Selain air yang menjadi sumber kehidupan, maka tanah pun demikian karena tanah menjadi tempat manusia berpijak. Tanah menjadi sumber daya alam yang memiliki fungsi terpenting yakni sebagai penyimpan cadangan air untuk kebutuhan makhluk hidup.
Pentingnya tanah bagi kehidupan dapat kita rasakan ketika melihat pemandangan yang ada di sekitar kita. Dimana tanah menjadi media penghasil makanan dan bahan pangan, jalan, hingga tempat berdirinya bangunan-bangunan megah yang ada di Bumi.
Setiap wilayah yang ada di seluruh dunia memiliki kualitas tanah yang berbeda-beda. Tanah yang baik dan subur sangat cocok menjadi lahan pertanian. Begitu pula dengan jenis tanah lainnya yang memiliki kualitas berbeda dapat digunakan sesuai dengan kandungan unsur hara di dalamnya.
Tanah di daerah tertentu atau yang biasa disebut dengan istilah lahan, sudah dimanfaatkan dengan baik oleh pemerintah atau pemilik tanah itu sendiri, baik dimanfaatkan untuk lahan pertanian, rumah ataupun pembangunan gedung-gedung usaha.
Namun, akhir-akhir ini pemerintah Indonesia dihadapkan dengan permasalahan kerusakan tanah atau degradasi lahan yang berdampak pada sektor perekonomian negara. Hal ini dikarenakan sebagian besar masyarakat Indonesia masih mengandalkan lahan pertanian untuk menunjang kehidupannya.
Jika kualitas tanah menurun akibat kerusakan yang ditimbulkan, maka sektor pertanian akan merosot jauh. Tentu pemerintah tidak mau masyarakat mengalami kelangkaan bahan pangan, terlebih kenaikan harga bahan dan makanan akan menyulitkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Apa itu Degradasi Lahan?
Degradasi lahan merupakan proses penurunan produktivitas tanah, baik sementara maupun tetap yang menimbulkan dampak negatif. Lahan terdegradasi dalam definisi lain juga disebut dengan lahan tidak produktif, lahan kritis dan lahan tidur yang dibiarkan terlantar tanpa adanya perawatan.
Degradasi tanah akan mengakibatkan menurunnya kualitas dan kuantitas tanah karena hilangnya unsur hara yang terkandung di dalamnya, baik dikarenakan unsur kimia, kekeringan maupun tanah yang tergenang air (terlalu basah).
Di Indonesia, lahan yang terdegradasi mencapai 48,3 juta ha atau 25,1% dari luasnya wilayah negara Indonesia sendiri. Proses degradasi lahan dimulai dengan tidak terkontrolnya konversi hutan, kesalahan pengelolaan lahan serta adanya proyek pertambangan besar-besaran tanpa disertai pengelolaan lahan yang sesuai.
Apabila degradasi lahan dibiarkan begitu saja, dikhawatirkan akan menimbulkan dampak negatif seperti menurunnya perekonomian negara, erosi tanah hingga menjadi sumber bencana. Oleh karena itu, sebelum lahan yang terdegradasi semakin luas maka perlu adanya upaya pencegahan.
Upaya Pencegahan Degradasi Lahan
Degradasi lahan dapat diatasi dengan melakukan upaya pencegahan agar tidak semakin meluas. Adapun upaya pencegahan yang dapat dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat ialah:
Upaya pencegahan degradasi lahan yang pertama, yang bisa kamu lakukan ialah mengadakan reboisasi. Reboisasi merupakan solusi terbaik untuk mengatasi kerusakan tanah. Reboisasi atau kegiatan penghijauan kembali hutan atau lahan dapat menyelamatkan tanah, lingkungan dan binatang yang tinggal di dalamnya.
Melakukan reboisasi berfungsi untuk menghidupkan kembali lahan yang terbengkalai sehingga dapat memberi kehidupan baru di lahan yang telah tergradasi.
Reboisasi tidak hanya dilakukan untuk menghidupkan kembali hutan yang gundul, melainkan juga dapat dilakukan di semua lahan yang tergradasi. Lahan yang sudah tergradasi seperti lahan kritis dapat melakukan reboisasi sebagai upaya pencegahan degradasi semakin meluas. Dengan melakukan reboisasi, tanah yang telah rusak akan kembali subur serta erosi tanah dapat terhindarkan.
- Mengubah Lahan Menjadi Hutan
Ketika sebuah lahan luas mulai mengalami kerusakan atau degradasi, mengubahnya menjadi hutan akan menjadi cara terbaik. Terlebih jika lahan yang tergradasi tidak cocok untuk lahan pertanian maupun perkebunan, sebaiknya di ubah menjadi hutan agar tidak menimbulkan kerusakan yang lebih parah.
Hutan adalah paru-paru dunia, yang menghadirkan oksigen yang mana dibutuhkan oleh semua makhluk hidup. Dibandingkan dengan membiarkan lahan kosong dan rusak, mengubah lahan tergradasi menjadi hutan termasuk upaya pencegahan yang sangat efektif.
- Membuat Saluran Pelepas Air
Upaya pencegahan selanjutnya ialah bisa dengan membuat saluran pelepas air tambahan. Cara ini cocok digunakan di daerah pegunungan, lereng atau dataran tinggi. Ketika musim penghujan tiba, lahan-lahan di daerah ini akan menjadi lebih basah karena terkena aliran air hujan.
Tanah yang terlalu basah atau tergenang air justru memiliki kualitas yang buruk untuk tanaman. Maka tak heran, di lahan pertanian akan ditemukan sengkedan atau terasering untuk mengatasi air yang berlebih.
Namun, penggunaan sengkedan atau terasering nyatanya masih tidak mampu mengatasi permasalahan lahan pertanian di wilayah dataran tinggi. Untuk menunjang pengelolaan lahan, pembuatan saluran pelepas air bisa menjadi pilihan terbaik.
Membuat saluran pelepas air akan mempercepat aliran air saat hujan tiba, sehingga air tidak akan menggenang terlalu lama di lahan yang paling atas. Buat saluran pelepas air dengan bentuk memanjang atau bentuk lainnya sebagai jalur aliran air tercepat.
- Membuat Teras di Permukaan Lahan
Salah satu upaya lainnya yang bisa dilakukan adalah dengan membuat teras di permukaan lahan. Pembuatan teras ini dapat mengurangi tanah yang terbawa oleh aliran air saat hujan, agar tidak terjadi erosi tanah. Meskipun cara ini cukup mudah dilakukan, tetapi dapat membantu memperbaiki degradasi tanah dengan baik.
- Hindari Membakar Hutan saat Musim Kemarau
Membakar hutan bukan suatu hal yang dilarang, apabila melakukan prosedur yang benar. Membakar hutan memang diperbolehkan, namun hanya dilakukan pada keadaan tertentu seperti akan diadakannya reboisasi. Dalam proses membakar hutan, hindari melakukan pembakaran hutan saat musim kemarau.
Hal ini dikarenakan tanah pada musim kemarau sudah sangat kering sehingga jika ditambah dengan proses pembakaran hutan akan memperparah kondisi tanah. Oleh sebab itu, hindari membakar hutan saat musim kemarau untuk mencegah degradasi lahan semakin parah.
Dan, inilah beberapa upaya pencegahan degradasi lahan yang bisa dilakukan. Upaya pencegahan ini dapat dilakukan secara bersama-sama baik dari pemerintah setempat juga masyarakat yang mendukung perubahan lebih baik. Semoga bermanfaat.