Majas alegori merupakan salah satu jenis majas perbandingan. Pengertian majas alegori secara umum adalah menjelaskan perbandingan hal-hal dengan kata-kata kiasan.
Majas alegori menerangkan sesuatu dengan menggambarkannya atau mengibaratkannya.
Gaya bahasa yang digunakan dalam majas alegori menggunakan frasa yang berupa fiksi. Untuk itulah majas alegori ini sering ditemukan dalam karangan bebas.
Jenis majas seperti majas alegori ini terdapat pada puisi yang berkaitan dengan syair atau sajak, prosa, atau jenis cerpen dimana dari kesemuanya memiliki ciri-ciri yang berisikan banyak jenis majas.
Majas alegori dalam pengertian puisi bebas lebih sering muncul strukturnya. Majas alegori juga sering dikaitkan dengan jenis rima dalam puisi.
Majas alegori dalam bentuk kalimat sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Berikut terdapat 30 contoh majas alegori dalam puisi yang sering kita jumpai.
Contoh 1
Bukan munafik.
Tetapi terkadang bahagia memang datang dari hal seperti itu:
mengamati, menatap, mengagumi dia dari batas semu yang takkan pernah dia sadari.
Mereka yang tidak mengerti takkan pernah tahu,
bagaimana nyamannya diam di satu titik, dengan mengerami
rasa yang barangkali takkan terbalas (Bukan munafik – Arief Aumar Purwanto)
Contoh 2
Ada jiwa yang terkunyah sampai lumat.
Lalu berubah menjadi muntah namun menolak sia-sia.
Memaksa menengadah membawa derita.
Memaksa tetap bernyawa sesuai perang di gerbang neraka (Syahnoer)
Contoh 3
Yang pergi semakin tak kembali.
Yang menanti semakin tak mampu berdiri sendiri.
Yang mencari semakin tak mampu mengganti. Yang hidup pada bayang-bayang semakin bergantung
pada yang telah lama hilang (Kita manusia – Rintik Sedih)
Contoh 4
Bagimu, Tidak ada tempat bercerita yang paling nyaman kecuali di atas sajadah;
Menghadap kiblat, kau angkat kedua tangan-mu seraya berkata “ Ya Allah, Aku…”
Kemudian kau menceritakan semua yang kau rasa.
Meski kau tau Allah maha tau, Namun kau ingin selalu mengadu,
dan kau selalu ingin memastikan bahwa Allah mendengar doa-mu.
Tentang pertemuan yang menguatkan,
Perpisahan yang meniadakan, kebahagiaan yang menyejukkan,
serta kesedihan yang menyungkurkan. (Tempat bercerita-Ayatsuci Strories)
Contoh 5
Sepi dan gaduh, seperti dendam dan ikhlas,
Kau hanya harus memilih salah satu.
Saat kau dikuasai dendam maka sakit, sedih, amarah, benci dan kegelisahanlah
yang akan mewarnai hari-harimu, bahkan tiap detikmu dan membuatmu tersiksa (Ikhlas – N Amaliyah)
Contoh 5
Cermin tak pernah berteriak;
ia pun tak pernah meraung, tersedan,
atau terisak, meski apa pun jadi terbalik di dalamnya;
barangkali ia hanya bisa bertanya: mengapa kau seperti kehabisan suara? (Cermin- 1980)
Contoh 6
Sementara kita saling berbisik,
untuk lebih lama tinggal pada debu,
cinta yang tinggal berupa bunga kertas dan lintasan angka-angka,
ketika kita saling berbisik, di luar semakin sengit,
malam hari memadamkan bekas-bekas telapak kaki,
menyekap sisa-sisa unggun api, sebelum fajar.
Ada yang masih bersikeras abadi (Sementara kita saling berbisik – 1966)
Contoh 7
Jangan jatuh cinta saat hujan.
arena ketika besok lusa kamu patah-hati,
setiap kali hujan turun, kamu akan terkenang dengan kejadian menyakitkan itu.
Saat orang lain bahagia menatap hujan,
kamu justru nelangsa sedih melihat keluar jendela (Hujan – Tere Liye)
Contoh 8
Harum wangi yang semerbak menjadi kesan setelah ia mendekat.
