Daftar isi
Sejarah bangsa Indonesia tidak terlepas dari keterlibatan bangsa Eropa yang pernah menguasai dan menjajah negara Indonesia. Kedatangan bangsa asing tersebut ke tanah Indonesia bukanlah tanpa sebab.
Perlu diketahui pada awal mula kedatangan mereka disambut dengan sangat baik oleh bangsa Indonesia. Namun setelah diketahui ternyata kedatangannya tersebut yakni ingin menguasai tanah air terjadilah perlawanan di hampir seluruh daerah di Indonesia.
Ada banyak faktor dan sebab mengapa bangsa asing, terutama bangsa Eropa datang hingga akhirnya menjajah Indonesia. Kedatangan bangsa asing tersebut ketika Indonesia sedang dikuasai oleh Kerajaan Islam.
Menurut sejarah, bangsa Eropa datang ke Asia Tenggara sekitar awal abad ke-16 hingga akhirnya sampai ke Indonesia. Semula mereka berniat melakukan perdagangan namun siapa sangka jika bangsa asing tertarik dengan kekayaan alam terutama rempah-rempah yang terdapat di Indonesia.
Sehingga banyak bangsa asing yang datang ke Indonesia ingin menguasai sumber daya alam di negara ini. Lalu apa sebenarnya alasan bangsa asing menjajah Indonesia?
Pada tahun 1453, Kekaisaran Turki Usmani yang dipimpin oleh Sultan Muhammad II berhasil menguasai Konstatinopel dari kekuasaan Kekaisaran Romawi. Akibatnya banyak para pedagang Eropa berusaha mencari jalur perdagangan lain di luar kawasan Laut Tengah.
Sebelumnya Konstatinopel menjadi tempat bagi orang Eropa untuk memperoleh rempah-rempah. Dengan dikuasainya Konstatinopel oleh Kekaisaran Turki Usmani membuat bangsa Eropa mencari sendiri sumber rempah di tempat lain dengan melakukan penjelajahan samudera.
Pelayaran yang dilakukan oleh bangsa Eropa tidak terlepas dari adanya revolusi industri. Berawal dari penemuan mesin uap yang kemudian ditemukan teknologi baru lainnya di Eropa membuat bangsa tersebut menjadi bangsa maju.
Penemuan di bidang transportasi baik darat maupun laut khususnya kapal membuat bangsa Eropa mulai melakukan pelayaran menemukan daerah baru penghasil rempah-rempah salah satunya Indonesia.
Saat Renaissance ilmu pengetahuan dan juga teknologi mengalami perkembangan yang amat pesat, seperti:
Terdapat teori Heliosentris yang dikemukaan oleh Copernicus salah satunya mengenai bahwa bentuk bumi tidak rata namun bulat. Hal ini membuat banyak bangsa Eropa tertarik untuk membuktikannya.
Teknik pembuatan pada kapal mengalami peningkatan sehingga dapat digunakan untuk mengarungi samudera sekalipun. Bahkan ditemukan juga misiu yang digunakan sebagai senjata guna melindungi kapal dari bajak laut dan lain sebagainya saat kapal melakukan pelayaran.
Telah ditemukannya kompas yang berguna sebagai petunjuk arah. Sebelumnya para pelaut masih menggunakan bintang sebagai petunjuk arah, dan terkadang menjadi sulit apabila bintang tidak terlihat.
Gold yang berarti mencari kekayaan dalam hal ini rempah-rempah. Pada abad ke-15, rempah-rempah menjadi barang yang sangat berharga dan mahal. Sebagai pembanding harga rempah-rempah setara dengan harga emas (gold).
Gospel berarti menyebarkan agama Nasrani. Saat melakukan penjelajahan untuk mencari rempah-rempah, bangsa Eropa juga menyebarkan agama Nasrani di wilayah yang sedang dikuasai. Tugas tersebut merupakan tugas suci dan harus dilaksanakan ke seluruh dunia, dan yang mempelopori tugas tersebut yakni bangsa Portugis.
