Cerpen: Pengertian, Ciri dan Unsurnya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Banyak karya sastra yang terdapat dalam bahasa Indonesia seperti puisi, sajak, syair, cerpen, talibun, novel hingga pantun.

Diantara itu yang paling populer dan sering dibaca adalah cerpen karena pembahasannya yang ringan dan singkat, cocok untuk mengisi waktu luang.

Pengertian Cerpen

Cerpen atau cerita pendek adalah salah satu karya sastra Indonesia berbentuk prosa naratif fiktif, namun dalam penulisannya cerpen juga bisa diangkat dari kisah nyata.

Cerpen memiliki penulisan yang padat dan langsung ke inti cerita karena memang cerpen memiliki cerita yang singkat. Tidak seperti novel biasanya cerpen memiliki cerita yang langsung tamat atau langsung pada penyelesaian di akhir cerita.

Dalam pembuatan suatu cerpen biasanya penulis juga menggunakan majas untuk menyampaikan uraian cerita. Bagi teman teman yang belum tau apa itu majas bisa melihatnya di jenis-jenis majas.

Jenis Cerpen

Berdasarkan Jumlah Kata

Cerpen berdasarkan jumlah kata dalam penulisannya dibagi ke dalam tiga jenis, diantaranya yaitu :

  • Cerpen mini atau flash. Cerpen ini memiliki cerita yang paling singkat karena jumlah katanya hanya berkisar 750 sampai 1000 kata saja.
  • Cerpen Ideal. Cerpen jenis ini paling sering ditemui dalam pembuatan cerpen, cerpen ini biasanya berisi 3000 sampai 5000 kata dalam penulisannya.
  • Cerpen panjang. Cerpen ini memiliki cerita yang cukup kompleks namun belum sepanjang cerita pada buku novel, biasanya memiliki kata 5000 hingga 10.000 kata dalam ceritanya.

Berdasarkan Teknik

Selain dibagi berdasarkan jumlah katanya, cerpen juga dapat dikelompokkan berdasarkan teknik mengarang, diantaranya yaitu:

  • Cerpen Sempurna

Cerpen sempurna atau well made short-story memiliki alur cerita dan penokohan yang jelas. Mulai dari pengenalan karakter, latar, setting konflik cerita hingga ending tertata dengan jelas dan mudah dipahami. Cerita yang diangkat pun biasanya berdasarkan legenda dan realitas yang terjadi di masyarakat.

  • Cerpen Tak Utuh

Cerpen tak untuh atau slice of life short-story merupakan cerpen yang ditulis secara singkat dan menceritakan sepenggal kejadian saja dari tokohnya. Sehingga dalam penulisannya terkadang penokohannya kurang mendalam dan plot juga tidak diceritakan secara lengkap.

Berdasarkan Alirannya

Jenis cerpen berdasarkan alirannya dapat dibedakan menjadi:

  1. Realisme, cerpen yang menceritakan peristiwa sesungguhnya. Tidak terdapat gagasan yang berlebihan dari penulis sebab mereka hanya menjadi penonton objektif.
  2. Impresionisme, cerpen yang ditulis berdasarkan apa yang pertama kali dilihat penulis. Di sini penulis hanya menceritakan dari hasil pengamatan di awal saja.
  3. Naturalisme, tidak jauh berbeda dengan realisme hanya saja penulis menceritakan dari sisi negatifnya.
  4. Determenisme, aliran yang menekankan terhadap takdir yang disebabkan oleh unsur biologis dan lingkungan. Biasanya cerpen ini berisi tentang penganut yang tidak percaya Tuhan.
  5. Neonaturalisme, gabungan antara realisme dan naturalisme. Cerpen tidak hanyak berisi sisi baik namum juga sisi negatif.
  6. Idealisme, penulis membuat cerita berdasarkan pandangannya terhadap masa depan dengan pengharapan.
  7. Romantisme, isi cerpen menonjolkan sisi perasaan sedangkan logika cendrung diabaikan. Tidak heran jika cerpen ini menggunakan bahasa yang indah dan puitis.
  8. Surealisme, cerpen berisi tentang khayalan, penulis membiarkan pembaca menggunakan imajinasinya saat membaca cerpen.

