Teori Heliosentris: Pengertian, Sejarah, dan Prinsipnya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Tata Surya atau alam semesta selalu menarik perhatian dan memberikan banyak pertanyaan. Kendati berbagai penelitian sudah dilakukan dan telah melahirkan banyak penemuan, namun masih banyak yang belum terkuak. Alam semesta yang sangat luas ini seperti menyimpan banyak misteri yang belum manusia ketahui. 

Berbagai teori tentang alam semesta telah banyak dikemukakan oleh para ahli. Diantaranya teori tentang sistem Tata Surya. Ada sebuah teori penting dalam perkembangan dunia astronomi tentang Tata Surya, yaitu Teori Heliosentris

Pengertian Teori Heliosentris

Teori heliosentris adalah sebuah teori yang menyatakan bahwa Matahari merupakan pusat dari Tata Surya, Bumi dan planet-planet lain mengelilinginya melalui orbit yang berbentuk lingkaran. Teori ini dianggap sebagai penemuan revolusioner bagi astronomi dan sains modern. Teori ini juga disebut-sebut sebagai teori yang sangat penting sepanjang masa.

Teori heliosentris dikemukakan oleh Nicolaus Copernicus melalui karyanya yang berjudul De Revolutionibus Orbium Coelestium. Teori dari Copernicus ini merupakan teori baru yang berbeda dengan teori-teori sebelumnya yang pernah ada. Sehingga pihak gereja menentangnya karena bertentangan dengan doktrin resmi gereja. Tulisan dari Nicolaus Copernicus tidak diperkenankan untuk dipublikasikan hingga tahun kematiannya, yaitu tahun 1543.

Biografi Singkat Nicolaus Copernicus

Nicolaus Copernicus
Nicolaus Copernicus

Nicolaus Copernicus lahir di Toruń, Polandia, 19 Februari 1473. Ayahnya seorang saudagar bernama Nicolaus Copernicus Sr. dan Ibunya Barbara Watzenrode. Nicolaus merupakan anak bungsu dari empat bersaudara. Saat usia Nicolaus 11 tahun ayahnya meninggal dunia, maka Nicolaus dan saudara-saudaranya diasuh oleh paman mereka yang bernama Lucas Watzenrode

Masa kecil dan pendidikan dasarnya dihabiskan di Toruń, kota kelahirannya. Kemudian melanjutkan pendidikan di Chełmno, kota yang tidak jauh dari Toruń. Di sana dia mulai belajar Bahasa Latin dan membaca karya-karya dari penulis kuno. 

Saat usianya 18 tahun, dia pindah ke Kota Kraków, yang merupakan ibu kota Polandia. Di kota tersebut dia belajar di universitas dan mengejar keinginannya untuk mempelajari astronomi. Pamannya, Lucas Watzenrode, yang saat itu menjadi Uskup di Warmia, meminta Nicolaus pindah ke Kota Frombork (sebuah kota yang ada di Laut Baltik). Lucas Watzenrode menginginkan supaya Nicolaus menjadi staff katedral.

Namun, Nicolaus berhasil membujuk pamannya agar mengizinkan dia untuk mempelajari hukum gereja, kedokteran, serta matematika di berbagai universitas di Kota Bologna dan Padua, Italia. Saat itu usia Nicolaus 23 tahun dan sedang dalam keadaan sangat haus akan ilmu pengetahuan.

Di Italia, Nicolaus bergabung dengan astronom Domenico Maria Novara dan filsuf Pietro Pomponazzi, yang mana menurut sejarawan Stanisław Brzostkiewicz ajaran Pomponazzi telah membebaskan pikiran Nicolaus sebagai seorang astronom muda dari pengaruh ideologi abad pertengahan. Dia terus mempelajari karya-karya para astronom zaman dulu di setiap waktu luangnya.

Sepulangnya dia dari Italia, Nicolaus kemudian dilantik oleh pamannya menjadi sekretaris, penasihat, dan dokter pribadinya. Selama sepuluh tahun dia menjabat macam-macam kedudukan administratif agama maupun sipil. Kesibukannya tidak menghentikan dia untuk terus melakukan penelitian tentang bintang dan planet. Dia terus mengumpulkan bukti-bukti yang dapat mendukung teorinya bahwa bumi berputar mengelilingi matahari, dan bumi bukanlah sebagai pusat dari tata surya. Teori tersebut yang kini dikenal sebagai Teori Heliosentris. 

Nicolaus Copernicus meninggal dunia pada tanggal 24 Mei 1543. Selama hidupnya dia mendedikasikan diri untuk berbagai keilmuan yaitu matematika, astronomi, hukum kanon, kedokteran, serta ekonomi. Atas kecintaannya pada astronomi serta teorinya yang revolusioner, Nicolaus dijuluki sebagai Bapak Astronomi Modern.

Sejarah Teori Heliosentris

Pada masa sebelum masehi (SM) manusia mengira bahwa Bumi merupakan pusat dari alam semesta. Benda-benda langit lain dinyatakan berputar mengelilingi Bumi pada orbitnya masing-masing yang berbentuk lingkaran. Namun terdapat berbagai kekurangan atas teori tersebut. Akan tetapi ilmuwan pada saat itu belum mampu menjelaskan jawaban dari kekurangan-kekurangan tersebut. 

