Foraminifera : Pengertian, Bentuk, Ciri, dan Peranannya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Foraminifera hidup di lingkungan air laut, air tawar, dan terkadang di tanah. Foraminifera memiliki kemampuan untuk bergerak menggunakan pseudopodia, yaitu ekstensi sitoplasma yang dikeluarkan melalui lubang di test.

Pseudopodia digunakan untuk menangkap makanan, bergerak, dan membangun cangkang baru. Foraminifera memiliki peran penting dalam penelitian geologi dan paleontologi karena cangkang mereka yang dapat fosilisasi dan tertimbun di sedimen laut.

Cangkang foraminifera fosil digunakan untuk menentukan usia batuan dan lingkungan paleo yang pernah ada. Selain itu, mereka juga berperan sebagai indikator kondisi lingkungan saat ini dan dapat memberikan informasi tentang perubahan iklim, kualitas air, dan tingkat pencemaran.

Pengertian Foraminifera

Foraminifera merupakan kelompok organisme mikroskopis yang termasuk dalam filum Protozoa dan kelas Foraminifera. Mereka adalah organisme uniseluler yang memiliki cangkang luar yang keras dan berlubang, yang disebut test.

Cangkang ini terbuat dari bahan seperti kalsium karbonat atau silika, dan terdiri dari serangkaian ruang atau kamarnya yang disebut kamber. Ada ribuan spesies foraminifera yang telah diidentifikasi, dan dapat memiliki berbagai bentuk dan ukuran.

Beberapa spesies foraminifera hidup secara bebas di perairan. Sedangkan yang lain hidup sebagai simbion mutualistik dengan alga fotosintetik, yang menghasilkan makanan melalui proses fotosintesis.

Secara garis besar, foraminifera adalah kelompok organisme mikroskopis dengan cangkang yang berperan penting dalam penelitian geologi, paleontologi, dan studi lingkungan. Mereka memiliki kemampuan untuk bergerak, makan, dan membangun cangkang baru menggunakan pseudopodia.

Bentuk Foraminifera

Foraminifera ditemukan di berbagai perairan di seluruh dunia, termasuk perairan Indonesia. Biasanya terdapat di laut lepas, perairan dangkal, estuari, dan terumbu karang. Foraminifera dapat hidup di sedimen dasar laut, substrat padat seperti terumbu karang atau batu, serta di dalam sedimen di dasar perairan.

Berikut adalah beberapa bentuk umum yang dapat ditemui pada foraminifera.

  • Bulat atau oval

Foraminifera yang memiliki bentuk test bulat atau oval adalah salah satu dari dua kelompok utama dalam klasifikasi bentuk test foraminifera. Kelompok tersebut dikenal sebagai kelompok “rotaliform” atau “buliform“.

Foraminifera bulat atau oval dalam kelompok rotaliform biasanya memiliki bentuk test yang bulat atau hampir bulat. Beberapa contoh spesies dalam kelompok rotaliform termasuk Globigerina, Orbulina, dan Pulleniatina, seperti yang telah disebutkan sebelumnya.

Foraminifera oval dalam kelompok buliform memiliki bentuk test yang lebih panjang dan oval. Contohnya termasuk Elphidium dan Triloculina, entuk test bulat atau oval ini dapat memainkan peran penting dalam identifikasi spesies foraminifera dan studi paleontologi, karena bentuk test dapat bervariasi antara spesies dan dapat digunakan untuk membedakan satu spesies dari yang lain.

  • Spiral

Foraminifera spiral adalah kelompok foraminifera yang memiliki bentuk test yang melingkar atau berbentuk spiral. Dalam kelompok foraminifera, test foraminifera membentuk struktur spiral yang kompleks. Biasanya, struktur spiral terbentuk oleh penambahan kamar ke kamar baru saat foraminifera tumbuh.

Bentuk spiral tersebut memungkinkan foraminifera untuk mengatur diri mereka sendiri secara efisien di lingkungan laut. Bentuk ini juga memberikan keuntungan dalam hal mobilitas dan akses ke sumber makanan.

Beberapa foraminifera spiral dapat memiliki cangkang yang terlihat seperti turet atau memiliki heliks yang lebih kompleks. Contoh foraminifera spiral termasuk genera Nummulites, Spiroloculina, dan Planorbulina. Nummulites, adalah genus foraminifera spiral yang memiliki cangkang yang sangat besar dan menggulung dengan pola spiral yang jelas.

  • Rantai atau silinder

Foraminifera silinder mengacu pada kelompok foraminifera yang memiliki bentuk test silindris atau berbentuk tabung. Bentuk test silinder pada umumnya lebih panjang daripada lebarnya, memberikan foraminifera tampilan tabung yang karakteristik.

