Daftar isi
Dinasti Mughal telah menjadi salah satu dinasti islam terbesar di India. Dengan berdirinya dinasti ini tentunya memberikan pengaruh besar terhadap kebudayaan islam hingga saat ini. Untuk mengetahuinya lebih lanjut, berikut ini penjelasan selengkapnya tentang Dinasti Mughal.
Mengenal Dinasti Mughal
Dinasti atau lebih dikenal dengan Kesultanan Mughal merupakan kerajaan islam yang pernah berkuasa di India mulai dari abad ke-16 sampai ke-19. Namun, Dinasti Mughal ini bukanlah kerajaan islam pertama yang ada India. Selain itu, Dinasti Mughal di India sendiri dikenal dengan Kerajaan Mogul.
Meskipun demikian, kerajaan ini ternyata memberikan pengaruh yang besar pada perkembangan islam di India. Selama dua abad pemerintahannya tersebut, Dinasti Mughal sudah membentang luas mulai dari pinggiran luar lembah Indus di bagian barat, Kasmir di utara, Afganistan utara di bagian barat laut, hingga ke dataran tinggi Assam yang berada di Bangladesh (sekarang di timur) serta dataran tinggi Dekkan di India Selatan.
Sejarah Dinasti Mughal
Dinasti Mughal didirikan pada abad ke-16 Masehi oleh Zahiruddin Muhammad Babur. Zahiruddin Babur ini merupakan seorang cucu Timur Lenk yang berasal dari keturunan Genghis Khan dari Mongol. Selain itu, Babur juga anak dari pasangan Umar Sheikh Mirza yang merupakan penguasa Ferghana dan Qutlugh Nigar Khanum yakni keturunan dari Chagatai Khan di mana anak dari Genghis Khan.
Ketika usianya 11 tahun, Babur ini sudah mewarisi daerah Ferghana dari ayahnya. Dari sini lah kemudian ia berambisi untuk menaklukkan Samarkand yang saat itu menjadi kota penting di Asia Tengah. Berkat bantuan Raja Ismail I dari Kerajaan Safwi, akhirnya ia berhasil menaklukkan kota tersebut pada tahun 1494 M.
Setelah satu dekade, Babur menduduki kekuasaan di Kabul yang merupakan ibu kota Afghanistan dan secepat mungkin memusatkan perhatiannya pada India. Ketika itu, India masih dikuasai oleh Ibrahim Lodi yang merupakan raja dari Dinasti atau Kesultanan Delhi. Namun pemerintahannya sedang tidak stabil.
Akhirnya, Babur mengerahkan seluruh bala tentaranya menuju Delhi dan terjadilah Pertempuran Panipat I pada tanggal 21 April 1526 Masehi. Di pertempuran ini, Ibrahim Lodi bersama dengan ribuan pasukannya meninggal. Tak lama kemudian, akhirnya Kesultanan Delhi jatuh kepada Babur dan mendirikan Dinasti Mughal.
Raja-raja yang Pernah Memimpin Dinasti Mughal
Selama dua abad memerintah di India, Dinasti Mughal ini tentu mengalami pergantian kepemimpinan. Adapun raja-raja yang pernah memimpin Dinasti Mughal beserta masa pemerintahannya:
- Zahiruddin Muhammad Babur, pada 1526 – 1530 M
- Nasiruddin Muhammad Humayun, memerintah selama dua periode yakni pada 1530 – 1540 M dan 1555 – 1556 M
- Jalaluddin Muhammad Akar, pada 1556 – 1605 M
- Nuruddin Muhammad Salim Jahangir, pada 1605 – 1628 M
- Shahabuddin Muhammad Khurram atau Shah Jahan, pada 1628 – 1658 M
- Muhiuddin Muhammad atau Alamgir/Aurangzeb, pada 1658 – 1707 M
- Muhammad Mu’azam atau Bahadur Shah Alam, pada 1707 – 1712 M
- Mu’izzudin Muhammad atau Jahandar Shah, pada 1712 – 1713 M
- Farrukhsiyar, pada 1713 – 1719 M
- Rafi ud-Darajat, pada 1719 M
- Rafi ud-Daulah atau Shah Jahan II, pada 1719 M
- Roshan Akhtar atau Muhammad Shah, pada 1719 – 1748 M
- Ahmad Shah Bahadur, pada 1748 – 1745 M
- Azizuddin atau Alamgir II, pada 1754 – 1759 M
- Muhi-ul-Millat atau Shah Jahan III, pada 1759 – 1760 M
- Ali Gauhar atau Shah Alam II, pada 1760 – 1788 M
- Bidar Bakht atau Jahan Shah IV, pada 1806 – 1837 M
- Abu Zafar Sirajuddin Muhammad atau Bahadur Shah II, pada 1837 – 1857 M.
