Benua Afrika : Karakteristik – Pembagian Wilayah

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Benua Afrika yang diberi julukan Benua Hitam dan lebih terkenal akan dunia safarinya ini memiliki penduduk terbanyak kedua di dunia setelah Asia. Memiliki luas wilayah sekitar 30 juta kilometer persegi (sudah meliputi keberadaan pulau-pulau terpisah yang berdekatan), Afrika adalah benua yang kini memiliki keragaman dalam hal bahasa, budaya, dan bahkan etnis manusia.

Benua Afrika kini menjadi benua yang padat penduduk karena dikenal dengan tingkat pertumbuhan penduduk per tahunnya yang cukup besar, yakni 2,34%. Per tahun 2023, populasi Afrika secara total berjumlah sekitar 1,5 miliar jiwa dan diprediksi akan terus bertambah dari tahun ke tahun.

Benua yang sebagian besar wilayahnya beriklim tropis karena pengaruh adanya potongan garis khatulistiwa ini secara astronomis terletak di tiga garis lintang utama, garis balik selatan (23,5 derajat LS), dan garis balik utara (23,5 derajat LU). Daratannya termasuk seperlima dari luas total permukaan bumi, sudah termasuk dengan gurun-gurun gersangnya.

Afrika dikenal pula sebagai benua yang wilayahnya paling luas ketiga di dunia menyusul benua Asia dan Amerika di mana Benua Hitam ini pun memiliki gunung paling tinggi di Afrika. Namun dari segi curah hujan, sayangnya benua yang dikelilingi oleh Samudra Atlantik di barat, Samudra Hindia di tenggara, Laut Mediterania di utara, dan Laut Merah di timur laut ini cukup kering karena curah hujannya sangat rendah.

Asal-usul Benua Afrika

Menilik sejarah singkat asal-usul benua Afrika, wilayah ini dianggap sebagai tempat tinggal manusia paling awal; dengan kata lain, umat manusia seluruhnya lahir di wilayah Afrika. Perkembangan dunia yang terjadi akhirnya memicu penyebaran manusia ke wilayah-wilayah lain yang kita kini kenal sebagai benua Eropa, benua Amerika, benua Asia, hingga benua Australia.

Jadi, dapat dikatakan bahwa nenek moyang manusia berasal dari wilayah Afrika walaupun dahulu wilayah atau benua ini belum dinamai demikian. Faktanya pun, hanya Afrika yang menjadi tempat tinggal para leluhur kita sampai 2 juta tahun lalu karena setelahnya diikuti dengan perkembangan Homo erectus ke luar Afrika, yakni ke Asia dan Eropa (dahulu dikenal dengan Eurasia).

Terjadi perubahan pada populasi benua Afrika, Asia dan Eropa 1,5 juta tahun setelah itu. Evolusi terjadi secara berbeda-beda pada Homo erectus pada perubahan tersebut sehingga spesies mereka menjadi Homo sapiens di Afrika dan Neanderthal di Eropa, sedangkan Homo erectus tetap ada di Asia.

Dari segi penemuan kata untuk nama benua Afrika, kata “Afrika” sendiri berasal dari kata Africa terra yang memiliki arti “tanah Afri” dan merupakan bentuk jamak dari “Afer”. Kata Africa terra tersebut merupakan bahasa Latin yang memang bertujuan menunjukkan wilayah sebelah utara dari benua ini (kini bagian utara yang dimaksud sudah termasuk dalam negara Tunisia).

Untuk Afer sendiri diduga merupakan sebuah kata yang berasal dari beberapa wilayah, seperti:

  • Afar, yakni dari bahasa Fenisia yang memiliki makna “debu”.
  • Aprica, yakni sebuah kata bahasa Latin yang bermakna “cerah” atau “panas”.
  • Aphrike, yakni kemungkinan lain asal kata Afer yang berasal dari bahasa Yunani dengan makna “tanpa dingin” atau “tanpa kengerian”. Nama ini dinyatakan oleh seorang penjelajah bernama Leo Africanus di abad ke-16 saat berkunjung ke Afrika Utara dan memperoleh banyak informasi dari wilayah ini pada kala itu.
  • Afri, yakni sebuah suku bernama Afri atau Afridi (suku Berber Afrika Utara yang tinggal dekat Karthago) dan dari nama Afri ini orang Romawi memberi nama benua Afrika.
  • Af-rui-ka, yakni sebuah kata dari bahasa Mesir yang sejumlah sejarawan yakini kemudian digabungkan menjadi Afrika; makna dari af-rui-ka sendiri adalah “tempat kelahiran” dan kata ka pada af-rui-ka ada pada mitologi Mesir yang berarti kekuatan jiwa.

Mengapa Benua Afrika disebut sebagai Benua Hitam?

Alasan mengapa benua Afrika dianggap dan bahkan diberi julukan Benua Hitam kerap kali dikaitkan dengan ketidaktahuan orang-orang Eropa terhadap Afrika sampai tahun 1800-1900-an. Namun sayangnya, hal tersebut tidak menjawab pertanyaan sesungguhnya dan jawaban tersebut pun cenderung keliru.

Faktanya, bangsa Eropa sudah tahu dan mengenal benua Afrika dalam kurun waktu 2.000 tahun sehingga anggapan bahwa mereka tidak tahu-menahu benua ini adalah salah kaprah. Berikut adalah sejumlah fakta mengenao asal-usul julukan Benua Hitam untuk Afrika.

  • Berawal dari tulisan Henry M. Stanley

Benua Hitam adalah istilah yang pertama kali muncul dari karya tulis Henry M. Stanley. Ia adalah sosok penjelajah yang juga menulis sehingga pada karyanya ia memberi judul “Through the Dark Continent”. Tidak hanya satu, terdapat judul karya lain yang ia ciptakan, yakni “In Darkest Africa”.

Walau tujuan dari judul menarik adalah untuk menarik minat orang-orang untuk membeli bukunya, isi dari buku tersebut memberi penjelasan mengenai benua Afrika yang seolah belum mendapat jamahan manusia. Padahal, karya tulis Henry M. Stanley sendiri terinspirasi dari sekitar 130 buku mengenai Afrika yang ia telah baca sebelum masa eksplorasinya selesai.

Stanley adalah salah satu dari empat orang penjelajah Eropa yang sempat menjelajah wilayah-wilayah Afrika yang memang tidak ada pada peta di masa itu. Jadi pada Zaman Pencerahan, peta dunia dibuat oleh bangsa Eropa dan dikembangkan menurut standar mereka sendiri dengan penghapusan banyak bagian, seperti banyak gunung, danau dan bahkan kota-kota di Afrika.

Penghapusan tersebut dilakukan dengan alasan bahwa mereka tidak tahu secara pasti letak gunung, danau maupun kota-kota di Afrika tersebut. Oleh sebab itu, Stanley bersama dengan penjelajah Eropa lainnya, yakni Livingstone, Burton, dan Speke mengeksplorasi lokasi-lokasi yang tidak ada pada peta baru buatan bangsa Eropa.

Mereka mengunjungi wilayah-wilayah terhapus di peta dengan panduan orang Afrika langsung. Dan dari kunjungan ini, keempat penjelajah tersebut memperoleh kreditasi sebagai penemu danau, sungai, gunung, hingga bahkan beberapa kerajaan yang kala itu sebenarnya sudah eksis sangat lama dan bahkan telah melakukan perdagangan antara Afrika dengan bangsa Asia maupun Timur Tengah.

Keberadaan kerajaan di Afrika dan kegiatan perdagangan itu bahkan sudah berlangsung selama 2.000 tahun, menyebabkan anggapan penggambaran Afrika oleh catatan orang Eropa tidak sesuai aslinya. Kenyataannya, pengetahuan bangsa Eropa terhadap Afrika secara langsung selain wilayah pantai sebenarnya masih sangat kurang sampai abad ke-19 meski Eropa adalah pembuat peta-peta Afrika.