Nicolaus Copernicus memang disebut sebagai perumus dari teori heliosentris, namun sebelumnya telah ada beberapa ilmuwan yang mengusulkan teori bahwa Bumi bukanlah pusat dari alam semesta. Ada yang menyebutkan teori ini telah ada sejak abad ke-7 SM. Sempat juga ditemukan sebuah manuskrip di India, namun tidak diketahui siapa pengarangnya.

Berikut adalah sejarah teori heliosentris dari awal hingga menjadi sebuah teori modern yang dikemukakan oleh Nicolaus Copernicus::

  1. Philolaus

Philolaus adalah seorang filsuf Yunani yang bermazhab Phytagoras yang hidup pada abad ke-4 SM. Dia merupakan filsuf Phytagoras pertama yang mengeluarkan karya tulis.

Philolaus mengusulkan sebuah teori yang menyebutkan bahwa semua planet dan Matahari berputar di sekitar api sentral. Dia tidak menyebutkan Bumi maupun Matahari sebagai pusat dari alam semesta.

  1. Aristarchus

Pada abad ke-3 SM, Aristarchus yang merupakan seorang astronom dari Samos, Yunani, mengusulkan teori heliosentris. Aristarchus adalah pengusul dari teori heliosentris pertama yang diketahui atau yang tertulis dalam sejarah. Menurutnya, bintang-bintang serta Matahari berada  pada tempatnya di langit dalam posisi yang tetap. Sedangkan Bumi dan planet-planet lain bergerak mengelilingi Matahari dengan menggambarkan orbit berbentuk lingkaran.

Namun teori dari Aristarchus ini tidak memberikan dampak pada dunia saat itu yang masih mempercayai teori geosentris.

  1. Nicolaus Copernicus

Nicolaus Copernicus yang dianggap sebagai pencipta dari teori heliosentris, karena dia menjelaskan rumusan teorinya secara luas. Berdasarkan karyanya yang berjudul De Revolutionibus Orbium Coelestium yang baru diterbitkan setelah kematiannya di tahun 1543. Maka berakhirlah teori geosentris dan dunia menerima teori baru bahwa Bumi bukanlah pusat dari alam semesta.

Di masa selanjutnya teori heliosentris didukung dan diperluas oleh ilmuwan-ilmuwan lain. Diantaranya ada ilmuwan terkenal yaitu Johannes Kepler dan Galileo Galilei.

Prinsip Umum Teori Heliosentris

Teori heliosentris didasarkan pada beberapa prinsip, yaitu:

  1. Benda-benda langit tidak berputar di sekitar satu titik
  2. Pusat Bumi adalah pusat bulatan Bulan yaitu orbit Bulan (Bulan berputar mengelilingi Bumi)
  3. Semua planet berputar mengelilingi Matahari dan berada di dekat pusat alam semesta
  4. Jarak antara Bumi dan Matahari adalah sebagian kecil dari jarak ke bintang-bintang, jadi tidak ada paralaks (perubahan kedudukan) yang diamati dari bintang-bintang tersebut
  5. Bintang-bintang tidak tergoyahkan, yakni pergerakannya terhitung harian dan disebabkan oleh rotasi harian Bumi 
  6. Bumi berputar dan bergerak mengelilingi Matahari sehingga menyebabkan adanya migrasi tahunan Matahari. Artinya Bumi juga memiliki lebih dari satu gerakan
  7. Gerak orbit Bumi mengelilingi Matahari mengakibatkan adanya kemunduran yang searah dengan pergerakan planet-planet

Perbedaan Antara Teori Heliosentris Dan Geosentris

Sebelum adanya teori heliosentris, dunia mempercayai teori sebelumnya, yaitu teori geosentris. Teori geosentris menyatakan bahwa Bumi adalah pusat dari alam semesta, di mana Matahari dan benda langit lainnya berputar mengelilingi Bumi. Lalu apa saja perbedaan antara teori heliosentris dan teori geosentris?

Berikut adalah perbedaan antara teori heliosentris dan teori geosentris:

NoTeori Heliosentris Teori Geosentris
1Matahari sebagai pusat Tata Surya (alam semesta)Bumi sebagai pusat Tata Surya (alam semesta)
2Bumi dan planet-planet lain berputar mengelilingi Matahari, dan Bulan berputar mengelilingi BumiBenda-benda langit termasuk Bulan, Matahari, dan planet berputar mengelilingi Bumi pada orbitnya
3Bumi berputar pada porosnya, sehingga memberi kesan bahwa bintang-bintang yang bergerakBintang-bintang berputar mengelilingi Bumi
4Diyakini oleh Philolaus, Aristarchus, Nicolaus Copernicus, Johannes Kepler, dan Galileo GalileiDiyakini oleh Amaximandaros, Aristoteles, Hipparchus, dan Ptolomeus
Tabel perbedaan teori geosentris dan teori heliosentris
fbWhatsappTwitterLinkedIn