Sejak tahun 2014, banyak orang sudah semakin mengenal sosok Pidi Baiq. ia merupakan seniman dengan berbagai macam keahlian, seperti menulis novel dan buku, menjadi ilustrator, musisi, penulis lagu, komikus, bahkan sempat menjadi dosen di Institut Teknologi Bandung.
Pidi Baiq lahir di Bandung, Jawa Barat pada 8 Juli 1972 dan saat ini sudah berusia 49 tahun. Ia menempuh pendidikan tinggi di Institut Teknologi Bandung (ITB) dan menjalani studi di Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) karena memang fokusnya di bidang keilmuan terkait seni.
Kebanyakan orang mengenal Pidi Baiq karena karya novelnya, yaitu serial Dilan. Akan tetapi, jauh sebelum itu, Pidi Baiq sudah mengirimkan banyak karya, seperti Drunken Monster: Kumpulan Kisah Tidak Teladan yang terbit pada tahun 2008. Kemudian dilanjutkan dengan seri keduanya yang berjudul Drunken Molen: Kumpulan Kisah Tidak Teladan yang terbit pada tahun yang sama.
Tidak berhenti sampai di situ, karyanya berlanjut pada seri selanjutnya dengan judul Drunken Mama: Keluarga Besar Kisah-Kisah Non Teladan yang diterbitkan pada tahun 2009. Lalu di tahun yang sama ia kembali merilis serial selanjutnya yang berjudul Drunken Marmut: Ikatan Perkumpulan Cerita Teladan di tahun yang sama.
Satu tahun kemudian, Pidi Baiq menerbitkan karyanya yang ia beri judul Al-Asbun Manfaatulngawur (2010) serta Hanya Salju dan Pisau Batu (2010). Dua tahun kemudian, ia kembali merilis karyanya, yaitu Al-Twitter: Google Menjawab Semuanya Pidi Baiq Menjawab Semaunya (2012) serta S.P.B.I: Dongeng Sebelum Bangun (2012).
Barulah dua tahun setelah itu, Pidi Baiq menerbitkan buku yang menjadi bahan perbincangan di mana-mana, terutama bagi kalangan remaja, yakni tidak lain dan tidak bukan adalah Trologi Dilan. Pada mulanya ia menerbitkan Dilan: Dia Dilanku Tahun 1990 pada tahun 2014.
Di tahun berikutnya, ia menerbitkan serial Dilan selanjutnya, yakni Dilan: Dia Dilanku Tahun 1991 pada tahun 2015. Akhirnya serial ini ditutup dengan novel ketiga yang berjudul Milea: Suara dari Dilan pada tahun 2016.
Saking terkenalnya serial tersebut, kisah Dilan dan Milea kemudian dijadikan film bioskop yang diperankan oleh Iqbaal Ramadhan dan Vanesha Prescilla sebagai Milea. Peran dua tokoh utama tersebut yang sangat mengena di masyarakat membuat film ini sangat berhasil sehingga sukses meraih 4,3 juta penonton dalam dua minggu.
Setelah film Dilan dari buku pertama ditayangkan pada tahun 2018, film kedua dari buku kedua ditayangkan di tahun 2019, dan film terakhir dari buku terakhir ditayangkan pada tahun 2020. Beberapa kutipan yang populer dari film ini sehingga menjadi pembicaraan di mana-mana, seperti “Jangan rindu. Ini berat. Kau takkan kuat. Biar aku saja” serta “Boleh aku ramal? Aku ramal nanti kamu akan jadi pacarku”.
Selain itu, terdapat karya-karya lain dari Pidi Baiq, seperti Asbunayah: Kumpulan Quote 1972-2098 yang diterbitkan pada tahun 2017 serta Baracas: Barisan Anti Cinta Asmara yang diterbitkan pada tahun 2017 juga.
