Kita mungkin sudah banyak mendengar berita mengenai kasus pembunuhan, perampokan, atau korupsi. Kira-kira, kenapa ya ada orang bisa tiba-tiba berbuat seperti itu?
Hal di atas merupakan contoh dari aktivitas kriminalitas yang biasa dijumpai. Kriminalitas adalah perbuatan pelanggaran terhadap norma atau hukum sekitar. Semua kalangan dapat melanggar hukum di mana didorong oleh motivasi-motivasi tertentu.
Apakah kamu ingin tahu lebih faktor yang mendorong seseorang bertindak melawan hukum? Jika iya, mari simak penjelasannya di bawah ini, karena akan dibahas secara lengkap.
Faktor Penyebab Kriminalitas
- Persaingan
Setiap orang tentunya ingin mendapatkan sesuatu terbaik dalam kehidupannya. Namun, apabila sudah adanya persaingan maka tidak menutup kemungkinan akan adanya tindakan kejahatan. Penduduk di Indonesia saat ini cukup banyak yang berlomba-lomba agar mendapatkan hidup lebih baik.
Persaingan ini mampu meningkatkan kriminalitas. Misalnya, persaingan tidak sehat di mana dilakukan oleh dua perusahaan. Usaha yang merasa tersaingi oleh kompetitornya akan melakukan segala hal agar menang darinya, seperti melaksanakan tindakan kriminal.
Contohnya adalah tindakan penipuan di mana mempromosikan produk dengan harga rendah agar meningkatkan penjualan, sehingga menang dari kompetitor. Tetapi saat pelanggan membeli diberikan produk harga tinggi. Selain mengundang ketidakpuasan pelanggan, hal ini juga mampu dianggap sebagai penipuan.
- Kesenjangan Ekonomi
Mungkin sudah banyak diketahui kalau terdapatnya ketimpangan ekonomi dapat memicu terjadinya kriminalitas. Kesenjangan ekonomi terjadi dikarenakan beberapa faktor seperti kemiskinan dan belum cukupnya tersedia lapangan kerja.
Beberapa aktivitas pelanggaran hukum yang biasanya terjadi akibat ketidakseimbangan perekonomian sekitar adalah pemerasan, perampokan dan pencopetan. Selain itu, terdapatnya kejahatan akibat kesenjangan sosial karena keinginan dasar manusia untuk bertahan hidup dan tercukupi kebutuhannya.
Apabila hal tersebut sulit dipenuhi, maka manusia menggunakan beberapa cara supaya bisa memenuhinya kembali. Misalnya, mungkin kamu sudah mendengar berita mengenai pencurian motor dimana dilakukan siswa SMA karena belum memiliki kendaraan agar dapat pergi ke sekolah.
- Kurangnya Penegakan Hukum
Penciptaan hukum bertujuan agar mengarahkan kehidupan masyarakat selalu tertib, sehingga tidak merugikan satu sama lain. Hukum digunakan sebagai peringatan apabila suatu orang melakukan hal yang melanggar aturan setempat.
Jika penegakan hukum dilakukan secara kurang tegas, maka menyebabkan bertambahnya angka kriminalitas. Misalnya, terdapat ancaman hukuman yang tidak terlalu kuat. Hal ini membuat pelaku kejahatan bisa melakukan tindak kriminal berulang, karena enggan takut hukum yang akan dihadapinya.
- Tingkat Pendidikan
Beberapa penelitian menemukan tingkat pendidikan mempengaruhi seseorang melakukan tindak kriminal. Kebanyakan menjelaskan rendahnya pendidikan lebih memberikan kemungkinan orang tersebut membuat kejahatan. Hal ini dikarenakan kurangnya pengertian supaya mampu menahan diri dari dilakukannya pelanggaran hukum.
Dalam masa pendidikan biasanya diajarkan mata pelajaran dalam membangun sikap budi pekerti pelajar, seperti pelajaran agama dan kewarnegaraan. Pelajaran ini mengajarkan agar siswa berperilaku baik dan menghargai sesama. Jika tidak mendapat pelajaran ini, maka akan kesulitan dalam membedakan hal yang boleh dan tidak dilakukan.
Kebanyakan pelaku kriminal adalah mereka yang hanya lulusan SD dan SMP, karena mendapatkan ilmu lebih kurang jika dibandingkan dengan lulusan SMA ke atas. Selain itu, lulusan ini juga memiliki banyak waktu kosong, dimana berpeluang melakukan praktik kejahatan.
- Perilaku dan Kondisi Lingkungan di Sekitar Pelaku
Kepribadian orang tentunya dipengaruhi sejumlah penyebab seperti faktor keturunan atau lingkungan. Jika lingkungan sekitar kurang mendukung atau memperburuk psikis individu, maka dapat berujung memberikan niat dalam melangsungkan kejahatan.
Misalnya, ada anak di mana hidup di tengah kehidupan keluarga tidak akur, dimana kerap terjadi kekerasan. Anak tersebut sudah terbiasa melihat apapun selalu diselesaikan dengan cara kurang baik.
Selain itu, jika orang tua menjadi kurang memperhatikan perilaku anak, maka ia terbiasa menggunakan cara apapun yang diinginkan, termasuk berbuat kriminal.
Selain itu, permasalahan keluarga menyebabkan anak memiliki kecanduan narkoba atau minuman keras. Adanya kecanduan, seperti penggunaan obat-obat terlarang akan menyebabkan beberapa perilaku penyimpangan. Contohnya, seseorang dengan kecanduan ganja dapat melakukan pencurian agar dapat mengkonsumsinya kembali.
- Perilaku Anti Sosial
Secara umum, anti sosial dapat diartikan sebagai gangguan psikis dimana penderitanya tidak merasakan salah, meskipun sudah melakukan suatu hal yang sangat merugikan orang di sekitarnya. Ciri khas dari seorang anti sosial adalah kerap menjalankan penipuan dan pelanggaran hukum.
Orang yang memiliki gangguan kepribadian anti sosial tidak mampu berperilaku sesuai aturan norma setempat. Mereka tidak mampu mengembangkan rasa empati kepada sesamanya, sehingga merasa tidak masalah apabila menyakiti atau merugikan orang lain di sekitarnya.
Gejala dari adanya gangguan antisosial adalah tidak dapat menuruti hukum secara berulang, melakukan penipuan untuk kepuasannya sendiri, sering terlibat dalam pertikaian, acuh terhadap kepentingan orang sekitarnya, dan susah merasakan bersalah apabila perilakunya merugikan orang lain.
- Ingin Mendapatkan Kepuasan Sendiri
Pada dasarnya, manusia ingin memenuhi agar dapat mencapai keinginan atau kesenangannya. Motivasi dalam menyenangkan kemauan manusia bervariasi seperti kebutuhan makan, berhubungan, dan pertahanan hidup.
Tetapi, jika dalam mencapai hal tersebut sangat sulit dengan cara baik, maka kemungkinan bisa didapatkannya dengan cara yang tidak sesuai dengan hukum berlaku. Misalnya, seseorang melakukan perampokan agar hasil didapatnya akan digunakan untuk keinginan hedonismenya.