10 Fakta Tentang Zona Waktu yang Perlu Diketahui

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Zona waktu merupakan suatu wilayah di Bumi yang memiliki sebuah patokan waktu standar sama (seragam), yang digunakan untuk berbagai tujuan seperti legal, komersial, dan sosial.

Zona waktu setiap negara cenderung mengikuti batasan dan subdivisi dari garis bujur yang melewati negara tersebut, karena hal-hal tersebut akan berimplikasi pada nyaman atau tidaknya bagi daerah-daerah dalam komunikasi komersial untuk menjaga zona waktu yang sama.

Dari definisi tersebut, akan banyak kita dapati hal-hal menarik dari adanya zona waktu di dunia. Mulai dari sebuah peristiwa atau fakta lainnya.

Berikut 10 fakta unik tentang zona waktu yang mungkin belum kita ketahui.

1. Cahaya Matahari Menjadi Patokan Sebelum Adanya Zona Waktu

Zaman dahulu, banyak penduduk di bumi yang menggunakan jam matahari sebagai penunjuk waktu. Di mana sinar akan jatuh mengenai jam lalu membentuk sebuah bayangan. Bayangan inilah yang menjadi patokan waktu.

Namun di sisi lain, adanya rotasi dari bumi yang tidak konstan mengakibatkan cahaya matahari selalu berubah-ubah. Situasi tersebut mengakibatkan ukuran waktu menjadi tidak pernah tepat serta mudah sekali berubah ketika memasuki daerah lain meski jarak dari satu kota ke kota lain sangatlah dekat.

2. Terciptanya Sistem Zona Waktu di Abad 19

Sistem zona waktu pertama kali muncul pada abad 19, tepatnya pada 1878. Sandford Fleming yang merupakan seorang arsitek Kanada, memberikan sebuah usulan tentang sistem yang dapat membuat seseorang mengetahui waktu dengan akurat. 

Rancangan sistem tersebut diajukan dengan membagi wilayah bumi menjadi 24 zona waktu dengan jarak sebesar 15 derajat busur. Alasan utama dari penerapan sistem tersebut adalah karena bumi setiap jamnya bergeser sebesar 15 derajat atau 360 derajat dalam waktu 24 jam.

Namun, baru pada tahun 1884 di Konferensi Meridian Internasional, kota Greenwich di London diresmikan sebagai garis 0° bujur. Hal ini menandakan bahwa zona waktu di London menjadi patokan dunia, yang disebut dengan GMT (Greenwich Mean Time). 

3. Standar Penggunaan GMT dan UTC

Greenwich Mean Time (GMT) merupakan sebuah sistem rujukan terhadap perbedaan waktu negara-negara dunia berdasarkan letak geografis dengan menjadikan jam matahari yang berada di kota Greenwich sebagai pusat atau patokan.

Sejak tahun 1972, jam matahari sudah tidak lagi digunakan dan diganti dengan jam atom karena penghitungan waktunya yang relatif stabil. Dari sini kita tahu bahwa GMT sudah tidak lagi digunakan sebagai rujukan Internasional, dan digantikan dengan Universal Time Coordinate.

Universal Time Coordinate (UTC) merupakan penghitungan zona waktu berdasarkan standar jam atom, yang mana merupakan standar dari zona waktu yang mendukung format 24 jam sejalan dengan gerak rotasi bumi.

4. Perancis, Negara dengan Zona Waktu Terbanyak

Perancis memiliki wilayah berupa Perancis Polinesia yang terbentang di Samudera Pasifik. Sehingga, hal ini tentu saja menyebabkan Perancis memiliki zona waktu lebih banyak dibandingkan dengan negara-negara dengan luas wilayah yang lebih besar, seperti Rusia, Amerika Serikat, dan China. Perancis memiliki total 12 zona waktu yang berbeda. Hitungan ini menjadi valid jika wilayah seberang laut yang dimiliki Perancis ikut dimasukkan.

Namun, jika kita menyertakan wilayah di benua Antartika (wilayah Adélie) yang diklaim oleh Perancis (1840), maka secara keseluruhan Perancis memiliki total 13 zona waktu yang berbeda.

5. Negara Besar dengan Satu Zona Waktu

Pemerintah China lebih memilih menggunakan satu zona waktu, yaitu waktu standar Beijing yang dihitung dari Pusat Layanan Waktu Nasional di Provinsi Shaanxi. Zona waktu ini berkisar 8 jam lebih awal dari Greenwich Mean Time.

Dengan adanya persamaan zona waktu akan memudahkan pemerintah dalam menyamakan jadwal pendistribusian berita dan jam kerja nasional di seluruh negeri. Meskipun hal ini sedikit menyulitkan penduduk yang berada jauh dari pusat negara, masyarakat cenderung mengimbanginya dengan mengatur jadwal harian sesuai dengan terbitnya matahari di wilayahnya masing-masing.