  • Anggapan Benua Afrika penuh bahaya

Benua Hitam adalah julukan yang juga berasal dari anggapan negatif para penjelajah Eropa saat melintasi dan berkunjung ke wilayah Afrika. Dari hasil eksplorasi mereka, mitos benua hitam tak lama kemudian muncul berkaitan dengan iklim dan lingkungan Afrika yang waktu itu menjadi pengetahuan baru bagi para penjelajah.

Lingkungan penuh bahaya adalah anggapan negatif yang kemudian menjadi fakta sekaligus mitos dari benua Afrika menjadikan sebutan Benua Hitam muncul. Penjelajah Eropa menjumpai bahwa Afrika memiliki hutan yang tidak bisa dihuni karena di dalamnya banyak hidup hewan buas yang mengancam jiwa manusia.

Belum lagi sungai di Afrika yang kala itu diketahui menjadi sarang banyaknya buaya. Bahkan iklim di benua ini dianggap sebagai pemicu disabilitas fisik maupun mental sehingga timbul kesimpulan bahwa Afrika adalah benua penyebab penyakit yang bahkan berisiko tinggi mengakibatkan kematian.

Pandangan buruk akan benua Afrika berasal dari W. Somerset Maugham dan Joseph Condad. Keduanya dikenal sebagai penulis fiksi berkebangsaan Eropa yang menyebarkan anggapan benua Afrika rawan bahaya, mulai dari iklim buruk sampai dengan tingkat kerawanan tinggi terhadap penyakit.

  • Keterkaitan dengan perempuan-perempuan Afrika

Lucy Jarosz adalah seorang geografer yang memulai anggapan bahwa benua Afrika itu purba sekaligus buas. Pandangan penjelajah Eropa satu ini kemudian mengembangkan juga sebutan Benua Hitam untuk Afrika karena menurutnya Afrika seperti reptil.

Terkait perempuan di Afrika, Lucy Jarosz menganggap bahwa peran pria Eropa sangat besar dan penting untuk memberikan bimbingan sekaligus pengajaran kepada kaum perempuan ini. Tanpa pria Eropa, menurutnya kaum perempuan di Afrika tidak akan tahu mengenai agama, sains, kolonialisme, perdagangan, dan bahkan peradaban.

  • Keterkaitan dengan perilaku kerja warga Afrika

Benua Hitam menjadi julukan benua Afrika karena anggapan akan keterkaitan dengan perilaku kerja masyarakatnya. Afrika sejak abad ke-16 dan 17 dikenal sebagai penjual budak dan pada masa itu masyarakat di sana memiliki kesan malas yang sangat kuat.

Zaman itu, perbudakan menjadi hal yang sangat umum karena dijumpai di mana-mana di Afrika, khususnya di perkebunan. Orang-orang Inggris yang merupakan kaum penentang perbudakan kala itu sudah menghilangkan perbudakan dan perbudakan benar-benar tidak berlaku lagi di benua tersebut.

Hanya saja usai ketiadaan perbudakan, orang Afrika melakukan penolakan terhadap tawaran kerja di perkebunan dikarenakan upah kecil. Selain masalah perbudakan dan kemalasan, keengganan orang Afrika berpindah agama juga menjadi alasan mengapa benua ini disebut Benua Hitam.

Pada masa yang sama dengan masa pembebasan orang Afrika dari perbudakan, misionaris Eropa berada di Afrika untuk penyebaran agama yang berakhir dengan penolakan orang Afrika. Para misionaris kemudian memberi sebutan khusus untuk kekerasan hati orang Afrika yang selama puluhan tahun tidak juga mampu diubahkan hatinya untuk mengikuti agama baru yang mereka sebarkan, yakni locked in darkness (bermakna “terkunci dalam kegelapan”).

Karakteristik Benua Afrika

Benua Afrika penuh dengan karakteristik yang khas dan membedakannya dari benua-benua lain di dunia, yakni diantaranya :

1. Sungai Terpanjang di Dunia

Jika pernah mendengar tentang Sungai Nil, yakni sungai terpanjang di dunia, maka sungai ini dapat dijumpai di benua Afrika. Sungai yang bermuara di Laut Mediterania ini memiliki panjang 6.650 km di mana sungai ini pun turut menjadi saksi peradaban besar pertama di dunia, yakni Mesir Kuno sekitar 5.000 tahun lebih yang lalu.

