Daftar isi
Pencak Silat adalah seni bela diri tradisional yang berasal dari Nusantara, wilayah yang mencakup Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Pencak Silat adalah gabungan antara seni gerak, olahraga, dan aspek spiritual yang erat terkait dengan budaya dan sejarah masyarakat di kawasan tersebut.
Pencak Silat memiliki berbagai macam aliran atau perguruan dengan gaya dan karakteristik yang berbeda-beda. Setiap aliran atau perguruan memiliki teknik-teknik khas, gerakan, serangan, pertahanan, dan filosofi yang membedakannya. Meskipun demikian, umumnya Pencak Silat melibatkan penggunaan tangan kosong, tendangan, serangan dengan bagian tubuh lainnya, serta penggunaan senjata tradisional seperti keris, golok, pedang, dan tongkat.
Selain sebagai bentuk bela diri, Pencak Silat juga memiliki nilai-nilai budaya, etika, dan filosofi yang mendalam. Dalam praktiknya, Pencak Silat tidak hanya melatih fisik dan keterampilan bertarung, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai seperti disiplin, kejujuran, kepercayaan diri, kesabaran, serta menghormati dan menjaga keseimbangan dengan alam dan lingkungan sekitar.
Aliran Pencak Silat
Ada banyak aliran atau perguruan Pencak Silat yang beragam di Indonesia dan wilayah sekitarnya. Berikut adalah delapan contoh aliran Pencak Silat yang cukup terkenal:
1. Persaudaraan Setia Hati Terate
PSHT adalah singkatan dari “Persaudaraan Setia Hati Terate”. Persaudaraan Setia Hati Terate adalah sebuah perguruan bela diri tradisional yang berasal dari Indonesia. PSHT didirikan pada tahun 1930 oleh Ki Ngabehi Soeromihardjo. Pada tahun 1917 PSHT berubah nama menjadi Persaudaraan Setia Hati.
PSHT menggabungkan elemen Pencak Silat, seni bela diri tradisional Indonesia, dengan nilai-nilai budaya, spiritualitas, dan filosofi Jawa. Tujuan utama PSHT adalah untuk mengembangkan kemampuan fisik dan mental anggota, serta memupuk sikap disiplin, kejujuran, persaudaraan, dan pengabdian kepada bangsa dan negara.
Dalam PSHT, terdapat berbagai macam gerakan dan teknik Pencak Silat yang diajarkan kepada para anggota. Latihan Pencak Silat dalam PSHT meliputi teknik pukulan, tendangan, tangkisan, lemparan, kuncian, dan pertahanan diri. Selain itu, PSHT juga mengajarkan prinsip-prinsip moral dan etika yang melandasi praktik bela diri, serta nilai-nilai kebersamaan dan pengembangan diri.
2. Pencak Silat Pagar Nusa
Pagar Nusa merupakan singkatan Pagar NU dan Bangsa. Aliran pencak silat ini sudah sejak dahulu ada di dalam lingkungan pesantren Nahdlatul Ulama. Dalam lingkup NU sendiri memiliki banyak jenis aliran silat salah satunya Pagar Nusa yang didirikan pada tahun 1986.
Dalam Pagar Nusa sendiri terdapat beberapa jenis diantaranya Pagar Nusa Gasmi, Pagar Nusa Satria Perkasa Sejati, Pagar Nusa Batara Perkasa, dan lain-lain. Pencak Silat Pagar Nusa menggabungkan unsur-unsur bela diri, seni, dan spiritualitas.
Tujuan utama dari aliran ini adalah untuk melatih dan mengembangkan fisik, mental, dan spiritual para anggotanya. Pagar Nusa juga mengajarkan nilai-nilai kejujuran, disiplin, keberanian, dan rasa persaudaraan.
Teknik-teknik dalam Pencak Silat Pagar Nusa meliputi gerakan dasar, tangkisan, pukulan, tendangan, lemparan, kuncian, dan penggunaan senjata tradisional. Aliran ini juga mengajarkan berbagai bentuk gerakan seni, seperti tari-tarian dan penampilan seni bela diri yang atraktif.