Ciri-Ciri Cerpen

1. Jalan cerita yang singkat

Sesuai dengan namanya cerpen atau cerita pendek tentunya memiliki jalan cerita yang singkat mengingat penggunaan katanya hanya berkisar 750 hingga 10.000 kata saja. Selain itu kata kata yang digunakan juga tidak bertele – tele dan langsung pada inti cerita.

2. Ceritanya Fiktif

Cerpen umumnya merupakan suatu karangan fiktif atau bukan dari kisah nyata, meskipun terkadang ada beberapa pengarang yang menggunakan pengalaman pribadi sebagai ide pembuatan cerpennya.

Karena apabila menuliskan kisah nyata biasanya penulis akan menuliskannya dengan panjang dan runtut dan lebih tepat jika dituliskan dalam bentuk novel atau biografi.

3. Memiliki satu alur cerita

Cerpen merupakan cerita yang ditulis secara singkat, untuk itu alur yang digunakan pun biasanya hanya 1 saja. Konflik yang terjadi juga biasanya hanya sekali lalu diakhiri dengan penyelesaian secara singkat.

4. Cerita sehari-hari

Umumnya cerita dari cerpen diambil dari kejadian sehari-hari yang dialami oleh masyarakat sekitar. Karena pengemasannya yang ringan untuk itu tema kehidupan sehari-hari paling banyak diambil sebagai tema suatu cerpen.

5. Dapat dibaca secara cepat

Cerpen memiliki jumlah kata yang singkat selain itu penulisan ceritanya juga ringan sehingga dapat dengan mudah di pahami dan dibaca dengan cepat. Karena memang tujuan dari cerpen adalah menghibur pembacanya di kala waktu luang, jadi pembaca dapat menikmati karya cerpen dalam waktu singkat

6. Tokoh yang sederhana

Cerpen memiliki penokohan yang cukup sederhana, mengingat di dalam cerpen biasanya pengarang jarang menceritakan latar belakang suatu tokoh dengan lengkap.

Penggunaan paragraf narasi dan deskriptif
Pengarang dalam menulis suatu cerpen juga umumnya menggunakan paragraf narasi dan deskriptif, karena paragraf jenis ini biasanya dapat mudah dipahami oleh pembaca.

Unsur-Unsur Cerpen

Untuk mendukung penulisan ceritanya, terdapat unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam cerpen yang perlu diperhatikan, diantaranya yaitu:

Unsur Intrinsik

Unsur intrinsik merupakan unsur-unsur yang terdapat di dalam cerpen, diantaranya yaitu:

1. Tema

Sebuah gagasan atau ide pokok dari sebuah cerpen. Tema memiliki sifat umum dan dapat berasal dari lingkungan sekitar, konflik masyarakat, cerita pribadi penulis sejarah, pendidikan, percintaan dan lain sebagainya.

2. Tokoh dan Penokohan

Tokoh yakni orang yang diceritakan atau terlibat di dalam sebuah cerita. Sedangkan penokohan merupakan watak atau sifat dari tokoh yang terdapat di dalam cerita. Setidaknya ada 4 jenis tokoh yang perlu diketahui, antara lain:

  • Protagonis: Tokoh utama dalam sebuah cerita yang mempunyai sifat baik.
  • Antagonis: Tokoh utama yang cendrung menjadi lawan dari protagonis. Sifat tokoh antagonis yakni iri, dengki, angkuh, sombong, congkak dan lainnya.
  • Tritagonis: Tokoh penengah antara tokoh protagonis dan tokoh antagonis. Umumnya mempunyai sifat yang bijaksana.
  • Figuran: Tokoh pendukung yang dapat memberikan tambahan dan kesan tersendiri di dalam sebuah cerita.

Sedangkan penyampaian dari penokohan watak dari cerita bisa diketahui dengan 2 metode, yakni:

  • Analitik, penulis memaparkannya secara langsung seperti baik hati, keras kepala, sombong, pembohong, pemberani.
  • Dramatik, penulis menggambarkan tokoh secara tersirat. Biasanya bisa diketahui dari tingkah laku dari tokoh tersebut.