Sebagai sungai terpanjang, ada 11 negara yang memang dilewati oleh aliran sungai ini, yaitu Mesir, Rwanda, Tanzania, Kenya, Ethiopia, Kongo, Burundi, Uganda, Sudan, Sudan Selatan, dan Eritrea. Sisa-sisa perkembangan Mesir Kuno yang ada di Sungai Nil pun masih ada hingga saat ini, seperti sejumlah piramida yang terkenal itu.

2. Pegunungan Paling Tinggi di Afrika

Pegunungan Afrika tertinggi juga merupakan karakteristik yang tidak dapat dipungkiri dari benua Afrika, yakni Pegunungan Kilimanjaro dengan tinggi sekitar 19 ribu kaki lebih. Gunung aktif ini terletak di sisi timur wilayah Afrika Tengah dengan ketinggian 5.895 mdpl dengan penampakan yang sangat menjulang.

3. Gurun Pasir Terbesar di Dunia

Gurun pasir paling besar di dunia pun ada di benua Afrika, yang kita kenal dengan nama Sahara. Gurun pasir yang merupakan seperempat wilayah dari keseluruhan Benua Hitam ini adalah jalur lintasan para unta yang digunakan manusia zaman dulu untuk membawa barang. Tidak terdapat apapun di Sahara dan saat melalui area ini akan terasa sangat kering dan panas.

4. Ekonomi Menengah ke Bawah

Perekonomian benua Afrika bisa dikatakan tidak terlalu baik dan menjadikan benua ini memiliki status perekonomian menengah ke bawah. Kemiskinan adalah hal yang sangat mudah dijumpai di benua ini karena sulitnya memperoleh sumber daya maupun lahan untuk bekerja dalam bidang peternakan dan pertanian.

Bercurah hujan rendah, sebagian besar wilayah Afrika cenderung kering dan karakteristik ini cukup menyulitkan untuk sisi ekonomi dapat berkembang. Maka bila membandingkannya dengan benua Amerika, Asia dan Eropa, Afrika masih berada di bawah ketiganya dalam hal ekonomi.

5. Penduduk Ras Kulit Hitam

Walaupun keberadaan ras kulit hitam tidak ada hubungannya dengan asal-muasal sebutan Benua Hitam untuk benua ini, sebagian besar (hampir seluruhnya) penduduk benua Afrika berkulit hitam dan mereka adalah penduduk asli benua ini. Ras ini disebut dengan ras Negroid dan ditemukan pertama kali oleh penjelajah asal Eropa yang berkunjung ke wilayah Afrika di sekitar abad ke-19.

6. Bermacam-macam Jenis Fauna

Karakteristik lain dari benua Afrika adalah jenis fauna yang bervariasi, terutama karena lingkungan alam yang sangat mendukung untuk tempat hidup berbagai macam satwa. Jenis-jenis satwa yang berkembang dan menyebar di seluruh Afrika diantaranya adalah jerapah, gorila, singa, monyet, gajah, hyena, badak, kuda nil, zebra, lemur dan masih banyak lagi.

Untuk memudahkan pengenalan akan hewan-hewan di Afrika, film dokumenter National Geographic serta film animasi tentang petualangan para hewan berjudul “Madagascar” adalah salah satu referensinya.

Letak Geografis Benua Afrika

Letak benua Afrika secara geografis diapit oleh Samudra Hindia (ada di sisi tenggara) dan Samudra Atlantik (ada di sisi barat). Sementara itu di sebelah timur laut Benua Hitam ini terdapat Laut Merah dan di sebelah utaranya terdapat Laut Mediterania sekaligus keberadaan Benua Eropa.

Laut Mediterania atau juga dikenal dengan sebutan Laut Tengah menjadi pemisah antara benua Afrika dan benua Eropa. Lalu melalui Terusan Suez dengan lebar 130 km, benua Afrika dan benua Asia di sisi ujung timur menjadi satu.