3. Pencak Silat Merpati Putih
Pencak Silat Merpati Putih dilakukan dengan tangan kosong atau tanpa senjata maupun alat. Merpati Putih sendiri merupakan singkatan dari “Mersudi Patitising Tindak Pusakane Titising Hening” yang artinya adalah “Mencari sampai mendapatkan kebenaran dengan ketenangan.
Anggota yang bergabung dengan Pencak Silat Merpati Putih diharapkan dapat mensinergikan hati dan pikiran dalam setiap perbuatan. Aliran pencak silat ini sudah berkembang dan banyak dipelajari oleh masyarakat Indonesia.
Pencak Silat Merpati Putih menggabungkan unsur-unsur fisik, mental, dan spiritual dalam latihan dan ajarannya. Tujuan utama dari aliran ini adalah untuk membentuk karakter yang kuat, menjaga kesehatan, serta mengembangkan keterampilan bela diri dan kepekaan spiritual.
Latihan dalam Pencak Silat Merpati Putih meliputi gerakan-gerakan bela diri, teknik pukulan, tendangan, kelincahan, serta penggunaan senjata tradisional. Selain itu, aspek meditasi, pernapasan, dan kehidupan sehari-hari yang seimbang juga menjadi bagian penting dalam filosofi Merpati Putih
4. Pencak Silat Perisai Diri
Pencak Silat Perisai Diri didirikan pada tanggal 2 Juli 1955 di Surabaya, Jawa Timur. Perisai diri menjadi salah satu aliran pencak silat tertua di Indonesia yang didirikan oleh RM Soebandiman Dirdjoatmodjo, beliau merupakan putra bangsawan Keraton Paku Alam.
Pencak Silat Perisai Diri menekankan pada pengembangan karakter, kekuatan fisik, dan keterampilan bela diri. Pencak Silat Perisai Diri memiliki prinsip-prinsip dasar yang meliputi pembentukan kepribadian yang kuat, kedisiplinan, penghargaan terhadap nilai-nilai moral, serta pembinaan kesehatan jasmani dan rohani.
Aliran ini juga mengajarkan teknik-teknik bela diri yang meliputi pukulan, tendangan, kuncian, lemparan, dan penggunaan senjata tradisional.
5. Pencak Silat Tapak Suci Putera Muhammadiyah
Pencak Silat Tapak Suci merupakan aliran seni bela diri yang berada dibawah naungan Muhammadiyah. Aliran pencak silat ini juga merupakan organisasi otonom Persyarikatan Muhammadiyah yang berdasarkan kuat pada akidah Islam dengan tujuan dapat mengajarkan ajaran Islam kepada anggotanya.
Pencak Silat Tapak Suci Putera Muhammadiyah memiliki seragam khas yang terdiri dari baju merah dengan ikat pinggang berbagai warna yang memiliki makna tingkatan tertentu sebagai penanda identitasnya.
Aliran ini memiliki misi untuk membentuk generasi muda yang kuat secara fisik, mental, dan spiritual, serta menerapkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari. Selain sebagai seni bela diri, Silat Tapak Suci Putera Muhammadiyah juga merupakan wadah pengembangan karakter, kejujuran, dan kebaikan.
Silat Tapak Suci Putera Muhammadiyah telah berkembang dan memiliki anggota serta cabang di berbagai wilayah di Indonesia. Aliran ini terus berperan dalam melestarikan budaya dan warisan seni bela diri Indonesia dengan pendekatan yang berlandaskan pada ajaran agama Islam
6. Pencak Silat Cimande
Pencak Silat Cimande adalah salah satu aliran atau perguruan seni bela diri tradisional Indonesia yang berasal dari daerah Cimande, Jawa Barat. Aliran ini memiliki akar sejarah yang panjang dan diwariskan secara turun-temurun melalui generasi-generasi.
Pencak Silat Cimande menekankan pada teknik-teknik bela diri yang mengutamakan kecepatan, ketepatan, dan kekuatan dalam setiap gerakan. Aliran ini menggabungkan gerakan-gerakan yang halus dan efektif, serta memanfaatkan kekuatan tubuh dan energi dalam melawan lawan.
