Sumber daya alam yang ada di bumi terbagi menjadi dua jenis yaitu dapat diperbarui dan tidak dapat diperbarui. Keduanya memiliki peran yang sama pentingnya terhadap keberlangsungan hidup ekosistem yang ada di bumi. Apakah sudah tahu ketersediaan sumber daya alam yang terbatas?
Alam menyediakan sumber dayanya secara terbatas, hal ini tidak serta-merta membuat manusia sadar akan pentingnya menjaga sumber daya alam yang ada dibumi, banyak oknum tidak bertanggung jawab justru mengeksploitasi sumber daya alam yang ada secara berlebihan demi keuntungan beberapa pihak tertentu.
Membahas terkait eksploitasi sumber daya alam di bumi, sudah tahu dengan macam-macam eksploitasi sumber daya alam yang sering dijumpai? Inilah macam-macam eksploitasi sumber daya alam, di antaranya sebagai berikut:
Pemanfaatan pasir sebagai bahan baku industri seperti pembuatan kaca, layar ponsel, beton, aspal dan masih banyak lagi. Hal ini menjadikan pasir sebagai sumber daya alam yang paling banyak dieksploitasi kedua setelah air.
Negara-negara besar seperti AS hingga Uni Emirat Arab mengeruk dasar laut demi mendapatkan pasir yang dimanfaatkan untuk bahan industri.
Bagaimana dampaknya terhadap ekosistem bawah laut? Hal ini tentu berpengaruh besar terhadap ekosistem bawah laut yang terancam rusak dan menyebabkan ketidakseimbangan alam.
Kebakaran hutan merupakan fenomena yang sering dijumpai di Indonesia, khususnya di daerah seperti Kalimantan dan Sumatera. Terjadinya kebakaran disebabkan oleh beberapa faktor yang kebanyakan merupakan faktor kesengajaan oknum-oknum tertentu dengan tujuan menjadikan hutan sebagai lahan perkebunan, pemukiman, peternakan, dan lain sebagainya.
Sudah tahu dampak dari kebakaran hutan? Kebakaran hutan memiliki pengaruh yang luar biasa terhadap keseimbangan ekosistem daratan, hutan merupakan tempat tinggal satwa langka sekaligus sebagai penghasil oksigen yang dibutuhkan oleh semua makhluk hidup.
Dampak lain dari pembakaran hutan adalah bumi kehilangan daerah resapan air, hal ini akan menimbulkan bencana baru seperti banjir bandang dan longsor ketika musim penghujan tiba.
Kata tambang sudah tidak asing lagi ditelinga, harga jual tambang yang menjanjikan sering kali menyebabkan masyarakat awam tergiur tanpa memikirkan dampak yang dihasilkan. Indonesia merupakan negara kaya hasil tambang seperti batu bara, emas, dan masih banyak lagi.
Hal ini menyebabkan maraknya pembangunan pertambangan liar supaya tidak terikat kontrak sehingga dapat mengeksploitasi hasil tambang tanpa batas, penambangan liar menyebabkan banyak dampak merugikan tidak hanya pada ekosistem tapi juga keselamatan para tenaga kerjanya.
Apa sajakah dampak dari penambangan liar? Dampak dari penambangan liar di antaranya kurangnya alat untuk menjaga keselamatan pekerja sehingga sering kali terjadi kecelakaan kerja yang memakan korban jiwa, tidak hanya itu kurangnya wawasan serta pertimbangan akan dampak dari pertambangan justru berakibat pada rusaknya ekosistem yang ada di sekitar pertambangan.
Kasus pemburuan dan perdagangan hewan liar secara ilegal bukan hal yang baru dijumpai. Berdasarkan informasi dari Wildlife Crime Unit Officer WWF di Indonesia pemburuan ilegal banyak dijumpai, hal ini disebabkan oleh tingginya permintaan pasar dan ruang bisnis yang semakin besar.
Sudah tahu untuk apa hewan-hewan ini diburu? Hewan-hewan hasil buruan ini akan dijual ke pasar ilegal baik dalam negeri maupun mancanegara, kemudian hewan tersebut dimanfaatkan sebagai bahan obat, pajangan rumah, hiburan, dan konsumsi.
Bagaimana dampak dari pemburuan liar? Dampak dari banyaknya pemburuan dan perdagangan liar di antaranya banyaknya hewan-hewan liar yang menjadi langka bahkan punah.
Destructive fishing atau penangkapan ikan menggunakan bahan peledak dan bahan beracun marak digunakan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab.
Negara indonesia sudah memiliki peraturan larangan destructive fishing dalam Undang-undang Negara Tahun 2009 tentang Perikanan menyebutkan bahwa setiap orang dilarang memiliki, menguasai, membawa, atau menggunakan alat penangkap ikan atau alat pembantu penangkap ikan yang mengganggu dan merusak keberlanjutan sumber daya ikan di kapal penangkap ikan di wilayah pengelolaan perikanan Republik Indonesia.
Apabila diketahui dan didapatkan cukup bukti terhadap oknum masyarakat yang melakukan kegiatan penangkapan ikan dengan cara merusak, maka dapat dikenakan sanksi pidana penjara paling lama 5 tahun atau denda paling banyak Rp. 2 milyar.
Sudah tahu dampak dari destructive fishing hingga di larang keras dilakukan? Dampak dari penggunaan bahan peledak dan beracun ketika menangkap ikan yaitu kerusakan terumbu karang dan ekosistem di sekitarnya, serta mengakibatkan kematian berbagai jenis dan ukuran biota laut yang ada di perairan tersebut.
Hasil Penelitian Word Bank pada tahun1996 menyebutkan bahwa pemanfaatan bahan peledak seberat 250 gram akan menyebabkan 5,30 m² terumbu karang di sekitarnya rusak.
Pemburuan sirip ikan hiu biasa dilakukan dengan memotong sirip ikan hiu yang di beberapa wilayah dilakukan dengan memotong kemudian membuang tubuh ikan hiu ke laut karena tubuh ikan hiu dianggap tidak bermanfaat.
Beberapa negara telah melarang praktik ini, karena dianggap mengembalikan hiu tanpa sirip ke laut bebas sama dengan menenggelamkan sekaligus membunuh ikan hiu tersebut. Tingginya permintaan pasar menyebabkan banyak nelayan tutup mata akan dampak yang ditimbulkan, pemasaran sirip hiu tidak hanya mencakup pasar lokal tetapi juga pasar internasional.
Apa kamu tahu apa dampak dari eksploitasi sirip hiu? Menurut Laura Marquez dalam penelitiannya yang berjudul Rising Demand for Fins Contributes to Decline in Shark Population menyebutkan bahwa Jumlah populasi ikan hiu telah berkurang 80% selama 5 tahun terakhir, semakin tingginya penangkapan ikan hiu untuk diambil siripnya tidak menutup kemungkinan ikan hiu akan menjadi binatang laut langka bahkan punah, hal ini tentu memiliki pengaruh buruk pada ekosistem dilaut.
Dan inilah bentuk eksploitasi sumber daya alam yang ada. Dengan pemahaman yang tinggi dan memahami bentuk eksploitasi ini, semoga bermanfaat!