Selain itu, Al-Ghiran, Tunisia menjadi titik paling utara benua Afrika, sementara titik paling timur ada di dekat wilayah Tanjung Gwardafuy (tepatnya di Xaafuun Point, Somalia), titik paling selatan di Tanjung Agulhas, Afrika Selatan, dan Almadi Point, Tanjung Verde, Senegal menjadi titik paling baratnya.

Iklim Benua Afrika

Benua Afrika walau sebagian besar wilayahnya diketahui beriklim tropis, faktanya di benua ini terdapat lima jenis iklim, yakni diantaranya :

Sebagian wilayah di benua Afrika, khususnya yang dilewati oleh garis khatulistiwa memiliki iklim tropis yang curah hujannya adalah antara 1.000-2.000 mm setiap tahunnya. Garis khatulistiwa ini merupakan pemisah Benua Hitam menjadi dua bagian dan di wilayah beriklim tropis otomatis memiliki lebih banyak tumbuhan.

Wilayah dengan iklim tropis di benua Afrika ini adalah Guinea-Mongolia serta Madagaskar yang tingkat kelembapannya pun menjadi lebih tinggi dari wilayah lain. Fakta lain dari iklim tropis ini adalah di wilayah-wilayah tersebut menjadi suatu tempat yang banyak ditumbuhi hutan gugur tropis dan hutan hujan tropis.

  • Iklim Gurun

Selain iklim tropis, beberapa wilayah di benua Afrika identik dengan iklim gurunnya, khususnya pada bagian utara, barat daya dan selatan benua. Artinya, wilayah-wilayah tersebut cenderung bercurah hujan sangat rendah, yakni tidak lebih dari 12 inci per tahun. Hal ini menjadi alasan mengapa benua tempat keberadaan Gurun Sahara sebagai gurun terpanas di dunia di beberapa wilayahnya sangat kering.

Iklim lain yang terdapat di benua Afrika adalah iklim subtropis, yakni iklim dengan empat musim. Wilayah tertentu di benua Afrika dengan iklim ini jauh dari garis khatulistiwa dan berisi savana. Savana sendiri merupakan ekosistem khas wilayah yang curah hujannya cenderung rendah.

Bila pernah mendengar Serengeti, maka ini merupakan surga di daratan Afrika untuk satwa migran di mana salah satu jenis satwa berpopulasi paling besar adalah singa. Lingkungan alam bersavana ini yang disebut Serengeti dan bisa dengan mudah dijumpai di Afrika.

  • Iklim Pegunungan

Iklim pegunungan dimiliki oleh benua Afrika karena adanya dataran tinggi, seperti Ethiopia, dan iklim ini juga disebut dengan iklim dataran tinggi. Iklim ini tepatnya ada di timur laut benua ini dengan 80% pegunungan paling tinggi di Afrika.

Dan identik dengan udara yang sejuk karena hanya dijumpai di daerah tinggi. Serigala Ethiopia dan Walia Ibex merupakan hewan-hewan yang bertahan hidup di dataran tinggi Afrika dan mulai langka sehingga terancam punah.

  • Iklim Mediterania

Iklim mediterania ada pada wilayah-wilayah sisi utara Benua Hitam dan iklim yang namanya diambil dari Laut Mediterania ini bersifat hangat namun memberikan kesejukan. Wilayah di dekat Laut Tengah, Pegunungan Atlas, dan beberapa daerah di barat daya benua ini memiliki iklim mediterania.

Pembagian Wilayah Benua Afrika

Dalam pembagian wilayah, benua Afrika terbagi menjadi lima bagian, yakni mencakup Afrika Utara, Tengah, Selatan, Barat, dan Timur dengan total jumlah 54 negara bila menggabungkan kelima bagian wilayah tersebut. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah daftar pembagian wilayah benua Afrika berikut negara dan ibu kota yang dapat diperhatikan.

1. Afrika Utara

Afrika Utara merupakan salah satu wilayah di benua Afrika yang terletak di sisi utara dengan jumlah populasi per tahun 2023 sekitar 266 juta jiwa dan dengan total 6 negara sebagai berikut.