Aroma maskulin yang tidak pasaran itu bisa ditafsirkan
sebagai identitas parfum yang dia gunakan
adalah cairan dalam botol kaca yang harganya bisa setara
sebuah ponsel pintar buatan negeri gingseng (Akhir pertama – Tmameliya)
Contoh 9
Disini dingin! Bahkan, jauh lebih dingin!!
Karena bertemu pun kau tak pernak ingin.
Serta kabar yang kukirim melalui angin,
Hanya merayap di antara pekat asap nikotin.
Menyesap pahit aroma kafein.
Tak membuahkan hasil apapun selain,
sesak keresahan yang mendominasi tanpa izin (Dingin – Apriprayudi)
Contoh 10
Dunia ini terlalu lucu untuk diseriusin.
Memaafkan mungkin mudah,
hanya saja mempertahankan kepercayaan secara utuh bagiku begitu rumit.
Hidup bukanlah Matematika yang memerlukan satu jawaban yang pasti.
Jangan membuang waktumu dengan andil di kehidupan orang lain (Quotes hati – de2121mF)
Contoh 11
Hitam bukan berarti malam.
Gelap adalah simbol kekelaman.
Aku tetrpaku pada malam, malam kelam tanpa setitik bintang.
Lihatlah, aku melihat hitam.
Lihatlah, aku melihat gelap.
Lihatlah aku menatap malam dan kekosongan, hampa harapan.
Siang telah sirna, dunia dalan belenggu hitam.
Tanpa cahaya, tanpa warna, hanya pelantun nada (Senandung hitam – Ririn Pratiwi)
Contoh 12
Hai masa lalu.
Setiap kali ku mengingatmu, selalu saja terasa sesak.
Apa ssesaakit ini bila mengenangmu?
Sehancur ini kah aku bila tanpamu?
Begitu berharganya dirimu? (Sajak rindu – Salmasalsbllaa)
Contoh 13
Sendu, itu mungkin ungkapan hati, lirih aku bisikan, aku terketuk,
dan berdiam untuk menatap. Apakah ini naskah ahti,
Apakah ini naskah permainan, aku mengira-ngira, namun aku tetap mengalir,
sampai akhirnya aku berhenti (Isyaratku – Aryaniikas)
Contoh 14
Aku adalah atom, bagian terkecil dari sutu unsur, ya, unsur kehidupan.
Aku bagian dari seluruh galaksi yang menyusun sisi terbesar yang tek pernah nampak (Atom – Rho.aplhabeta)
Contoh 15
Selau ada saat ketika kita tidak sempat bertanya kepada sepasang kaki sendiri,
kenapa tidak nau berhenti sejak mengawali pengembaraan,
agar kita bisa memandang sekeliling dan bertahan semampu kita,
untuk tidak melepaskan air mata menjelma sungai,
tempat berlayar tukang perahu, yang mungkin saja bisa memberi tahu kita,
kesan saudara, ke sana. (Pingkan melipat jarak – Sapardi Djoko Damono)
Contoh 16
Dia adalah rantai manis penghubung antara dunia ini dan dunia akan datang,
kolam air manis untuk jiwa-jiwa yang kehausan.
Dia adalah sebatang pohon tertanam,
di lembah sungai keindahan, memikul berbuah ranum,
bagi hati lapar yang mencari (Penyair – Kahlil Gibran)
Contoh 17
Kala malam datang dan rasa kantuk datang,
membentangkan selimutnya di wajah bumi,
aku bangun dan berjalan ke laut, “ Laut tidak pernah tidur, dan dalam keterjagaannya itu laut menjadi penghibur bagi jiwa yang terjaga.” (Mimpi – Kahlil Gibran)
Contoh 18
Engkau telah dibisikkan bahwa hidup adalah kegelapan, dan dengan penuh ketakutan.
Engkau sebarkan apa yang telah dituturkan padamu penuh kebimbangan.
Kuwartakan padamu bahwa hidup adalah kegelapan jika tidak diselimuti oleh kehendak,
dan segala kehendak akan buta bila tidak diselimuti pengetahuan,
dan segala macam pengetahuan akan kosong bila tidak diiringi kerja,
dan segala kerja hanyalah kehampaan kecuali disertai cinta (Kehidupan – Kahlil Gibran)
Contoh 19
Matahari bangkit dari sanubariku.