6. Spanyol Berada di Zona Waktu yang Salah Selama 7 Dekade

Pemimpin Spanyol saat itu, Franco, mengambil keputusan untuk mengganti zona waktu Spanyol menjadi satu jam lebih awal dari sebelumnya agar sejalan dengan Nazi Jerman. Meski Spanyol secara geografis berada sejajar dengan Inggris, Maroko, Portugal, mereka berada di zona waktu yang sama dengan negara-negara Eropa tengah.

Keputusan yang diambil Franco tersebut tentu saja berimplikasi terhadap kelangsungan hidup rakyatnya, dimulai dari adanya perubahan siklus tidur, waktu makan penduduk Spanyol serta tingkat kelahiran dan pertumbuhan ekonomi.

Salah satu efek yang paling terlihat adalah, orang Spanyol memiliki tidur rata-rata 53 menit lebih sedikit dibanding orang Eropa lainnya. Mereka tidur ketika sudah larut malam. Dalam beberapa tahun terakhir, telah banyak wacana tentang peralihan kembali zona waktu Spanyol menurut GMT. Namun, hingga kini belum ada kepastian dari pemerintah Spanyol mengenai hal tersebut.

7. Jerman Memajukan dan Memundurkan Jam 2 Kali dalam Setahun

Kegiatan memajukan jarum jam di Jerman, erat kaitannya dengan semakin cepatnya hari berubah terang yang dimulai dari musim semi tiba. Sedangkan mengundurkan jarum jam, berkaitan dengan semakin cepatnya hari berubah gelap yang dimulai ketika musim gugur tiba.

Jerman dan negara-negara Eropa lainnya , mulai memajukan jam di hari Minggu terakhir pada bulan Maret. Ketika jarum jam menunjukkan pukul 02.00 dini hari, jarum jam akan dimajukan menjadi pukul 03.00.

Karena hal ini terjadi setiap tahun, pemerintah Jerman melengkapi jam-jam yang berada di tempat umum dengan kontrol otomatis, melalui sebuah gelombang radio. Gelombang radio tersebut dipancarkan dari sebuah desa bernama Mainflingen dekat kota Frankfurt.

Selain itu, arloji, handphone dan komputer penduduk Jerman juga dilengkapi dengan mekanisme delombang radio. Jadi, semuanya akan menyesuaikan diri dengan perubahan zona waktu yang berlaku secara otomatis.

8. Zona Waktu Berbeda di Australia saat Musim Panas

Kebijakan daylight saving time (DST) tidak hanya berlaku di Eropa dan Amerika saja. Pemerintah Australia juga menerapkannya saat musim panas tiba, dimulai setiap hari Minggu pertama di bulan Oktober dan berakhir di akhir bulan Maret.

Hal ini berarti, di Minggu pertama bulan April, jam mulai dimundurkan satu jam hingga akhir bulan November, karena selama delapan bulan tersebut sudah mulai memasuki musim gugur, dingin, hingga musim semi, di mana jumlah jam pada siang hari mulai sama kembali ketika malam hari.

9. Dua Wilayah dengan Zona Waktu Sama namun dengan Tanggal Berbeda

Hanya ada dua wilayah atau tempat yang berada di zona waktu +12 dan -12. Pulau Baker dan Pulau Howland di Samudra Pasifik (keduanya berada di wilayah Amerika Serikat) berada di zona waktu laut UTC-12. Mereka masuk dalam kategori pulau yang tidak berpenghuni, dan secara teknis tidak ada penentuan zona waktu terhadap kedua pulau ini.

Jika kita bepergian dimulai dari Kepulauan Gilbert (berada di zona waktu UTC+12) dengan perahu kemudian tiba di Pulau Baker atau Pulau Howland, jam tangan kita akan tetap menunjukkan waktu yang sama seperti ketika kita meninggalkan Kepulauan Gilbert. Meskipun demikian, secara mengejutkan, kalender akan menunjukkan hari dan tanggal yang berbeda.

10. Daylight Saving Time (DST) tidak digunakan di Negara Lintang Utara dan Dekat Khatulistiwa

Adanya manipulasi penghitungan waktu dalam sistem daylight saving time (DST) tidak memiliki dampak yang signifikan jika diterapkan di wilayah Lintang Utara, seperti wilayah Skandinavia, Islandia, Nunavut, dan Alaska.

Jarak pergantian dari siang ke malam atau malam ke siang di negara-negara tersebut yang begitu ekstrem (panjang atau lama) dari musim ke musim, menyebabakan sistem memaju memundurkan jam tidak akan berimplikasi apapun.

Begitu pula dengan penerapan daylight saving time di lokasi dekat khatulistiwa, seperti Indonesia, Brasil, Kenya, dan Somalia. Durasi siang dan malam di negara-negara tersebut cenderung seimbang atau sama, beriklim tropis, dan hanya memiliki dua musim yang relatif stabil setiap tahunnya tanpa ada pergesaran waktu yang signifikan, menyebabkan penghitungan daylight saving time sangat tidak mungkin jika digunakan di wilayah tersebut.

fbWhatsappTwitterLinkedIn