Fakta pertama dari Pidi Baiq, yaitu ia pernah menjadi dekan di kampus almamaternya, Institut Teknologi Bandung. Walaupun banyak orang yang masih percaya dan tidak percaya, tetapi yang pasti adalah Pidi Baiq memang pernah menduduki jabatan yang penting di ITB. Saat ini, Pidi Baiq lebih memilih keluar dari dunia pendidikan dan menjalani hal-hal kesukaannya.
Fakta kedua dari Pidi Baiq adalah kesukaannya pada bela diri kung fu. Pada serial Drunken yang merupakan debut pertama Pidi Baiq, ia mengaku bahwa isi dari serial tersebut banyak terinspirasi dari film Drunken Master yang dibintangi oleh Jackie Chan. Ia juga mengatakan bahwa penulisan cerita tersebut menggunakan bahasa yang bebas dan sekenanya karena menggambarkan orang yang menulis ketika sedang mabuk.
Fakta ketiga yang tidak kalah menarik adalah band The Panasdalam yang didirikan pada tahun 1995. Nama tersebut adalah akronim dari aTHEis untuk THE-, PAganisme untuk PA-, NASrani untuk -NAS-, Hindu BuDhA untuk -DA-, dan IsLAM untuk -LAM. Band ini menjadi serikat yang beranggotakan orang-orang dari berbagai agama.
Saat ini, The Panasdalam band yang lebih akrab disebut bank tidak sekadar berdiri sebagai sebuah band, melainkan sebagai serikat dengan berbagai bagian, yaitu institute, foundation, front pembela, majelis, palang merah, tentara, rumah penampungan, bahkan bisnis rumah makan.
Kemudian fakta keempat yang menarik dari Pidi Baiq adalah kemurahan hatinya untuk mengikuti kembali semua pengikutnya di akun Twitter, Facebook, dan Instagram pada masa pengikutnya masih ribuan sehingga jumlah pengikut dan yang diikuti hampir sama. Namun, sejak pengikutnya semakin meningkat hingga jutaan, untuk menanggapi mention saja sudah sulit, apa lagi harus menerima permintaan yang masuk satu persatu untuk di-follback.
Terakhir, terdapat interaksi menarik antara Pidi Baiq dengan Walikota Bandung saat itu, Ridwan Kamil yang membuatnya menjadi Walikota Bandung. Pada tanggal 24 September 2014, Pidi Baiq membuat tweet dengan menandai Ridwan Kamil yang isinya adalah keinginan Pidi Baiq untuk mencoba rasanya menjadi walikota hanya untuk dua jam.
Lucunya, Bapak Ridwan Kamil mengirimkan tweet yang merupakan bentuk retweet terhadap tweet Pidi Baiq sebelumnya dan meminta Pidi Baiq untuk datang ke Balai Kota saat itu juga. Akhirnya Pidi Baiq men-tweet kembali sebuah pernyataan bahwa sejak pukul 7.30 sampai 8.30 WIB, ia adalah Walikota Bandung.
Demikianlah biografi dari Pidi Baiq dari kelahiran, pendidikan, karya-karya, serta fakta yang menarik. Kesimpulannya, Pidi Baiq adalah seorang seniman di berbagai bidang asal Indonesia yang merupakan alumnus dari ITB dan terkenal karena karyanya yang unik.
Serial Dilan yang mulai dirilis pada tahun 2014 dan berakhir pada 2016 mendapat perhatian besar dari masyarakat sehingga menjadi film layar lebar yang juga sukses. Namun, karyanya tidak hanya serial Dilan, tetapi sebelum itu ia sudah menerbitkan serial Drunken yang berisi kumpuan cerita, serta Asbunayah dan Baracas.
Beberapa fakta menarik dari Pidi Baiq, yaitu pernah menjadi dekan di ITB, menyukai kung fu, menjadi imam besar di The Panasdalam bank, sempat mau mem-folllowback semua orang yang meminta, hingga pernah menjadi Walikota Bandung selama satu jam karena permintaannya di Twitter.