Bentuk test silinder memungkinkan foraminifera untuk hidup di berbagai lingkungan dan beradaptasi dengan baik terhadap kondisi di sekitarnya. Beberapa foraminifera silinder hidup di dalam sedimen laut, sedangkan yang lain dapat ditemukan di perairan dangkal atau terumbu karang.

Contoh foraminifera silinder termasuk genera Rosalina dan Rosalindina. Kedua genus tersebut memiliki test berbentuk silinder yang khas.

  • Bercabang

Beberapa spesies foraminifera dapat membentuk cabang atau cabang-cabang yang memanjang dari tubuh utama. Bentuk ini memungkinkan mereka untuk mengekspansi area permukaan tubuh mereka untuk menangkap makanan. Foraminifera yang memiliki cabang kecil atau percabangan yang bisa terlihat pada struktur test mereka.

Contohnya sebagai berikut.

  1. Fusulinida. Fisulinida merupakan kelompok foraminifera yang telah punah dan hidup pada era Paleozoikum. Beberapa spesies dalam kelompok ini memiliki test berbentuk panjang dengan cabang-cabang kecil yang mencuat dari tubuh utama.
  2. Sorites. Sorites adalah genus foraminifera yang masih hidup dan umumnya memiliki test yang kecil dan berbentuk bulat. Beberapa spesies Sorites dapat memiliki cabang-cabang kecil yang muncul dari permukaan test mereka.
  • Multi-kamar

Foraminifera multi kamar mengacu pada kelompok foraminifera yang memiliki test yang terdiri dari beberapa kamar atau ruangan yang terpisah. Bentuk ini umumnya ditemukan pada kelompok foraminifera yang disebut “rotaliform” atau “planispiral“.

Foraminifera multi kamar memiliki struktur test yang terdiri dari serangkaian ruangan yang tersusun secara bertahap. Ruangan-ruangan ini disebut kamars dan dipisahkan oleh septa, yaitu dinding yang memisahkan setiap ruangan.

Setiap kamar baru ditambahkan saat foraminifera tumbuh, sehingga menciptakan struktur test multi kamar yang terlihat. Kamars dalam foraminifera multi kamar dapat berjumlah sedikit hingga ratusan, tergantung pada spesiesnya.

Setiap kamar berfungsi untuk berbagai kegiatan, seperti pengendalian flotasi, pengambilan makanan, dan reproduksi. Contoh foraminifera multi kamar termasuk dalam genus Globigerina dan Orbulina. Spesies-spesies tersebut memiliki test berbentuk bulat atau oval dengan berbagai ruangan atau kamar yang terpisah di dalamnya.

Di perairan Indonesia, foraminifera dapat ditemukan di sepanjang pantai pulau-pulau besar seperti Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua, serta di kepulauan dan perairan sekitarnya. Terumbu karang yang luas di perairan Indonesia juga menjadi habitat yang penting bagi foraminifera.

Foraminifera juga dapat ditemukan di perairan dangkal seperti laguna dan laguna pesisir, sungai, dan delta. Selain itu, dapat hidup dalam berbagai kondisi lingkungan, termasuk perairan dengan suhu yang berbeda, salinitas yang bervariasi, serta kualitas air yang berbeda-beda.

Selain itu, fosil foraminifera dapat ditemukan dalam lapisan batuan di berbagai daerah di Indonesia. Fosil tersebut memberikan petunjuk penting tentang sejarah geologi dan kondisi lingkungan di masa lalu.

Ciri-Ciri Foraminifera

Berikut merupakan beberapa ciri umum dari foraminifera.

