Insecta atau serangga merupakan kelompok hewan dalam filum Arthropoda, selain itu merupakan kelompok hewan terbesar dan paling beragam dalam kerajaan hewan, dengan lebih dari satu juta spesies yang telah diidentifikasi.
Insecta memiliki ciri-ciri umum yang membedakan mereka dari kelompok hewan lainnya serta memiliki peran penting dalam ekosistem. Hewan ini berperan dalam penyerbukan tanaman, sebagai dekomposer yang mendegradasi bahan organik, serta sebagai bagian dari rantai makanan sebagai makanan bagi hewan lain.
Beberapa Insecta juga merupakan hama pertanian yang dapat merusak tanaman atau menjadi sumber penyakit pada manusia dan hewan.
Ciri-ciri Umum Insecta
Ciri-ciri umum insecta antara lain sebagai berikut.
Tubuh Terdiri dari Tiga Segmen
- Kepala Insecta berfungsi sebagai pusat kendali utama yang mengandung organ-organ sensorik seperti mata, antena, dan mulut.
- Mata Insecta bisa berbeda-beda tergantung pada spesiesnya, ada yang memiliki mata majemuk yang terdiri dari banyak mata sederhana, dan ada juga yang memiliki mata tunggal.
- Antena berperan dalam pengindraan kimia dan fisik.
- Mulut serangga beragam bentuk tergantung pada jenis makanan yang dikonsumsi, seperti mulut penghisap, mulut penggigit, atau mulut pengisap sampai mengunyah.
- Thorax merupakan segmen tubuh tengah yang menghubungkan kepala dan abdomen. Pada thorax, terdapat tiga pasang kaki yang digunakan serangga untuk berjalan, melompat, atau memegang objek. Selain itu, pada beberapa serangga, thorax juga memiliki satu atau dua pasang sayap yang digunakan untuk terbang. Selain itu, pada thorax terdapat tiga segmen yang disebut prothorax, mesothorax, dan metathorax.
- Abdomen merupakan segmen tubuh serangga yang terletak di belakang thorax. Abdomen berfungsi sebagai tempat organ reproduksi, pencernaan, dan ekskresi. Pada abdomen, terdapat berbagai organ dalam seperti saluran pencernaan, sistem reproduksi, dan sistem ekskresi. Jumlah segmen pada abdomen serangga bisa bervariasi tergantung pada spesiesnya. Tiga segmen tersebut membentuk struktur dasar tubuh serangga dan memainkan peran penting dalam fungsi dan adaptasi serangga terhadap lingkungannya.
Memiliki Tiga pasang kaki
- Serangga memiliki tiga pasang kaki yang terhubung pada bagian thorax.
- Memungkinkan serangga untuk berjalan, melompat, atau memegang objek. Memiliki enam kaki yang digunakan untuk berjalan, melompat, memanjat, atau memegang objek.
- Kaki-kaki serangga dapat memiliki berbagai bentuk dan adaptasi yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing spesies.
- Berperan penting dalam gerakan dan pergerakan mereka di sekitar lingkungan.
- Kaki-kaki tersebut memungkinkan serangga untuk berjalan, melompat, merayap, memanjat, atau memegang objek.
- Memiliki bentuk, struktur, dan adaptasi yang berbeda tergantung pada spesies dan gaya hidup serangga tersebut.
- Pada belalang, kaki belakangnya biasanya lebih panjang dan kuat, memungkinkan mereka untuk melompat jauh.
- Semut memiliki kaki yang pendek dan kuat yang memungkinkan mereka bergerak dengan lincah di atas permukaan yang berbeda.
- Lebah memiliki kaki yang dilengkapi dengan cakar untuk menggenggam dan mengumpulkan serbuk sari dari bunga.
- Memiliki adaptasi khusus, seperti duri atau bulu kecil, yang membantu dalam pergerakan, memperoleh makanan, atau beradaptasi dengan lingkungan mereka.
Memiliki Sayap
- Memiliki sayap yang letaknya pada bagian thorax serangga.
- Memiliki dua pasang sayap yang terpasang pada segmen mesothorax dan metathorax pada thoraxnya.