3. Alur/Plot

Urutan jalan cerita di dalam cerpen yang ingin disampaikan oleh penulis. Ada tahapan-tahapan alur tertentu yang terdapat di dalam sebuah cerpen yakni perkenalan, penanjakan, klimaks, anti klimaks, tahap penyelesaian.

Semua tahap tersebut harus ada dalam sebuah cerpen. Hal ini agar membuat cerita yang disampaikan tidak membuat pembaca bingung. Setidaknya ada 2 jenis alur yang biasa digunakan oleh penulis:

  • Alur maju, jalur cerita dibuat dengan runtut dari awal perkenalan tokoh, kondisi sampai konflik muncul hingga puncaknya dan berakhir dengan penyelesaian dari konflik tersebut.
  • Alur mundur, penulis menyampaikan sebuah cerita secara tidak urut. Biasanya terjadi konflik terlebih dahulu, kemudian kembali pada penyebab konflik terjadi.

4. Setting/Latar

Setting atau latar belakang yang terdapat pada sebuah cerita dapat berupa waktu, tempat kejadian, dan suasana. Latar belakang memberikan persepsi yang konkret dalam cerpen bagi pembaca.

5. Sudut Pandang

Bisa dikatakan jika sudut pandang merupakan cara bagi penulis dalam menyampaikan sebuah cerita. Sudut pandang tersebut bisa berupa orang pertama, kedua atau ketiga, tak jarang penulis juga dapat menggunakan sudut pandang orang lain di luar cerita.

6. Gaya Bahasa

Gaya bahasa menjadi sebuah ciri khas bagi penulis dalam menyampaikan tulisan bagi pembaca. Gaya bahasa tersebut bisa dilihat dari penggunaan majas, penggunaan kalimat dan juga diksi yang terdapat di dalam cerpen.

7. Amanat

Amanat atau moral value merupakan sebuah pesan moral atau bentuk pembelajaran yang bisa diambil dari sebuah cerpen. Pada umumnya amanat tidak disampaikan secara langsung, melainkan tersirat dan berdasarkan pemahaman dari para pembaca.

Unsur Ekstrinsik

Unsur ekstrinsik memang tidak dapat ditemukan secara langsung di dalam penulisan suatu cerpen namun biasanya tersirat dari pemahaman suatu cerpen. Unsur ekstrinsik cerpen diantaranya yaitu:

1. Latar Belakang Masyarakat

Kondisi atau keadaan masyarakat yang diperoleh penulis sebagai ide dalam pembuatan cerpen. Bentuk latar belakang ini dapat berupa pengkajian ideologi negara, sosial masyarakat, politik, hingga kondisi ekonomi.

2. Latar Belakang Penulis

Latar belakang penulis berhubungan dengan informasi mengenai penulis itu sendiri. Latar belakang tersebut termasuk:

  • Riwayat hidup penulis, pengalaman penulis dalam membuat karya tulis atau biografi penulis secara keseluruhan.
  • Kondisi psikologis, kondisi atau suasana hati penulis saat membuat cerpen. Ada kalanya penulis mengalami kondisi tidak bersemangat saat menulis.
  • Aliran sastra, keahlian sastra yang dianut oleh penulis. Aliran sastra sangat mempengaruhi gaya penulisan yang digunakan oleh penulis dalam membuat sebuah cerita.

3. Nilai yang Terkandung dalam Cerpen

Nilai-nilai yang terdapat di dalam sebuah cerita dan biasanya dapat dipraktekan setelah membaca.

Struktur Penulisan Cerpen

Dalam sebuah cerpen ada 6 elemen penting untuk membuat suatu cerita utuh atau yang lebih dikenal dengan struktur penulisan. Struktur penulisan tersebut antara lain:

  1. Abstrak: Inti atau ringkasan dari cerpen yang dapat menjadi gambaran awal cerita. Unsur abstak ini bersifat opsional atau dalam suatu cerpen bisa saja penulis tidak menggunakannya.
  2. Orientasi: Segala sesuatu yang berhubungan dengan suasana, tempat, dan waktu di dalam cerita pendek.
  3. Komplikasi: Urutan dari berbagai kejadian yang saling berkaitan berdasarkan sebab-akibat. Dalam hal ini pembaca dapat melihat watak atau karakter tokoh dari cerpen.
  4. Evaluasi: Struktur konflik yang mengarah pada klimaks hingga akhirnya menemukan solusi dari masalah tersebut.
  5. Resolusi: Penulis akan menceritakan bagaimana solusi atau penyelesaian dari masalah yanng dihadapi oleh tokoh dalam cerpen.
  6. Koda: Nilai moral atau pembelajaran yang dapat diperoleh pembaca setelah membaca cerpen.

