Depresi Ekonomi: Tanda, Penyebab dan Dampaknya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Kondisi perekonomian sebuah negara berhubungan erat dengan aktivitas produksi dan konsumsi warna negaranya, selain itu kebijakan ekonomi suatu negara juga sedikit banyak akan mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakatnya.

Ada sebuah kondisi yang disebut dengan depresi ekonomi, keadaan ini sangat dihindari oleh semua negara karena akan memberikan imbas negatif untuk keadaan ekonomi serta semua lini pembangunan bangsanya.

Apakah yang dimaksud dengan istilah depresi ekonomi? simak pembahasan lengkapnya dari mulai pengertian, perbedaannya dengan resesi ekonomi, tanda-tanda depresi ekonomi, penyebab, dampak, dan bagaimana cara mencegah depresi ekonomi.

Apa itu Depresi Ekonomi?

Depresi ekonomi adalah sebuah keadaan dimana kondisi ekonomi mengalami penurunan paling parah dan berkepanjangan.

Negara yang mengalami depresi ekonomi diibaratkan seperti mengalami kondisi kebangkrutan ekonomi dalam jangka waktu yang cukup lama, setidaknya dalam jangka waktu lebih dari tiga tahun.

Depresi ekonomi ini akan menghambat kemajuan negara dan membuat nilai produk domestik mengalami penurunan.

Perbedaan Resesi dan Depresi Ekonomi

Resesi ekonomi biasanya terjadi ketika produk domestik bruto atau PDB mengalami kontraksi dalam jangka waktu dua kuartal dan mengalami pertumbuhan yang sangat lambat. Lalu apa perbedaan dari resesi ekonomi dan depresi ekonomi? Simak informasinya berikut!

  • Resesei ekonomi terjadi setidaknya dalam dua kuartal, sedangkan depresi ekonomi berlangsung lebih lama dan merusak daripada resesi ekonomi.
  • Resesi ekonomi menyebabkan pergerakan ekonomi melambat, sedangkan depresi ekonomi menyebabkan pergerakan ekonomi sangat lambat bahkan stagnan.
  • Dampak yang ditimbulkan oleh depresi ekonomi lebih besar daripada represi ekonomi.
  • Pada saat terjadi resesi ekonomi pengangguran akan meningkat namun akan dipekerjakan lagi dalam kurun waktu beberapa bulan, sedangkan saat depresi ekonomi pekerja yang dirumahkan kecil kemungkinan untuk bisa kembali bekerja karena pabrik banyak yang sudah ditutup.

Tanda-tanda Depresi Ekonomi

Depresi ekonomi di suatu negara pada umumnya akan ditandai dengan beberapa hal, berikut adalah tanda-tanda dari depresi ekonomi.

  • Tingkat Pengangguran yang Semakin Meningkat

Tanda yang paling umum dari terjadinya depresi ekonomi pada sebuah negara adalah memburuknya tingkat pengangguran yang tidak kunjung pulih.

Pengangguran akan semakin meningkat diakibatkan karena banyaknya pabrik dan perusahaan yang tidak bisa bertahan sehingga harus gulung tikar.

Tingginya tingkat pengangguran ini disebabkan kurangnya daya beli masyarakat pada suatu produk, sehingga perusahaan tidak bisa melakukan penjualan normal terhadap barang-barang yang menjadi motor penggerak keuntungan mereka.

Inflasi adalah istilah ekonomi yang memiliki arti kenaikan harga barang dan jasa yang berlangsung secara terus menerus, dalam jangka waktu tertentu.

Inflasi memiliki arti positif saat dikaitkan dengan permintaan yang lebih tinggi karena pertumbuhan upah dan tenaga kerja yang semakin kokoh dan solid. Akan tetapi, inflasi yang terus meningkat akan menyebabkan banyak konsumen untuk melakukan aktivitas belanja, sehingga permintaan atas produk dan layanan akan menurun.

Apabila inflasi terus meningkat, produk akan mengalami penurunan permintaan dalam jangka waktu yang sangat lama, sehingga lambat laun akan menyebabkan kondisi yang sangat tidak menguntungkan untuk sebuah negara, yaitu depresi ekonomi.