- Beberapa serangga dapat memiliki hanya satu pasang sayap atau bahkan tidak memiliki sayap sama sekali. Contohnya, lalat umumnya hanya memiliki satu pasang sayap, sedangkan semut dan kutu daun umumnya tidak memiliki sayap.
- Sayap serangga memiliki berbagai bentuk, tekstur, dan warna tergantung pada spesiesnya.
- Memiliki pola atau corak yang kompleks, termasuk warna-warna cerah atau bintik-bintik yang bertujuan untuk memberikan perlindungan atau peran dalam kawin atau komunikasi.
- Memiliki struktur yang berbeda-beda, seperti sayap yang tipis dan transparan pada ngengat, sayap yang keras dan melindungi seperti pada kumbang, atau sayap yang menghasilkan suara pada belalang.
Antena
- Memiliki berbagai bentuk dan ukuran tergantung pada spesiesnya.
- Beberapa serangga memiliki antena yang panjang dan ramping, sedangkan yang lain memiliki antena yang pendek atau bercabang.
- Bentuk dan struktur antena serangga juga dapat menjadi ciri khas yang membantu dalam identifikasi spesies tertentu.
- Memiliki banyak sensilium, yaitu rambut-rambut kecil yang peka terhadap perubahan lingkungan. Sensilium dapat berfungsi sebagai pengindra rangsangan kimia, fisik, atau bahkan gelombang suara.
- Perbedaan dalam bentuk, panjang, dan struktur antena serangga mencerminkan peran dan adaptasi yang berbeda dalam kehidupan serangga tersebut.
- Antena serangga predator mungkin lebih panjang dan lebih sensitif untuk mendeteksi mangsa
- Antena serangga penyerbuk biasanya lebih pendek dan lebih cocok untuk mendeteksi bau atau sumber makanan yang spesifik.
Eksoskeleton (cangkang)
- Memiliki cangkang keras yang melapisi tubuh.
- Eksoskeleton pada serangga terbuat dari bahan yang disebut kitin, yang merupakan polisakarida yang kuat dan tahan terhadap pelapukan.
Metamorfosis
Banyak serangga mengalami metamorfosis, yaitu perubahan bentuk tubuh mereka seiring dengan tahap perkembangan hidup. Metamorfosis serangga dapat terjadi dalam dua jenis yaitu sebagai berikut.
- Metamorfosis sempurna (holometabola)
Metamorfosis sempurna merupakan jenis siklus hidup yang terjadi pada beberapa kelompok serangga, termasuk dalam kelas Insecta. Dalam metamorfosis sempurna, siklus hidup serangga melibatkan empat tahap yang berbeda yaitu telur, larva (juga dikenal sebagai ulat), pupa, dan dewasa.
Metamorfosis sempurna memberikan keuntungan adaptasi dan spesialisasi yang lebih besar dalam kelompok serangga yang mengalaminya. Tahap larva dan pupa biasanya memiliki peran yang berbeda dalam kehidupan serangga, dengan fokus pada pertumbuhan dan transformasi.
Serangga dewasa, yang lebih sering terlihat oleh manusia, memiliki peran dalam reproduksi dan penyebaran gen. Contoh serangga dengan metamorfosis sempurna termasuk kupu-kupu, capung, belalang, kumbang, dan banyak kelompok serangga lainnya.
- Metamorfosis tidak sempurna
Metamorfosis tidak sempurna atau metamorfosis tak sempurna adalah siklus hidup yang terjadi pada beberapa kelompok serangga, termasuk pada beberapa anggota Insecta. Dalam metamorfosis tak sempurna, serangga mengalami tiga tahap perkembangan utama yaitu telur, nimfa, dan dewasa.
Contoh serangga dengan metamorfosis tak sempurna termasuk belalang, kecoa, jangkrik, dan serangga perisai. Dalam metamorfosis tak sempurna, serangga mengalami perubahan bertahap dari nimfa menjadi dewasa tanpa tahap pupa seperti pada metamorfosis sempurna.
Klasifikasi Insecta
Klasifikasi Insecta atau serangga antara lain sebagai berikut.
Subkelas
- Apterygota. Subkelas tersebut mencakup serangga primitif yang tidak memiliki sayap dewasa. Termasuk di dalamnya adalah Thysanura (contohnya silverfish) dan Collembola (contohnya springtails).