Teknik Penulisan Cerpen

Membuat cerpen yang baik tentunya tidak bisa sembarangan dalam proses pembuatannya, harus mengikuti tahapan-tahapan khusus yang dikenal sebagai kerangka.

Dan berikut adalah kerangka yang harus diikuti sebagai tahapan pembuatan cerpen.

1. Observasi

Obsevasi merupakan tahap awal dalam penulisan cerpen dan dilakukan secara langsung dengan mengamati kejadian di sekitar serta memilih satu objek untuk dijadikan tokoh. Selain itu, penulis juga dapat mendengar atau mengingat kejadian yang pernah dilakukan orang lain sebagai bahan pembuatan cerita pendek.

2. Tentukan Tema

Tema menjadi ide dari cerpen yang dibuat dan biasanya berasal dari observasi. Tentunya pemilihan tema harus menarik agar menggugah para pembaca seperti olah raga, percintaan, sosial budaya, persahabatan dan lain sebagainya.

3. Latar Belakang

Pemilihan latar belakang berdasarkan pada tema yang sudah  ditentukan di awal. Latar belakang pada cerpen terdiri atas latar tempat, latar waktu, dan suasana untuk mendukung alur cerita yang dibuat.

4. Menciptakan Dan Menentukan Tokoh

Tokoh adalah hal terpenting dari sebuah cerita. Sebab tokoh menjadi subjek munculnya permasalahan untuk itu perlu pengamatan secara langsung atau mendengarkan pendapat orang lain agar cerita yang dibuat penulis semakin hidup.

5. Membuat Konflik

Konflik menjadi sebuah pertentangan yang harus segera diselesaikan di dalam cerpen. Tidak adanya konflik cerpen akan terasa monoton dan tentu tidak menarik. Untuk itu sangat penting bagi penulis dalam menciptakan sebuah konflik yang menarik dan dapat diselesaikan dalam satu cerita.

6. Sudut Pandang

Sudut pandang atau point of view merupakan cara penulis dalam menyampaikan tokoh, tindakan, latar dan berbagai peristiwa lainnya pada sebuah cerita. Sudut pandang dibedakan menjadi orang pertama (aku) dan orang ketiga (dia).

7. Tentukan Alur

Pemilihan alur sangat penting agar membuat pembaca tidak merasa bosan saat membaca cerita. Dalam karya sastra ada 3 alur cerita yakni alur maju, alur mundur dan alur campuran. Namun pada sebuah cerpen pada umumnya penulis hanya menggunakan alur maju atau alur mundur saja.

8. Menulis Cerpen

Penulis siap dikatakan membuat cerpen apabila tema, latar belakang, tokoh, konflik, sudut pandang, serta alur sudah ditentukan. Isi cerita yang dibuat merupakan hasil pengembangan dari tema menggunakan pilihan kata yang sederhana dan mudah dipahami.

9. Menentukan Judul

Judul bukanlah tahap akhir dari penulisan cerpen. Akan tetapi akan lebih mudah menentukan judul setelah cerpen dibuat. Hal ini tidak akan membuat kualitas atau kuantitas cerpen menjadi menurun, justru hal penting dalam membuat judul cerpen yakni dibuat singkat dan menarik.

Contoh Cerpen

Sup Ayam

Sore itu Rosa berencana membeli makan malam terlebih dahulu sebelum pulang ke rumahnya setelah bekerja. Mungkin sup ayam bisa menjadi pilihan yang tepat terlebih udara sore itu sedikit dingin setelah hujan seharian, pikir Rosa. Dia langkahkan kakinya menuju salah satu kedai sup ayam yang lokasinya tidak jauh dari tempatnya bekerja.

Harum semerbak aroma sup ayam yang Rosa bawa benar-benar menggoda perutnya yang kelaparan. Dia membayangkan betapa nikmatnya sup ayam tersebut masuk mengisi perutnya yang kosong. Rosa berjalan sedikit cepat menuju rumahnya, tak sabar untuk menikmati sup ayam.