  • Aljazair atau Algeria dengan ibu kota Algiers
  • Maroko dengan ibu kota Rabat
  • Mesir dengan ibu kota Kairo
  • Tunisia dengan ibu kota Tunis
  • Sudan dengan ibu kota Khartoum
  • Libya dengan ibu kota Tripoli

2. Afrika Tengah

Afrika Tengah adalah salah satu wilayah di benua Afrika yang ada di pedalaman Afrika. Memiliki jumlah total populasi sekitar 204 juta lebih jiwa per tahun 2023, Afrika Tengah terdiri dari 9 negara sebagai berikut.

  • Kamerun dengan ibu kota Yaounde
  • Angola dengan ibu kota Luanda
  • Kongo dengan ibu kota Brazzaville
  • Gabon dengan ibu kota Libreville
  • Chad dengan ibu kota N’Djamena
  • Sao Tome dan Principe dengan ibu kota Sao Tome
  • Republik Demokratik Kongo dengan ibu kota Kinshasa
  • Republik Afrika Tengah dengan ibu kota Bangui
  • Guinea Khatulistiwa dengan ibu kota Malabo

3. Afrika Selatan

Afrika Selatan merupakan salah satu wilayah di benua Afrika yang terletak di sisi selatan dengan jumlah populasi per tahun 2023 sekitar 60 juta jiwa dan dengan jumlah total 5 negara sebagai berikut.

  • Afrika Selatan dengan ibu kota Cape Town
  • Eswatini dengan ibu kota Mbabane
  • Namibia dengan ibu kota Windhoek
  • Lesotho dengan ibu kota Maseru
  • Botswana dengan ibu kota Gaborone

4. Afrika Barat

Afrika Barat adalah salah satu wilayah di benua Afrika yang terletak di sisi barat dengan jumlah populasi sekitar 444 juta jiwa per tahun 2023 dan dengan jumlah total 16 negara sebagai berikut.

  • Ghana dengan ibu kota Accra
  • Benin dengan ibu kota Porto-Novo
  • Nigeria dengan ibu kota Abuja
  • Liberia dengan ibu kota Monrovia
  • Senegal dengan ibu kota Dakar
  • Cape Verde dengan ibu kota Praia
  • Burkina Faso dengan ibu kota Ouagadougou
  • Togo dengan ibu kota Lome
  • Sierra Leone dengan ibu kota Freetown
  • Pantai Gading dengan ibu kota Yamoussoukro
  • Gambia dengan ibu kota Banjul
  • Guinea-Bissau dengan ibu kota Bissau
  • Guinea dengan ibu kota Conakry
  • Niger dengan ibu kota Niamey
  • Mali dengan ibu kota Bamako
  • Mauritania dengan ibu kota Nouakchott

5. Afrika Timur

Afrika Timur adalah salah satu wilayah di benua Afrika yang terletak di sisi timur dengan jumlah populasi sekitar 490 juta jiwa per tahun 2023 dan dengan jumlah total 18 negara sebagai berikut.

  • Kenya dengan ibu kota Nairobi
  • Zimbabwe dengan ibu kota Harare
  • Mauritius dengan ibu kota Port Louis
  • Ethiopia dengan ibu kota Addis Ababa
  • Zambia dengan ibu kota Lusaka
  • Uganda dengan ibu kota Kampala
  • Somalia dengan ibu kota Mogadishu
  • Tanzania dengan ibu kota Dodoma
  • Somaliland dengan ibu kota Hargeisa
  • Madagascar dengan ibu kota Antananarivo
  • Eritrea dengan ibu kota Asmara
  • Djibouti dengan ibu kota Djibouti
  • Komoro dengan ibu kota Moroni
  • Sudan Selatan dengan ibu kota Juba
  • Rwanda dengan ibu kota Kigali
  • Mozambik dengan ibu kota Maputo
  • Mayotte dengan ibu kota Mamoudzou
  • Seychelles dengan ibu kota Victoria
fbWhatsappTwitterLinkedIn