- Pterygota. Untuk subkelas ini mencakup serangga yang memiliki sayap dewasa. Subkelas ini dibagi menjadi dua infrakelas berdasarkan karakteristik sayap.
Infrakelas
- Paleoptera. Infrakelas mencakup serangga yang memiliki sayap yang tidak dapat dilipat atau dilipat hanya sekali. Termasuk di dalamnya adalah Odonata (capung dan capung jarum) dan Ephemeroptera (jentik-jentik).
- Neoptera. Infrakelas mencakup serangga yang memiliki sayap yang dapat dilipat secara kompleks. Termasuk di dalamnya adalah semua serangga yang tidak termasuk dalam Paleoptera, seperti Orthoptera (belalang), Coleoptera (kumbang), Hymenoptera (contohnya lebah dan semut), Lepidoptera (kupu-kupu dan ngengat), Diptera (lalat), dan lain-lain.
Klasifikasi serangga terus mengalami perubahan seiring dengan perkembangan penelitian dan pemahaman ilmiah. Oleh karena itu, informasi yang saya berikan berdasarkan pemahaman saat ini dan dapat mengalami penyesuaian di masa depan seiring dengan penemuan baru.
Contoh Insecta
Berikut merupupakan beberapa contoh serangga yang termasuk dalam kelas Insecta.
Lalat (Musca domestica)
Lalat umumnya ditemukan di berbagai habitat manusia, seperti rumah-rumah, peternakan, tempat pembuangan sampah, dan daerah dengan sumber makanan yang tersedia, seperti restoran atau pasar. Lalat suka mengunjungi tempat-tempat dengan bahan organik yang membusuk, seperti sampah, kotoran, dan makanan yang terbuang.
Hewan ini mengalami metamorfosis sempurna atau holometabola. Siklus hidupnya melibatkan empat tahap yaitu telur, larva (jentik-jentik), pupa, dan dewasa. Lalat betina akan bertelur di substrat yang sesuai, seperti bahan organik yang membusuk.
Dalam beberapa hari, telur menetas menjadi larva yang disebut jentik-jentik. Setelah mencapai ukuran yang cukup, larva akan memasuki tahap pupa di mana lalat mengalami transformasi dalam kecocokan menjadi lalat dewasa. Setelah beberapa waktu, lalat dewasa muncul dari pupa dan mulai mencari makanan, berkembang biak, dan memulai siklus hidup baru.
Semut (Formicidae)
Semut (Formicidae) merupakan kelompok serangga yang terkenal dengan perilaku sosial mereka yang kompleks. Semut memiliki tubuh yang terbagi menjadi tiga bagian, yaitu kepala, thorax, dan abdomen, serta memiliki tiga pasang kaki yang terpasang pada thorax.
Antena panjang dan ramping juga merupakan ciri khas semut. Tubuh semut dapat memiliki berbagai warna tergantung pada spesiesnya, dapat ditemukan di hampir semua habitat di seluruh dunia, termasuk darat, hutan, padang rumput, dan lingkungan perkotaan. Semut hidup dalam koloni yang terdiri dari ribuan hingga jutaan individu, dengan pembagian tugas yang terorganisir.
Semut memiliki peran ekologi penting dalam ekosistem, karena berperan sebagai pemangsa, mengontrol populasi serangga lain. Beberapa semut juga berperan dalam penyebaran biji tanaman dan peningkatan kesuburan tanah melalui aktivitas mereka di sarang dan pengeboran tanah.
Belalang (Orthoptera)
Belalang (Orthoptera) adalah ordo serangga yang mencakup berbagai spesies belalang, jangkrik, dan kerabat dekat lainnya. Belalang memiliki tubuh yang panjang dan ramping, biasanya berwarna cokelat atau hijau untuk menyesuaikan dengan lingkungan sekitarnya.
Memiliki kepala yang terhubung dengan thorax, memiliki tiga pasang kaki yang kuat untuk melompat. Belalang juga memiliki sepasang sayap panjang dan tipis yang membantu mereka dalam terbang. Belalang dapat ditemukan di berbagai habitat di seluruh dunia, termasuk padang rumput, hutan, gurun, dan lingkungan pertanian.
