Biaya Overhead: Pengertian, Fungsi dan Contoh

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Jika kamu sedang menjalankan bisnis pasti ada berbagai jenis biaya. Salah satunya adalah biaya overhead. Biasanya, biaya overhead tidak berkaitan langsung dengan produksi, melainkan berkaitan langsung dengan operasional bisnis atau perusahaan.

Biaya overhead memiliki perhitungan yang lebih kompleks dibandingkan dengan biaya lainnya. Karena setiap divisi memiliki biaya overheadnya masing-masing.

Lantas, seperti apa biaya overhead itu? Yuk simak jawabannya sampai habis di bawah ini!

Apa itu Biaya Overhead?

Sudah disinggung di atas bahwa biaya overhead atau overhead cost adalah biaya yang dikeluarkan oleh bisnis atau perusahaan tapi tidak berkaitan langsung dengan proses produksi.

Meskipun begitu, biaya overhead tetap terhitung sebagai biaya penjamin lancarnya operasional bisnis atau perusahaan secara keseluruhan.

Dari dua pengertian di atas, bisa kita simpulkan bahwa biaya overhead merupakan biaya lain-lain di luar biaya produksi.

Apa Saja Jenis-Jenis Biaya Overhead?

Secara umum, jenis-jenis biaya overhead dibagi menjadi tiga yaitu biaya overhead tetap, variabel dan semi variabel atau mixed variable yang akan dijabarkan sebagai berikut:

1. Biaya overhead tetap

Sesuai dengan namanya,biaya overhead tetap atau biasa disebut dengan fixed overhead cost adalah biaya overhead yang jumlahnya tetap atau tidak berubah-ubah setiap kali pembayaran.

Contoh dari jenis biaya ini adalah gaji pegawai non-produksi, pajak, biaya sewa aset non-produksi dan sebagainya.

2. Biaya overhead variabel

Berbanding terbalik dengan jenis yang pertama, biaya overhead variabel atau biasa disebut dengan variable overhead cost adalah biaya overhead yang jumlahnya bisa berubah-ubah tergantung intesitas kegiatan bisnis atau perusahaan.

Ciri utama biaya ini adalah bisnis atau perusahaan bisa menyusun strategi sesuai dengan pengeluarannya. Contohnya yaitu biaya iklan atau komisi, periklanan, alat tulis kantor, jasa agensi, fotokopi dan sebagainya.

3. Biaya overhead semi variabel atau mixed variable

Jenis biaya terakhir yaitu biaya overhead semi variable yang merupakan jenis biaya gabungan antara tetap dengan variabel.

Ciri utama dari jenis biaya ini adalah nominalnya bisa bervariasi tergantung aktivitas bisnis atau perusahaan.

Namun, saat aktivitas mencapai 0 rupiah, bisnis atau perusahaan wajib melakukan pembayaran minimum atas biaya overhead tersebut.

Apa Saja Fungsi dan Manfaat Biaya Overhead?

Meskipun biaya overhead adalah biaya di luar produksi bisnis atau perusahaan, namun biaya overhead memiliki peran penting sebagaimana yang akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Sebagai dasar estimasi anggaran tiap divisi

Berbeda dengan biaya lain, biaya overhead memiliki perhitungannya sendiri setiap bisnis atau perusahaan. Namun, yang paling umum menghitung biaya overhead dibagi setiap kebutuhan divisi.

Hal tersebut dikarenakan untuk memudahkan bagian keuangan mengoreksi, menganalisa atau menyusun ulang proposal anggaran dengan menyesuaikan pertimbangan perusahaan.

2. Mengontrol anggaran biaya non-produksi

Setiap bisnis atau perusahaan pasti wajib mengatur cash flow setiap bulan. Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi risiko munculnya oknum dengan kepentingan pribadi.

Tahukah kamu, biaya overhead merupakan salah satu komponen biaya paling rawan dalam pencurian uang. Namun, hal tersebut bisa dihindarkan dengan perhitungan akurat oleh ahlinya, seperti divisi keuangan.

3. Sebagai dasar penyusunan strategi perusahaan

Sama seperti biaya lainnya, biaya overhead juga penting dilakukan di dalam bisnis atau perusahaan. Bahkan bisa menjadi biaya krusial di satu aktivitas.

Seperti misalkan menyewa jasa agensi untuk pemasaran, maka yang membayar jasa agensi tersebut termasuk ke dalam biaya overhead.

4. Mengurangi biaya overhead yang tidak diperlukan

Seperti yang kita ketahui bahwa biaya overhead adalah biaya di luar produksi bisnis. Dengan itu, biaya overhead mengurangi sektor-sektor overhead yang tidak diperlukan. Dengan demikian, biaya overhead bisa berjalan dengan efektif dan efisien.

Apa Saja Contoh Biaya Overhead?

1. Biaya asuransi

Sudah disebutkan di atas bahwa biaya asuransi adalah contoh dari biaya overhead tetap karena jumlahnya tidak berubah-ubah. Termasuk biaya asuransi aset perusahaan atau asuransi pegawai BPJS.

2. Biaya tagihan listrik, air atau telepon

Tagihan-tagihan perusahaan, seperti tagihan air, listrik atau telepon juga termasuk biaya overhead. Tagihan-tagihan tersebut termasuk ke dalam jenis biaya semi variabel.

Hal tersebut dikarenakan saat kegiatan perusahaan 0, harus tetap bayar tagihan tersebut. Namun, jika kegiatannya meningkat, maka tagihannya juga akan naik.

3. Biaya pemasaran

Biaya pemasaran seperti cetak pamflet, pasang banner, beriklan di Google Ads atau media sosial dan daftar pameran juga termasuk biaya overhead.

Meskipun, ada kaitannya langsung dengan profit. Namun, biaya pemasaran masih tergolong biaya overhead karena tidak berurusan langsung dengan produksi.

Bagaimana Cara Menghitung Biaya Overhead?

1. Memisahkan biaya overhead tiap divisi

Cara yang pertama yaitu memisahkan biaya overhead tiap divisi terlebih dahulu. Caranya adalah dengan mengumpulkan proyeksi biaya tiap divisi. Lalu, menganalisa pengajuan biaya overhead mereka satu persatu.

2. Membuat estimasi biaya overhead secara keseluruhan

Setelah sudah memisahkan biaya overhead tiap divisi, langkah selanjutnya adalah mengumpulkan semua biaya overhead bisnis atau perusahaan. Kemudian lakukan analisa budget dalam sekali baca. Yang melakukan hal tersebut adalah dari divisi keuangan.

3. Menganalisa presentase

Cara menghitung biaya overhead yang terakhir adalah menganalisa presentase kebutuhan biaya overhead perdivisi dan membaginya sesuai ukuran.

Misalkan divisi marketing membutuhkan biaya overhead sekitar 60% karena mereka harus memperluas branding dan iklan di Google Ads.

fbWhatsappTwitterLinkedIn