Pengertian Kalimat Kompleks
Kalimat kompleks biasanya disebut dengan kalimat majemuk bertingkat. Kalimat kompleks adalah kalimat yang terdiri atas klausa utama dan klausa subordinatif.
Jenis Klausa di bagi menjadi dua yaitu klausa utama yang disebut sebagai induk kalimat, sedangkan klausa subordinatif disebut anak kalimat. Kalimat kompleks saling berkaitan satu kata dengan lainnya. Tanpa induk kalimat dan anak kalimat akan bermakna janggal bagi pembaca.
Struktur Kalimat Kompleks
Struktur kalimat kompleks merupakan gabungan dari dua struktur kalimat yang dihubungkan dengan konjungsi. Tanpa konjungsi, sebuah kalimat tidak akan menjadi kalimat kompleks.
Klausa utama dapat berdiri sendiri sebagai kalimat lepas. Klausa subordinatif atau anak kalimat dapat menduduki fungsi keterangan.
Di sisi lain, anak kalimat juga dapat pula menduduki sebagai fungsi objek. Semua itu tergantung jenis dan konteks kalimatnya.
Konteks kalimat yang sering kita jumpai untuk kalimat kompleks terdapat pada paragraf naratif dan deskriptif.
Jenis dan Contoh Kalimat Kompleks
1. Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara merupakan kalimat majemuk yang terdiri dari klausa utama dan anak kalimat secara setara. Kalimat jenis ini menggunakan kata penghubung dan, dan lagi, lagi pula, serta, lalu, kemudian, atau, tetapi, sedang, sedangkan, melainkan, sebaliknya, bahkan, malahan. Contoh:
- Perempuan yang duduk itu badannya kurus dan mukanya sangat pucat.
- Kakak suka membaca novel sedangkan adik suka menonton film.
- Ibu suka memasak sedangkan ayah suka berkebun.
2. Kalimat Majemuk Rapatan
Kalimat majemuk rapatan merupakan kalimat majemuk yang anak kalimatnya menjelaskan subjek atau predikatnya. Contoh:
- Pak bahar, guru bahasa Indonesia dan teman ayahku datang berkunjung ke rumah
- Viona, teman sekolah dan tetangga sebelah rumahku sakit.
- Ayah dan ibu pulang membawa roti ulang tahun
3. Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat merupakan kalimat majemuk di mana klausa utama akan menerangkan anak kalimatnya. Konjungsi yang digunakan dalam kalimat majemuk bertingkat yaitu bahwa, ketika, sebelum, karena, asal. Contoh:
- Kakak mengakui bahwa dia yang mengambil permen adik
- Siwi akan membeli sepatu baru sebelum pulang ke rumah
- Ayah akan membeli rumah baru, jika gajinya naik
4. Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk campuran merupakan kalimat majemuk yang biasanya berisi mengenai perbandingan. Jadi klausa utama akan membandingkan anak kalimat sebagai acuan pembanding.
Dalam jenis kalimat ini terdiri minimal tiga pola kalimat. Kedudukan dalam kalimat ada yang setara, dan ada juga yang bertingkat. Biasanya kalimat majemuk campuran banyak dijumpai di paragraf narasi. Contoh:
- Andi harus memenangkan perlombaan itu atau harus pergi dari asrama kampus jika dia kalah
- Ibu sedang menjahit baju ketika saya pulang sekolah dan adik bermain di halaman
- Ayah sedang menonton televisi ketika adik menangis dan ibu pergi ke pasar
5. Hubungan Penjumlahan
Hubungan penjumlahan menunjukkan makna antar klausa di dalam contoh kalimat kompleks dan kalimat simpleks dengan konjungsi dan, lagipula, juga. Contoh:
- Kakak sedang belajar main piano dan adik membaca komik di ruang tamu
- Saya harus menyelesaikan tugas matematika sebelum sore, juga membersihkan ruang tamu sebelum ibu pulang
- Saya tidak ingin menjemput kakak, lagipula saya sedang membuat kue
6. Hubungan Sebagai Urutan
Hubungan sebagai urutan menunjukkan makna antarklausa di kalimat kompleks dengan konjungsi “lalu” dan ‘kemudian”. Contoh:
- Saya pergi ke toko buku kemudian ke toko kue
- Ibu pergi ke pasar kemudian ke rumah nenek
- Kakak pergi belajar kelompok kemudian menyusul ibu ke rumah nenek
7. Hubungan Sebagai Perbandingan
Hubungan sebagai perbandingan menunjukkan makna antarklausa di kalimat kompleks dengan konjungsi “daripada” dan “seperti”. Contoh:
- Ayah memilih untuk pergi ke rumah nenek daripada ke rumah paman untuk menghabiskan liburannya
- Paman rajin olahraga pagi seperti kakek yang rajin olahraga pagi setiap hari
- Ibu akan membeli sayur di pasar daripada di toko sebelah rumah yang lebih dekat
8. Hubungan Pengandaian
Hubungan pengandaian merupakan kalimat kompleks yang menjelaskan pengandaian subjek. Kalimat komplek jenis pengandaian ini menggunakan konjungsi “bagaikan“, “ibarat“, dan “laksana“. Kalimat jenis pengandaian sering dijumpai pada jenis-jenis majas. Misalnya pada contoh majas hiperbola yang cenderung bersifat melebih-lebihkan. Contoh:
- Kakak sangat tidak bersemangat hari ini, ibarat burung tak bersayap
- Dia merasa hidup di penjara biarpun tinggal di rumah yang indah
- Mencari buku di pusat diskon bagi kakak bagaikan mencari jarum dalam jerami
9. Hubungan Waktu
Hubungan waktu merupaka kalimat kompleks yang menjelaskan hubungan waktu tertentu. Konjungsi yang digunakan yaitu “ketika”, “saat”, “semasa”. Contoh:
- Adik sedang tidur ketika ibu pulang ke rumah dan ayah membaca koran
- Saya sedang memasak saat ani datang ke rumah
- Kakak sedang belajar berjalan semasa penyembuhan setelah sakit
10. Hubungan Setara Pertentangan
Hubungan setara pertentangan menunjukkan bahwa kalimat kompleks terdiri dari induk kalimat dan anak kalimat yang saling bertentangan. Konjungsi yang digunakan yaitu “tetapi”, ‘melainkan”, dan “sedangkan”. Contoh:
- Rio rajin belajar tetapi adiknya malas
- Adik suka main sepakbola sedangkan kakak suka belajar
- Ibu suka warna pink sedangkan saya suka warna biru
Demikianlah penjelasan mengenai kalimat kompleks beserta contohnya. Kalimat kompleks memang lebih rumit dan lebih panjang karena struktur kata yang digunakan lebih banyak.