Beberapa spesies belalang hidup di atas permukaan tanah, sedangkan yang lain menggali lubang atau tinggal di dedaunan atau ranting tumbuhan. Pola makan belalang bervariasi tergantung pada spesiesnya. Banyak belalang merupakan herbivora, memakan tumbuhan dan dedaunan.
Beberapa spesies dapat menjadi hama penting dalam pertanian karena dapat mengkonsumsi tanaman pertanian dalam jumlah besar. Namun, ada juga belalang yang karnivora, memangsa serangga kecil atau bahkan anggota sejenisnya.
Belalang memiliki peran penting dalam ekosistem yaitu :
- Sebagai sumber makanan bagi predator lain, seperti burung, reptil, dan mamalia kecil
- Berperan dalam siklus nutrisi melalui dekomposisi bahan organik
- Sebagai pemangsa serangga lain.
Kumbang (Coleoptera)
Kumbang adalah ordo serangga terbesar dalam kelas Insecta, memiliki sayap yang termodifikasi menjadi pelindung yang keras yang disebut elytra. Kumbang memiliki keragaman yang besar, termasuk kumbang-kumbang yang memakan kayu, kumbang-kumbang pengurai, dan kumbang-kumbang bunga.
Kumbang memiliki tubuh keras dan berlapis, yang terdiri dari kepala, thorax, dan abdomen. Tubuhnya dilindungi oleh eksoskeleton yang terbuat dari kitin. Salah satu ciri khas kumbang adalah sepasang sayap depan yang termodifikasi menjadi keras dan melindungi sayap belakang yang lebih tipis. Kumbang memiliki tiga pasang kaki yang terpasang pada thorax.
Kumbang memiliki peran ekologi yang penting dalam ekosistem yaitu :
- Sebagai polinator penting
- Membantu dalam penyerbukan tumbuhan
- Membantu dalam dekomposisi bahan organik
- Menguraikan sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang membusuk.
- Sumber makanan bagi banyak predator, termasuk burung, reptil, dan mamalia.
Lebah (Hymenoptera)
Lebah (Hymenoptera) adalah ordo serangga yang mencakup kelompok lebah, tawon, dan semut. Lebah adalah serangga penghasil madu yang memiliki kemampuan untuk mengumpulkan nektar dari bunga. Lebah hidup dalam koloni dengan tugas yang terbagi antara pekerja, ratu, dan jantan.
Lebah memiliki tubuh berwarna cerah dengan tiga bagian, yaitu kepala, thorax, dan abdomen, memiliki sepasang antena panjang dan sepasang sayap yang transparan. Lebah memiliki dua pasang kaki yang terpasang pada thorax, beberapa spesies lebah betina memiliki sengat yang digunakan untuk pertahanan.
Lebah juga serangga sosial yang hidup dalam koloni yang kompleks. Koloni lebah terdiri dari satu ratu yang bertanggung jawab untuk bertelur, pekerja yang melakukan berbagai tugas seperti mencari makanan, merawat larva, dan membangun sarang, serta jantan yang bertugas untuk kawin dengan ratu.
Lebah memiliki peran ekologi yang penting dalam ekosistem, yaitu :
- Sebagai polinator
- Membantu dalam penyerbukan tanaman berbunga, yang mempengaruhi produksi biji, buah, dan tanaman lainnya
- Menjadi makanan bagi banyak predator, seperti burung, mamalia, dan serangga lainnya.
Kupu-kupu (Lepidoptera)
Kupu-kupu (Lepidoptera) adalah ordo serangga yang mencakup kelompok kupu-kupu dan ngengat. Kupu-kupu memiliki tubuh yang ramping dan terdiri dari tiga bagian, yaitu kepala, thorax, dan abdomen. Tubuh kupu-kupu ditutupi oleh skala halus yang memberikan warna dan pola yang indah pada sayap.
Kupu-kupu memiliki dua pasang sayap bersisik yang dapat dilipat di atas tubuh mereka saat sedang istirahat, serta memiliki antena yang panjang dan halus. Hewan ini dapat ditemukan di berbagai habitat di seluruh dunia, termasuk hutan, padang rumput, taman, dan daerah beriklim hangat. Selain itu, memiliki preferensi terhadap tanaman inang tertentu, di mana larva (ulat) akan memakan daun.