Masa Kejayaan Dinasti Mughal
Dinasti Mughal telah mencapai puncak kejayaannnya di masa pemerintahan Jalaludin Muhammad Akbar pada 1556 hingga 1605 M. kemajuan tersebut tidak hanya di bidang politik dan militer saja, melainkan bidang lain juga mengalami kejayaan seperti ekonomi, arsitektur, pendidikan, sendi dan budaya hingga keagamaan.
Kejayaan yang diperoleh oleh Jalaludin Akbar ini masih bisa dipertahankan oleh tiga raja yang memerintah selanjutnya yakni Jahangir, Shah Jahan dan juga Alamgir atau Aurangzeb. Di masa kejayaan tersebut, pertahanan militer Dinasti Mughal terbilang sangat tangguh dan sulit dikalahkan.
Selain itu, stabilitas politik karena sistem pemerintahan yang diterapkan oleh Jalaludin Akbar juga mempengaruhi kemajuan dalam semua bidang lainnya. Di bidang ekonomi, ia berhasil mengembangkan program pertanian, pertambangan dan juga perdagangan. Hasil pertanian tersebut kemudian diekspor ke berbagai wilayah seperti Eropa, Afrika, Arabia dan Asia Tenggara bersamaan dengan hasil kerajinan tangan masyarakat seperti kain tenun dan kain tipis.
Di masa kepemimpinan Shah Jahan, ia berhasil membangun Taj Mahal yang menjadi salah satu bukti kemajuan bidang arsitektur Dinasti Mughal. Sedangkan di masa Aurangzeb terdapat kemajuan lainnya seperti penghapusan pajak, penurunan harga bahan pangan, serta pemberantasan korupsi.
Bahkan Dinasti Mughal berhasil menguasai perekonomian dunia saat itu di mana mengalahkan Dinasti Qing di China dan Eropa Barat. Hingga pada awal abad ke-18, wilayah kekuasaan Dinasti Mughal sudah membentang luas dari Bengal ke Kabul dan Sindh, Kashmir ke lembah Kaveri di sebelah selatan.
Penduduknya diperkirakan mencapai 150 juta jiwa, atau seperempat dari populasi dunia kala itu. Dengan berbagai pencapaian tersebut, kemudian Dinasti Mughal dianggap sebagai kerajaan terbesar di dunia.
Runtuhnya Dinasti Mughal
Setelah mengalami kejayaan selama satu abad, namun Dinasti Mughal mulai mengalami kemunduran. Hal ini terjadi sepeninggal Aurangzeb di mana para raja penerusnya tidak sanggup mempertahankan kebesaran raja pendahulunya. Dinasti ini pun secara perlahan menghilang akibat satu per satu daerah kekuasaannya melepaskan diri dan mendirikan kerajaan yang baru.
Akhirnnya pada awal abad ke-19, Inggris berhasil mengendalikan hampir Sebagian besar wilayah kekuasaan Dinasti Mughal. Bahadur Shah II yang menjadi raja terakhir Dinasti Mughal saat ini hanya mempunyai otoritas di Kota Shahjahanabad. Kemudian ia digulingkan setelah terjadinya pemberontakan India pada tahun 1857 M.
Baharudin Shah II akhirnya diasingkan ke Myanmar oleh pasukan Inggris. Peristiwa inilah yang menunjukkan berakhirnya Dinasti Mughal.
Peninggalan Dinasti Mughal
Dari kejayaan-kejayaan yang dihasilkan oleh Dinasti Mughal ternyata melahirkan peninggalan-peninggalan yang hingga saat ini masih bisa ditemukan. Adapun peninggalan-peninggalan tersebut berupa bangunan arsitektur dari Dinasti atau Kesultanan Mughal antara lain:
- Taj Mahal di India, yang saat ini menjadi salah satu keajaiban dunia oleh UNESCO
- Bangunan Benteng Agra di India
- Bangunan Benteng Allahabad di India
- Bangunan Benteng Merah di India
- Bangunan Benteng Lalbagh di Bangladesh
- Bangunan Benteng Lahore di Pakistan
- Bangunan Taman Babur di Afghanistan.
Kesimpulan
Dinasti Mughal merupakan kerajaan islam yang pernah berkuasa di India pada tahun 1526 – 1857 Masehi. Dinasti atau kerajaan ini dicetuskan oleh seorang putra dari keturunan Genghis Khan yakni Zahiruddin Muhammad Babur.
Berdirinya dinasti ini berawal dari Raja Akbar yang berhasil merebut kekuasaan India dari Dinasti Delhi saat itu. Hingga pada akhirnya, Dinasti Mughal mendapatkan kejayaannya pada masa pemerintahan Jalaludin Akbar.
Adapun bukti peninggalan dari kejayaan Dinasti Mughal adalah Taj Mahal yang hingga saat ini masih kita temukan di India. Namun, sayangnya kerajaan itu mengalami kemunduran setelah raja Aurangzeb meninggal. Pada akhirnya, Dinasti Mughal berakhir di masa kepemimpinan raja terakhir yakni Baharudin Shah II di tangan negara Inggris.