  • Penjualan Properti Akan Terus Menurun

Saat sebuah negara berada dalam kondisi perekonomian yang stabil, tingkat pengeluaran konsumen dan daya beli sebuah produk dan layanan akan tinggi, begitu juga dengan penjualan properti seperti rumah.

Akan tetapi, saat ada tanda-tanda penjualan rumah dan properti lainnya menurun, maka hal itu adalah salah satu tanda-tanda dari akan terjadinya depresi ekonomi.

  • Meningkatnya Debt Default Kartu Kredit

Debt default merupakan kegagalan debitur (perusahaan) untuk melakukan aktivitas pembayaran pokok serta bunganya pada saat jatuh tempo.

Tingginya penggunaan kartu kredit merupakan pertanda tingginya tingkat belanja orang-orang yang dampaknya positif terhadap PDB. Namun, ketika gagal bayar hutang meningkat, bisa diartikan sebagai hilangnya kemampuan orang-orang untuk membayar, hal tersebut menjadi satu pertanda dari depresi ekonomi.

Penyebab Depresi Ekonomi

Depresi ekonomi disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah sebagai berikut.

  1. Kejatuhan harga pasar, penurunan harga konsumen dari waktu ke waktu akan menyebabkan dampak negatif terhadap keseimbangan harga di pasar.
  2. Kenaikan harga minyak bisa memicu naiknya harga bahan-bahan pokok lainnya, sehingga kondisi ini bisa menjadi awal penyebab dari depresi ekonomi.
  3. Hilangnya kepercayaan konsumen pada sistem perekonomian, sehingga mereka akan mengurangi aktivitas permintaan barang dan jasa.
  4. Penurunan pendapatan yang bisa berdampak pada penurunan daya beli konsumen terhadap banyak produk.
  5. Jumlah lapangan kerja yang terbatas dan makin meningkatnya jumlah pengangguran.
  6. Kegiatan produksi yang menurun sehingga membuat komoditas suatu produk semakin langka di pasaran.
  7. Terjadinya penumpukan hutang dan kebangkrutan pada perusahaan-perusahaan besar.

Dampak Depresi Ekonomi

Depresi ekonomi bisa berdampak negatif pada perkembangan ekonomi sebuah negara, berikut adalah beberapa contoh dampak dari depresi ekonomi.

  1. Depresi ekonomi bisa menyebabkan daya beli masyarakat akan suatu produk menurun.
  2. Meningkatnya pengangguran.
  3. Aktivitas penjualan yang semakin melambat.
  4. Keadaan financial banyak perusahaan tersendat.
  5. Banyak bisnis yang gulung tikar karena tidak bisa memproduksi dan melakukan penjualan dengan lancar.

Cara Mencegah Depresi Ekonomi

Agar tidak sampai mengalami kondisi depresi ekonomi, banyak negara melakukan pencegahan dengan beberapa hal. Salah satunya adalah dengan membuat kebijakan-kebijakan yang bisa mencegah depresi ekonomi seperti berikut ini.

  1. kebijakan moneter ekspansif, kebijakan ini akan melibatkan pemotongan suku bunga agar bisa mendorong masyarakat untuk melakukan investasi dan pinjaman.
  2. Kebijakan fiskal ekspansif, kebijakan ini bisa diartikan dengan kegiatan meningkatkan pengeluaran pemerintah, mengurangi pajak, atau gabungan dari keduanya. Pengurangan pajak bisa mendorong konsumen untuk melakukan pengeluaran yang lebih banyak.
  3. Stabilitas keuangan, yaitu dengan melibatkan peran pemerintah untuk menjamin simpanan di bank, dan meningkatkan kredibilitas perbankan.

Uraian di atas adalah informasi lengkap tentang depresi ekonomi yang bisa memiliki dampak negatif untuk sebuah negara sehingga harus dicegah dengan beberapa hal, diantaranya adalah stabilitas ekonomi. Semoga informasi tersebut bisa bermanfaat.

fbWhatsappTwitterLinkedIn