Gerakan-gerakan dalam Pencak Silat Cimande meliputi pukulan, tendangan, kuncian, lemparan, dan teknik bertahan dari serangan lawan. Selain itu, aliran ini juga mengajarkan penggunaan senjata tradisional seperti keris, tongkat, atau golok.
Pencak Silat Cimande memiliki prinsip-prinsip dasar yang meliputi postur tubuh yang tegap, kelincahan, kekuatan dalam setiap gerakan, serta pengembangan mental dan spiritual. Selain sebagai seni bela diri, aliran ini juga mengajarkan nilai-nilai moral, pengembangan karakter, dan disiplin diri.
7. Ikatan Keluarga Silat Putra Indonesia
Ikatan Keluarga Silat Putra Indonesia atau IKSPI merupakan aliran bela diri yang berpusat di Madiun, Jawa Timur. Pencak silat ini beraliran kung fu dalam gerakan bela dirinya namun dalam kerohaniannya lebih cenderung ke Banten.
Pada tahun 1980, IKSPI didirikan oleh R. Totong Kiemdarto, beliau mempelajari gerakan bela diri kung fu aliran utara dan selatan dari pendekar aliran kung fu beretnis Tionghoa yang ada di Indonesia. Seiring dengan perkembangannya, aliran pencak silat ini memberi tambahan dalam namanya yakni “Kera Sakti” karena masyarakat lebih mengenal jurus keranya dari nama perguruannya.
8. Himpunan Anggota Silat Dasar Indonesia
Himpunan Anggota Silat Dasar Indonesia (HASDI) merupakan aliran seni bela diri yang bersumber dari Bapak RS. Hasdijatmiko sendiri berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki beliau.
Aliran pencak silat ini merupakan teknik asli atau orisinil karena bukan merupakan penggabungan dari berbagai aliran seperti yang ada dalam beberapa perguruan silat lainnya. Tujuan teknik Pencak Silat HASDI adalah kepentingan membela diri demi ibadah.
Tujuan Pencak Silat
Tujuan Pencak Silat dapat bervariasi tergantung pada individu atau organisasi yang terlibat. Secara umum, berikut adalah beberapa tujuan umum dari praktik pencak silat:
1. Bela Diri
Pencak Silat adalah seni bela diri tradisional yang mengajarkan teknik-teknik pertahanan diri. Tujuan utamanya adalah untuk melatih kemampuan fisik, kelincahan, dan kekuatan agar seseorang dapat melindungi diri sendiri atau orang lain dalam situasi yang membutuhkan.
2. Kesehatan dan Kebugaran
Latihan pencak silat melibatkan gerakan fisik yang intens, termasuk pukulan, tendangan, dan gerakan tubuh lainnya. Tujuan kesehatan dan kebugaran dalam pencak silat adalah untuk meningkatkan kekuatan otot, kecepatan, daya tahan, fleksibilitas, dan keseimbangan.
3. Warisan Budaya
Pencak Silat merupakan bagian penting dari warisan budaya Indonesia. Dalam latihan dan pengembangannya, tujuannya adalah untuk melestarikan dan mempromosikan nilai-nilai budaya, tradisi, dan seni bela diri yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.
4. Pengembangan Karakter
Pencak Silat juga memiliki tujuan dalam mengembangkan karakter individu, seperti disiplin, kejujuran, keberanian, rasa tanggung jawab, dan rasa menghormati. Melalui latihan yang disiplin dan penghayatan nilai-nilai moral, tujuan ini diharapkan dapat menciptakan pribadi yang baik dan bermartabat.
5. Kompetisi dan Prestasi
Banyak praktisi pencak silat yang terlibat dalam kompetisi baik di tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Tujuan mereka adalah untuk menguji dan meningkatkan keterampilan, serta meraih prestasi dalam bidang pencak silat.
6. Pengembangan Spiritual
Beberapa aliran atau perguruan pencak silat mengajarkan dimensi spiritual dalam praktiknya. Tujuan mereka adalah untuk mengembangkan kesadaran diri, konsentrasi, ketenangan batin, dan pemahaman tentang hubungan manusia dengan alam semesta.