Bahasa Indonesia

50+ Contoh Kalimat Bermajas dalam Bahasa Indonesia

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, majas merupakan cara melukiskan sesuatu dengan jalan menyamakan dengan sesuatu yang lain atau sebuah kiasan. Majas banyak ditemui dalam karya-karya sastra seperti puisi, cerpen, novel, atau drama.

  1. Rumahku surgaku. (majas metafora)
  2. Hal yang paling sulit dilakukan oleh semua orang yakni sikap berlapang dada terutama saat sedang menghadapi kesulitan. (majas metafora)
  3. Ani sangat manis saat memakai baju berwarna merah muda. (manis: indera pengecap ditukar dengan indera penglihatan) (majas sinestesia)
  4. Tatapan mata pria itu sangat tajam, bahkan sejak masuk ke dalam ruangan ini. (tajam: indera peraba ditukar dengan indera penglihatan) (majas sinestesia)
  5. Bagaikan pungguk merindukan bulan. (majas simile)
  6. Gadis itu selalu dimanjakan oleh orang tuanya, tidak heran jika dia terlihat bak putri raja. (majas simile)
  7. Siapa yang tahu isi hati manusia? Kedalamannya lebih dalam dari samudera. (majas alegori)
  8. Keahlian seseorang ibarat mata pisau, apabila diasah terus menerus akan semakin tajam, namun apabila dibiarkan akan menjadi tumpul dan berkarat. (majas alegori)
  9. Semangat Bandung Lautan Api menggelora di hati kami. (majas alusio)
  10. Suara penyanyi wanita itu mirip seperti Raisha. (majas alusio)
  11. Saya menulis menggunakan pilot. (majas metonimia)
  12. Kami memilih terbang menggunakan Garuda untuk pergi ke Bangka. (majas metonimia)
  13. Menteri PU akan meresmikan tol baru. (majas antonomasia)
  14. Si gembul itu pasti telah menghabiskan seluruh kuah di atas meja ini. (majas antonomasia)
  15. Semua tim pencarian telah menunggu tim lainnya di mulut gua. (majas antropomorfisme)
  16. Pagi ini cukup cerah, burung-burung bersenandung dengan merdunya sambil berterbangan dengan riang. (majas antropomorfisme)
  17. Amarahnya menggelegar saat tahu anak gadisnya bermain dengan seorang pria. (majas hiperbola)
  18. Saat mengetahui kebenaran itu, hati Ani remuk redam. (majas hiperbola)
  19. Mohon maklumi gubuk kami (sebenarnya rumahnya permanen). (majas litotes)
  20. Tidak perlu sungkan, ini hanyalah pesta kecil-kecilan yang telah kami persiapkan beberapa minggu lalu. (majas litotes)
  21. Ombak itu saling berkejaran. (majas personifikasi)
  22. Pasir saling berbisik, seolah sedang menceritakan suatu kisah. (majas personifikasi)
  23. Hari ini saya tidak melihat batang hidungnya. (majas sinekdoke: pars pro toto)
  24. Tak semua anak laki-lakinya yang dipilih untuk menjadi pemimpin perusahaan. (majas sinekdoke: pars pro toto)
  25. Indonesia akan memilih idolanya besok malam. (majas sinekdoke: totem pro parte)
  26. Perusahaan terpaksa merumahkan ribuan karyawannya. (merumahkan adalah kata halus dari di PHK). (majas eufimisme)
  27. Saya berlibur ke Negeri Ginseng (negeri Gingseng adalah Korea Selatan) (majas perifrase)
  28. Bangunlah bangsaku, bangunlah negeriku, bangunlah dari tidur yang panjang. Sambut cahaya di depan sana. (majas repetisi)
  29. Doni memang pria yang tampan, namun hatinya tidak sebersih penampilannya. (majas apofasis)
  30. Dia tidak ingin mengungkapkan perasaannya kepada pria itu, namun dia hanya ingin berteman saja. (majas apofasis)
  31. Baju baru berwarna biru. (majas aliterasi)
  32. Salam hangat untukmu sahabat. (majas aliterasi)
  33. Naiklah ke atas dengan hati-hati. (majas pleonasme)
  34. Rosa menepikan mobilnya ke pinggir saat menerima telepon dari bos. (majas pleonasme)
  35. Mereka boleh memburu. Mereka boleh membakar. Mereka boleh menembak. (Afrika Selatan, Subagio Sastrowardo) (majas paralelisme)
  36. Apa maksud dan tujuanmu datang ke sini sepagi ini? (majas tautologi)
  37. Bersih sekali kamarmu. (majas inversi)
  38. Ramai sekali taman bermain ini. (majas inversi)
  39. Andai saja Anda mengikuti saranku, tentu hasilnya… (majas ellipsis)
  40. Mungkinkah orang yang sudah mati hidup kembali? (majas retoris)
  41. Aku menangis, meledak-ledak seperti mau memecahkan rongga dada. (Ziarah Batu, M.N. Furqon) (majas klimaks)
  42. Kepala sekolah, guru, dan siswa memiliki tanggung jawab yang sama dalam menjaga keamanan dan kebersihan sekolah. (majas antiklimaks)
  43. Rapormu bagus, ada warnanya! (ada nilai yang di bawah rata-rata dan berwarna merah biasanya) (majas ironi)
  44. Wangi benar tubuhmu karena sudah tidak mandi selama 2 hari. (majas ironi)
  45. Mulutmu harimaumu. (majas sarkasme)
  46. Biarkan saja dirinya terus bermimpi, sebab hanya itu saja yang bisa dia lakukan. Keahlian saja tidak punya, bagaimana dia dapat mewujudkan mimpinya. (majas sarkasme)
  47. Hentikan bujuk rayu itu karena hanya membuat dia semakin sakit. (majas sinisme)
  48. Sebelum memutuskan sesuatu, sebaiknya mempertimbangkan terlebih dahulu dampak baik dan buruknya. (majas antithesis)
  49. Meski berada di keramaian, tetapi di dalam lubuk hatinya masih merasa sepi. (majas paradoks)
  50. Besar kecilnya pendapatan yang diperoleh harus selalu kita syukuri. (majas oksimoron)
  51. Anak kecil itu sungguh aneh, dia menertawakan rasa sakit di tangannya. (majas oksimoron)
  52. Ken Dedes saling bertukar pesan menggunakan telepon genggam dengan pelayannya.
  53. Para tentara Majapahit berhasil membawa seluruh harga dari kerajaan lawan menggunakan kereta api. (majas anakronisme)
  54. Semua jenis makanan bisa dia makan, kecuali yang mengandung telur. (majas kontradiksi interminus)