen termoplastik yang berkesinambungan untuk membentuk objek 3D. Proses ini juga dinilai ramah pengguna dengan teknik pencetakan yang mudah dimengerti.
Material jetting merupakan proses yang mirip dengan printer inkjet umum yaitu dengan menyemburkan bahan material ke platform bangunan lalu disempurnakan dengan sinar ultraviolet.
Kelebihan pada proses produksi dengan additive manufacturing antara lain
Selain kelebihan proses additive manufacturing juga terdapat kekurangan yaitu
Terdapat beberapa industri yang menerapkan additive manufacturing diantaranya