Glory yang artinya mencari kejayaan. Di Eropa terdapat sebuah anggapan jika suatu negara memiliki banyak tanah jajahan, maka negara tersebut termasuk sebagai negara yang berjaya. Tidak heran jika banyak negara-negara di Eropa berlomba-lomba melakukan penjajahan ke sejumlah negara di belahan dunia.
Bagi bangsa Eropa rempah-rempah memiliki daya tarik tersendiri dari segi cita rasa. Rempah-rempah dijadikan sebagai pengawet makanan hingga obat-obatan, penguburan jenazah, pewangi ruangan dan lain sebagainya.
Bangsa Eropa pertama yang berhasil mencapai Indonesia berasal dari Portugal dan tempat pertama yang dikunjungi adalah Maluku. Di bawah pimpinan Afonso de Albuquerque, Portugis berhasil menguasai Malaka (1511) dan Ternate (1512) dengan melakukan perjanjian dengan Kerajaan Ternate.
Berhasil menguasai Malaka, Potugis ingin menguasai Sumatera yang memiliki ladang lada terbesar. Akan tetapi usahanya gagal oleh Kerajaan Aceh.
Di pulau Jawa, bangsa Portugis mendapat sambutan yang baik oleh penduduk Pasuruan dan Blambangan. Sedangkan di tempat lain Portugis hanya berhasil menetap di Timor.
Kedatangan bangsa Spanyol tidak jauh berbeda dengan bangsa Portugis. Bangsa Spanyol datang ke Tidore setelah melewati Filipina dan Kalimantan Utara. Kedatangannya disambut dengan baik oleh Kerajaan Tidore, sebab kerajaan tersebut sedang terlibat persaingan ekonomi dengan Kerajaan Ternate yang sebelumnya telah bekerja sama dengan bangsa Portugis.
Kedatangan Spanyol tentu menjadi hambatan bagi Portugis untuk menguasai rempah-rempah di dunia, hingga dibuatlah Perjanjian Saragosa yang berisi:
Daerah utara garis Saragosa merupakan kekuasaan Portugis.
Daerah selatan garis Saragosa merupakan kekuasaan Spanyol.
Dengan adanya perjanjian tersebut maka Spanyol harus kembali ke Filipina dan melepaskan Kerajaan Tidore.
Kedatangan bangsa Inggris sebenarnya sudah terjadi sejak tahun 1579 yang dipimpin oleh F. Drake di Ternate. Namun Inggris melakukan pengiriman penjelajah lainnya melalui kongsi dagang East Indian Company (EIC). Bahkan pemerintah Inggris memberikan hak istimewa kepada EIC.
Pedagang Inggris banyak melakukan perdagangan di Kalimantan, Ambon, Makassar, Banda, dan Jakarta. Bangsa Inggris yang dipimpin oleh Thomas Stamford Raffles berhasil merebut kekuasaan Belanda di Indonesia dengan Perjanjian Tuntang.
Dari perjanjian tersebut, Raffles memberikan kesempatan bagi rakyat Indonesia melakukan perdagangan bebas.
Tujuan dari kedatangan bangsa Belanda ke Indonesia tidak jauh berbeda dengan bangsa Eropa lain yang terlebih dahulu tiba di tanah air. Selain itu, peperangan antara Belanda dengan Spanyol selama 80 tahun membuat Belanda berusaha mencari daerah jajahan baru.
Kedatangan Belanda dipimpin oleh Cornelis de Houtman di Banten pada tahun 1596, akan tetapi mereka diusir karena bersikap sombong dan kasar. Belanda tidak menyerah, dengan dipimpin oleh Jacob van Heck pada tahun 1598 Belanda berhasil sampai ke Indonesia dan mendirikan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) pada 20 Maret 1602.