Dalam hidupnya manusia memerlukan interaksi dengan manusia lainnya. Salah satu bentuk interaksi tersebut adalah asimilasi atau percampuran budaya. Asimilasi ini akan menghasilkan suatu budaya yang benar-benar baru dan menghilangkan budaya yang asli yang mendasarinya.
Biasanya asimilasi ini dapat kita jumpai di masyarakat majemuk. Karena banyaknya perbedaan yang hidup saling berdampingan, masyarakat yang hidup di dalamnya haruslah memiliki satu tujuan yang sama untuk meminimalisir terjadinya perpecahan.
Maka, mereka akan berusaha mengidentikkan kebudayaan satu sama lain sehingga memunculkan suatu kesamaan yaitu budaya baru tersebut. Asimilasi ini memiliki beragam jenis. Namun, sebelum kita masuk ke dalam jenis-jenis asimilasi, alangkah baiknya jika kita mengetahui pendapat-pendapat para ahli mengenai asimilasi ini.
“Asimilasi adalah proses kognitif dimana seseorang mengintegrasikan persepsi, konsep, atau pengalaman baru ke dalam skema atau pola yang ada di pikiran mereka”
“Asimilasi merupakan proses sosial dalam taraf lanjut yang ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan yang terdapat antara orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap, dan proses-proses mental dengan memperhatikan kepentingan dan tujuan bersama”
“Asimilasi adalah suatu proses sosial yang terjadi apabila kelompok-kelompok manusia dengan latar kebudayaan yang berbeda saling bergaul secara intensif untuk waktu yang lama sehingga merubah sifat khas dan unsur kebudayaan tersebut menjadi unsur kebudayaan campuran”
Asimilasi budaya merupakan percampuran antara satu budaya dengan budaya lainnya yang menghasilkan kebudayaan baru dan menghilangkan ciri khas kebudayaan aslinya. Proses pencampuran ini meliputi pengadopsian nilai, dogma, kepercayaan, ideologi, bahasa, dan simbol.
Contoh asimilasi budaya ini dapat kita lihat di banyak objek seperti tari Lenong yang merupakan percampuran antara budaya China dengan Betawi, tradisi Sekaten yang merupakan asimilasi budaya Jawa dengan agama islam, hingga baju koko yang merupakan asimilasi budaya China dengan Islam.
Asimilasi jenis ini merupakan bentuk perpaduan proses penyelenggaraan ibadah antara dua keyakinan yang berbeda. Jadi, bukan berarti asimilasi agama ini akan mencampurkan ajaran dari masing-masing agama, melainkan hanya proses ibadahnya saja.
Contoh dari asimilasi agama ini adalah pengajian 7, 40, 100 hari orang meninggal masyarakat islam yang awalnya merupakan tradisi agama Hindu
Asimilasi kewrganegaraan ini biasanya hanya dilakukan oleh orang-orang atau kelompok tertentu yang ada di ranah politik atau pemerintahan. Mereka memasukkan unsur kebudayaannya ke dalam cara hidup berbangsa dan bernegara mereka.
Asimilasi linguistik adalah percampuran antarkomponen bahasa yang biasa digunakan oleh masyarakat di kehidupan sehari-hari. Asimilasi ini akan memudahkan seseorang atau kelompok masyarakat untuk beradaptasi dengan lingkungan barunya. Contoh dari asimilasi linguistik ini adalah terciptanya bahasa gaul.
Asimilasi jenis ini sering dijumpai di lembaga-lembaga formal dalam sistem pemerintahan. Asimilasi struktural akan mencampurkan unsur-unsur yang berbeda ke dalam lembaga sosial namun tetap mempertimbangkan unsur-unsur lain yang memiliki kaitan erat dengan masyarakat.
Contoh asimilasi ini adalah sistem pemerintahan presidensial Indonesia dimana presiden memiliki kewenangan untuk mengatur seluruh negara namun tetap harus dipilih melalui pemilu dan diberi batasan kekuasaan.
Asimilasi arsitektur merupakan asimilasi yang berkaitan dengan konstruksi bangunan. Proses asimilasi ini berguna untuk menunjang masyarakat dalam kehidupan mereka agar lebih dekat satu sama lain meskipun memiliki perbedaan.
Contoh asimilasi arsitektur ini dapat dilihat di Masjid Cheng Ho yang ada di Surabaya yang merupakan perpaduan antara arsitektur China dengan tempat ibadah umat Islam.
Asimilasi yang termasuk ke dalam bentuk penyesuaian ini berfungsi untuk mempersatukan dua individu ke dalama ikatan perkawinan yang sah dan legal menurut agama dan negara. Contohnya adalah perkawinan campuran antarsuku. Keturunan yang dilahirkan nantinya akan memiliki dua darah dan merasakan kebudayaan yang berbeda dari masing-masing orang tuanya.
Asimilasi identifikasi diartikan sebagai cara individu dari suatu kelompok untuk mengidentifikasi dirinya sendiri agar mereka tahu dan kenal betul dengan identitas serta jati dirinya sehingga ia dapat berpartisipasi dan memberikan pengaruhnya ke dalam institusi sosial yang lainnya.
Asimilasi jenis ini berusaha untuk mengurangi stereotip dan sikap diskriminasi terhadap suatu etnis atau kebudayaan tertentu. Hal ini akan membuat seseorang berpikir lebih positif terhadap etnis atau kebudayaan lain dan menghilangkan sikap primordialisme.