  • Memiliki bentuk tubuh uniseluler dan berkisar dari mikroskopis hingga beberapa sentimeter serta dapat memiliki bentuk bulat, oval, atau tali yang panjang.
  • Memiliki cangkang luar yang keras dan berlubang yang disebut test. Cangkang tersebut terbuat dari bahan seperti kalsium karbonat, silika, atau bahan organik. Cangkang berlubang ini memiliki serangkaian kamber atau ruang internal yang terhubung melalui lubang yang disebut foramen.
  • Menggunakan pseudopodia untuk bergerak dan makan. Pseudopodia adalah ekstensi sitoplasma yang dikeluarkan melalui foramen atau lubang di test. Psedopodia digunakan untuk menangkap partikel makanan dan mengubah posisi tubuh foraminifera.
  • Bereproduksi secara seksual atau aseksual. Reproduksi seksual terjadi ketika individu jantan menghasilkan sel sperma yang membuahi sel telur yang dihasilkan oleh individu betina. Reproduksi aseksual terjadi melalui pembelahan sel atau pembentukan tunas.
  • Beberapa spesies foraminifera hidup dalam simbiosis mutualistik dengan alga fotosintetik. Alga ini tinggal di dalam kamar foraminifera dan memberikan makanan melalui proses fotosintesis. Sementara itu, foraminifera memberikan tempat tinggal yang aman dan sumber nutrisi bagi alga.
  • Memiliki kemampuan untuk fosilisasi karena cangkang mereka yang kuat dan tahan lama. Fosil foraminifera telah menjadi petunjuk penting dalam penelitian paleontologi dan geologi, membantu dalam penentuan usia batuan dan rekonstruksi lingkungan masa lampau.
  • Sebagai indikator lingkungan saat ini. Kehadiran dan kelimpahan spesies tertentu dapat memberikan informasi tentang suhu air, salinitas, keasaman, dan kualitas air di lingkungan mereka hidup.

Ciri-ciri tersebut memberikan gambaran umum tentang foraminifera, tetapi dalam beberapa kasus terdapat ribuan spesies foraminifera yang memiliki variasi dalam bentuk tubuh, ukuran, dan kebiasaan hidup.

Peran Penting Foriminifera

Foraminifera memiliki beberapa peran penting, baik dalam konteks geologi, paleontologi, maupun studi lingkungan. Berikut adalah beberapa peran utama dari foraminifera.

  • Bioindikator Lingkungan

Foraminifera sering digunakan sebagai bioindikator untuk mengkaji kualitas lingkungan dan kondisi perairan. Kehadiran spesies tertentu dapat memberikan petunjuk tentang salinitas air, suhu, keasaman, dan tingkat polutan dalam ekosistem perairan. Perubahan dalam komposisi foraminifera dapat mencerminkan perubahan lingkungan yang signifikan.

  • Penentu Usia Batuan

Cangkang foraminifera fosil yang terawetkan dalam lapisan batuan dapat digunakan untuk menentukan usia batuan. Berdasarkan kumpulan fosil foraminifera yang ditemukan dalam urutan kronologis, para ahli dapat mengidentifikasi dan memetakan periode waktu geologis tertentu.

  • Rekonstruksi paleoenvironment

Fosil foraminifera juga digunakan untuk merekonstruksi kondisi paleoenvironment (lingkungan masa lampau). Komposisi dan distribusi spesies foraminifera fosil dalam lapisan batuan dapat memberikan informasi tentang iklim, suhu air, dan kondisi lingkungan lainnya di masa lalu.

  • Studi Paleoklimatologi

Foraminifera memiliki kaitan erat dengan perubahan iklim serta dapat memberikan informasi penting tentang fluktuasi suhu laut, tingkat lautan, dan kandungan isotop oksigen dalam air laut di masa lalu. Data tersebut dapat digunakan untuk mempelajari perubahan iklim global dan perubahan lingkungan jangka panjang.

  • Penelitian Paleoekologi

Komunitas foraminifera hidup saat ini dapat memberikan wawasan tentang struktur dan dinamika ekologi perairan. Studi tentang keberadaan dan kelimpahan spesies foraminifera dapat membantu memahami interaksi dalam rantai makanan dan keterkaitan ekosistem perairan.

  • Industri Minyak dan Gas

Foraminifera memiliki peran penting dalam industri minyak dan gas. Selain itu, sering menjadi indikator dalam menjelajahi sumber daya hidrokarbon. Keberadaan dan distribusi foraminifera fosil dalam lapisan batuan dapat membantu mengidentifikasi potensi cadangan minyak dan gas bumi.

  • Studi Sedimen dan Pencemaran

Cangkang foraminifera yang terawetkan dalam sedimen laut dapat digunakan sebagai indikator kondisi lingkungan saat ini. Analisis cangkang foraminifera dapat memberikan informasi tentang kualitas air, tingkat pencemaran, dan keberlanjutan ekosistem perairan.

Foraminifera memiliki keragaman spesies yang tinggi dan berperan dalam keragaman hayati perairan. Penelitian tentang distribusi dan kelimpahan spesies foraminifera membantu memahami struktur komunitas dan pola keanekaragaman di ekosistem laut.

Dengan berbagai peran penting tersebut, studi foraminifera memberikan pemahaman yang lebih baik tentang sejarah geologi dan lingkungan Bumi, serta dapat memberikan informasi penting dalam konteks perubahan iklim sampai sekarang.

fbWhatsappTwitterLinkedIn