Menyentuh permukaan samodra raya.
Matahari keluar dari mulutku, menjadi pelangi di cakrawala.
Wajahmu keluar dari jdatku, wahai kamu, wanita miskin!
Kakimu terbenam di dalam lumpur.
Kamu harapkan beras seperempat gantung,
dan di tengah sawah tuan tanah menanammu! (Sajak matahari – W.S. Rendra)
Contoh 20
Atas ranjang batu, tubuhnya panjang,
bukit barisan tanpa bulan kabur dan lihat dengan mata sepikan terali.
Di lorong-lorong jantung matanya para pemuda bertangan merah serdadu-serdadu Belanda rebah.
Di mulutnya menetes lewat mimpi darah di cawan tembikar,
dijelmakan satu senyum barat di perut gunung (Tahanan – W.S Rendra)
Contoh 21
Kau pandangi langit,
barangkali kau akan lihat gumpalan awan berlatar biru,
barangkali pula kau temukan ketenangan ,
sejenak terdiam, angan melayang bagai elang,
berpikir sehari ada 24 jam, biarlah sepersekian detik berlalu tanpa titik,
sekali bertepuk, lamunanmu lapuk! (Langit biru – Ariyanitatik)
Contoh 22
Sesuatu yang tak dapat didengar oleh telinga,
kepada siapa harus mengatakannya?
Sesuatu yang tak dapat dilihat oleh mata,
kepada siapa harus memperlihatkannya?
Sesuatu yang tak dapat disentuh oleh tangan,
kepada siapa harus memberikannya? (Feeling – Reeverie dalam Korean poems)
Contoh 23
Suara kereta, bergema memecah daratan,
suara bisikan orang lain, membunuh hati dan memecah harapan.
Nyanyian burung-burung, membangkitkan semangat para pohon,
nyanyian kerabat membangkitkan semangat yang telah mati. (Relativity – Reeverie dalam Korean poems)
Contoh 24
Boleh aku bertanya pada bulan,
kenapa semakin hari senyummu makin menawan?
Boleh aku bertanya pada bintang,
kapan rasa ini bisa aku sampaikan degan lantang?
Boleh aku bertanya pada matahari,
bagaimana cara untuk mengalihkan mata dari senyummu setiap hari? (Kepingan sajak – chocory)
Contoh 25
Pagi singgah kembali,
menyibukkan manusia yang berani,
secercah cahaya datang menyentuh hati,
membuat keberanian datang lagi.
Dia terus kupandangi, tapi dia tak kunjung nyata,
ku tersiksa bagaikan luka, yang menusuk ke dalam hati. (Hati mendoakanmu – Sriwahyuni138)
Contoh 26
Kesibukan adalah cara terbaik melupakan banyak hal,
membuat waktu melesat tanpa terasa.
Apakah esok sudah melupakannya?
Apakah esok baik-baik saja?
Apakah esok juga memikirkannya? (Hujan – Tere Liye)
Contoh 27
Paru-paruku sesak, hatiku bersih,
tanganku terluka dari malam sebelumnya dengan goresan,
dan rambutku tipis dan basah, terjatuh di tempat yang salah,
aku sedikit tidak nyaman. (Bagian terbaikku – Ed Sheeran)
Contoh 28
Porosmu hadir secara tiba-tiba,
menuntunku ke dalam dimensi dirimu yang belum aku tahu.
Kau memberiku sebuah nama yang atk pernah aku lupa.
Selanjutnya, aku harus apa? (Kausa – Febriadwi)
Contoh 29
Ayah, ku kembali mengenangmu,
dalam gelap ku tersedu, menahan segala pilu dan ragu.
Mengapa waktu cepat berlalu,
mengapa Tuhan lebih menyayangimu dibanding aku,
apa salahku, Ayah? Apa dosaku, Ayah? (Ayah – Linta Alenta)
Demikian30 contoh majas alegori dalam puisi yang sering kita jumpai dalam kehidupansehari-hari.