Indonesia merupakan negara dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia setelah Kanada. Hal tersebut diperoleh dari bentuk negara Indonesia yang berupa kepulauan. Sehingga, hampir setiap daerah di Indonesia memiliki pantainya sendiri-sendiri yang dapat dijadikan sebuah kebanggaan.
Panjang garis pantai di Indonesia sendiri mencapai 5,8 juta kilometer persegi. Namun, jumlah tersebut semakin berkurang dikarenakan adanya abrasi yang mengikis pantai Indonesia.
Pengertian Abrasi
Abrasi merupakan proses pengikisan pantai yang diakibatkan oleh gelombang dan arus laut yang merusak, dimana pemicunya adalah kesimbangan alam yang terganggu di daerah tersebut. Arus merusak yang dimaksudkan oleh pengertian tersebut adalah arus pasang dan surut air laut.
Sedangkan, menurut KBBI, abrasi diartikan sebagai pengikisan batuan oleh air, es, atau angin yang mengandung dan mengangkut hancuran bahan. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa abrasi atau yang juga biasa dikenal sebagai erosi ini merupakan pengikisan pantai yang disebabkan oleh aktivitas alam maupun aktivitas manusia.
Mengapa aktivitas manusia juga berperan dalam peristiwa abrasi? Karena aktivitas-aktivitas eksplotasi sumber daya laut yang dilakukan oleh manusia membuat keseimbangan ekosistem terganggu yang mengakibatkan arus atau gelombang laut yang datang akan langsung mengarah ke pantai tanpa adanya suatu penghambat alami seperti terumbu karang, ikan, atau biota laut lainnya.
Dampak Abrasi Terhadap Lingkungan
- Rusaknya Hutan Bakau
Hutan bakau memang menjadi salah satu solusi untuk mencegah terjadinya abrasi. Namun, hal tersebut bukan berarti bahwa hutan bakau kebal terhadap peristiwa tersebut. Ada kalanya hutan bakau yang ditanam di sekitar pantai dengan tujuan untuk mencegah abrasi rusak dan kehilangan manfaatnya.
Hal tersebut dikarenakan abrasi yang terjadi secara terus menerus dan dalam skala yang besar sehingga hutan bakau sudah tidak mampu lagi untuk menahan gelombang dan arus laut yang datang. Selain itu, hutan bakau juga dapat rusak karena badai yang menerjang daerah pantai. Rusaknya hutan bakau ini akan menambah resiko dan memperparah terjadinya bencana abrasi.
- Penyusutan Garis Pantai
Abrasi yang terjadi akan membuat sedimen-sedimen yang ada di pesisir pantai terbawa gelombang dan arus laut sehingga garis pantai mengalami penyusutan. Hal tersebut dikarenakan garis pantai yang terkena abrasi akan semakin menjorok ke daratan.
Pada akhirnya, luas daratan pun menjadi ikut berkurang akibat garis pantai yang berkurang pula. Hal ini akan mengancam kehidupan penduduk di sekitar pesisir pantai karena daerah tempat tinggalnya yang terancam hancur.
Mata pencaharian masyarakat sebagai nelayan juga terancam karena tidak ada tempat untuk perahu mereka berlabuh. Selain itu, penyusutan garis pantai juga menimbulkan kerugian di sektor pariwisata karena keindahannya yang berkurang.
- Hilangnya Habitat Flora dan Fauna Pantai
Rusaknya ekosistem hutan bakau membuat sejumlah hewan-hewan laut yang ada di dalamnya menghilang. Habitat yang rusak membuat mereka berpindah ke tempat yang lain.
Hal ini mengakibatkan hewan—hewan seperti ikan-ikan kecil dan tumbuhan yang hidup di sekitar hutan bakau akan sulit untuk ditemui. Selain itu, hal ini juga membuat sumber daya ikan berkurang yang berakibat pada rendahnya kebermanfaatan yang dirasakan oleh masyarakat sekitar.
- Ekosistem Laut Terganggu
Ekosistem yang rusak karena abrasi akan mempengaruhi keseluruhan ekosistem laut yang ada. Misalnya, ekosistem hutan bakau yang rusak akan mengakibatkan hilangnya ikan-ikan kecil. Hal ini kemudian akan mengarah pada terganggunya rantai makanan karena ikan-ikan di laut kehilangan makanannya.
Selain ekosistem yang ada di pantai dan laut, abrasi juga mempengaruhi ekosistem yang ada di daratan seperti abrasi yang terjadi di Pantai Utara Jawa Tengah (Pantura). Abrasi di pantura tersebut merusak sejumlah tambak masyarakat yang berarti bahwa ekosistem tambak pun menjadi terganggu.
- Pencemaran Pantai Akibat Sampah
Gelombang atau arus laut penyebab abrasi tidak hanya mengikis pantai dan menyusutkan garis pantai saja. Namun, ia juga membawa serangkaian sampah dan mendamparkannya di area pantai. Hal ini sangat menganggu keindahan pantai. Selain itu, sampah kiriman ini juga sulit dibersihkan karena sifatnya yang sudah bercampur baur dengan pasir dan sampah lainnya.
- Terbentuknya Dataran Abrasi
Dataran abrasi adalah wilayah yang terbentuk akibat terkena abrasi. Wilayah ini dapat dilihat ketika air laut sedang surut.
Pantai yang tidak terkena abrasi biasanya akan terbentang seperti daratan yang luas ketika air laut surut. Namun, berbeda dengan dataran abrasi karena ketika laut surut kita dapat melihat area pantai yang hilang dan menyempit.
- Terbentuknya Tebing
Tebing dapat kita temui di pantai-pantai yang memiliki batuan keras yang terjal dan curam. tebing bagian bawah yang terkena abrasi lama kelamaan akan membentuk cekungan yang disebut dengan relung.
- Terbentuknya Cave, Arch, Stack, dan Stump
Cave adalah gua yang dapat ditemui di tebing yang ada di pantai. Jika gua ini menembus sampai ke sisi tebing satunya maka akan disebut sebagai arch.
Apabila arch ini mengalami abrasi, maka akan terbentuk tiang-tiang yang tempatnya jauh dari cliff. Tiang-tiang tersebut kemudian disebut sebagai stack. Jika stack terkena abrasi dan menyebabkan ia hilang dari permukaan laut dan maka akan disebut sebagai stump.