Siklus hidup kupu-kupu melibatkan empat tahap: telur, ulat, pupa, dan dewasa. Betina bertelur di tanaman inang yang sesuai untuk ulat. Telur menetas menjadi ulat yang memakan daun dan tumbuh secara bertahap.
Setelah mencapai ukuran yang cukup, ulat akan membentuk kubah pupa dan mengalami transformasi dalam pupa. Setelah periode tertentu, kupu-kupu dewasa muncul dari pupa dan mulai mencari pasangan untuk kawin dan bereproduksi.
Kupu-kupu memiliki peran penting dalam ekosistem :
- Sebagai polinator.
- Membawa serbuk sari dari bunga satu tempat ke tempat lain, membantu dalam penyerbukan tanaman.
- Sebagai sumber makanan bagi burung, kelelawar, dan serangga predator lainnya.
Nyamuk (Diptera)
Nyamuk (Diptera) adalah ordo serangga yang mencakup kelompok nyamuk. Nyamuk memiliki tubuh kecil hingga sedang, dengan ukuran antara 3 hingga 9 mm, memiliki tubuh yang ramping dan dua sayap transparan yang panjang.
Nyamuk juga memiliki antena panjang yang berfungsi sebagai indera penciuman dan pengecap. Hewan ini dapat ditemukan di seluruh dunia, kecuali di daerah yang sangat dingin serta dapat hidup di berbagai habitat, termasuk daerah berair, rawa-rawa, dan lingkungan perkotaan.
Beberapa spesies nyamuk hidup di lingkungan perairan seperti danau, sungai, atau kolam, sementara yang lainnya berkembang biak di genangan air yang lebih kecil seperti bekas air hujan atau wadah yang terisi air.
Nyamuk adalah serangga nokturnal, karena aktif pada malam hari. Nyamuk betina menggunakan indera penciumanny yang sensitif untuk mendeteksi bau dari tubuh manusia atau hewan lain, yang menariknya untuk menggigit dan mengambil darah.
Nyamuk jantan umumnya memakan nektar dan tidak menggigit manusia. Nyamuk seringkali berkumpul di daerah yang lembab atau dekat dengan sumber air untuk reproduksi dan perkembangbiakan.
Nyamuk memiliki peranan yang sangat penting, yaitu :
- Sebagai bagian dari rantai makanan, larva nyamuk, yang dikenal sebagai jentik, hidup di air
- Sebagai sumber makanan bagi ikan, katak, dan serangga air lainnya.
- Berperan sebagai polinator saat mengunjungi bunga untuk makanan.
Capung (Odonata)
Capung (Odonata) adalah ordo serangga yang mencakup kelompok capung dan capung jarum, tubuhnya panjang dan ramping dengan empat sayap transparan yang besar. Hewan tersebut memiliki kepala yang menonjol dan mata yang besar.
Capung memiliki antena pendek dan mulut khusus yang dapat menggigit dan menangkap mangsa, serta dapat ditemukan di berbagai habitat air tawar, seperti danau, sungai, rawa, dan kolam. Kemudian sering juga ditemukan di daerah dengan vegetasi air yang luas.
Capung betina biasanya bertelur di air atau tanaman air, sementara capung jantan biasanya bersarang di sekitar perairan. Siklus hidup capung melibatkan beberapa tahap. Capung bertelur di air atau pada tanaman air.
Telur menetas menjadi larva air yang disebut sebagai jentik-jentik. Jentik-jentik hidup di dalam air dan memakan mangsa kecil seperti serangga dan larva lainnya. Setelah melalui beberapa tahap pertumbuhan, jentik-jentik tersebut memasuki tahap pupa.
Dalam tahap pupa, kemudian mengalami transformasi menjadi capung dewasa. Capung dewasa meninggalkan air dan terbang dengan sayapnya yang kuat untuk mencari makanan dan pasangan untuk kawin.
Capung memiliki beberapa peran, yaitu :
- Sebagai pemakan mangsa kecil seperti larva serangga air dan zooplankton
- Sebagai pemangsa serangga, capung membantu mengontrol populasi serangga lain di habitat air tawar
- Berperan sebagai indikator kesehatan ekosistem air, karena capung sangat sensitif terhadap perubahan kualitas air.