Tiba-tiba langkahnya terhenti saat Rosa melihat dua orang anak kecil berbeda usia yang sedang duduk di bawah lampu jalanan yang sepi. Mereka saling berpelukan, yang besar sedang menenangkan yang kecil karena menangis.

“Kenapa menangis?” Tanya Rosa kepada anak laki-laki yang lebih besar.

“Adik saya kelaparan. Upah bekerja saya hari ini hanya cukup untuk biaya pulang ke rumah. Apabila saya membeli makanan, kami berdua tidak dapat pulang.” Jawab anak itu sambil menyeka air matanya dengan punggung tangan.

“Di mana orang tua kalian, mengapa hanya berdua saja?” Rosa semakin penasaran dengan kedua anak tersebut.

“Mereka sudah meninggal. Saya tinggal berdua dengan adik di Distrik 15.” Anak laki-laki itu menjawab dengan tatapan sendu dengan tangannya yang terus memberikan pelukan kepada adiknya.

Rosa tahu jika Distrik 15 merupakan wilayah kumuh dan cukup jauh dari dari Distrik 2 di mana dia tinggal. Mendengar cerita anak tersebut hatinya menjadi iba, terlebih melihat kondisi mereka berdua yang kelaparan dan jauh dari rumah. Sedangkan hari semakin gelap, angin dingin mulai terasa, dan sebentar lagi hujan mungkin akan turun. Rosa teringat sesuatu di tangannya, apalagi jika bukan sup ayam hangat yang baru dia beli beberapa waktu lalu.

“Ini untuk kalian berdua. Ambilah!” Rosa menyodorkan bungkusan sup ayam kepada anak laki-laki tersebut. Terlihat sekali ada rasa bingung dari tatapan matanya dan sedikit ragu menerima bungkusan dari Rosa.

“Makanlah sup ayam tersebut selagi hangat dan segera pulang sebelum hujan datang lagi. Aku pergi.” Ujar Rosa dan tak lama kemudian dia pergi meninggalkan kedua anak tersebut yang masih bingung dengan adegan itu.

“Kakak, terima kasih! Semoga Tuhan membalas kebaikan, Kakak!” teriak anak laki-laki sambil mengangkat bungkusan sup ayam di tangannya.

Rosa menghentikan langkahnya, berbalik dan tersenyum kepada keduanya. Kemudian Rosa melanjutkan perjalannya kembali yang sempat tertunda. Mungkin mie instan dengan telur bisa menjadi menu makan malamnya hari itu.

Saat hendak mencari kunci pintu apartemennya di dalam tas, Rosa melihat seseorang sedang berdiri di depan pintu. Orang tersebut mengenakan jaket denim berdiri sambil bersandar pada sisi pintu.

“Kau menghalangi orang yang ingin masuk ke dalam.” Pandangan Rosa tetap tidak teralihkan ke arah dalam tasnya yang sibuk mencari kunci apartemen. Dan bersorak ringan saat telah menemukan kunci yang dicarinya. Segera dia masukan kunci dan membuka pintunya, membiarkan orang tersebut masuk terlebih dahulu ke dalam apartemennya.

“Ini aku membawakan sup ayam dari kedai favoritmu.” Orang tersebut meletakan barang bawaannya di atas meja makan dekat dapur.

“Bagaimana bisa?” Rosa menatap bungkusan tersebut tak percaya.

“Walaupun saat ini kita sudah tidak tinggal bersama lagi. Sebagai adik aku tahu kebiasaanmu yang selalu mengkonsumsi makanan instan. Ayo segera makan selagi hangat.” Adik laki-laki Rosa, Ray mengeluarkan satu per satu makanan yang berada di dalam bungkusan dan menatanya di atas meja.

Rosa menarik salah satu kursi terdekat dan mulai mengambil sup ayam yang masih mengeluarkan kepulan asap. Sambil tersenyum dia mulai memasukan satu suapan sup ayam tersebut ke dalam mulutnya. Bagaimana tidak, hanya gara-gara sup ayam Rosa merasa senang.

fbWhatsappTwitterLinkedIn