4 Jenis Ledakan Bintang dan Karakteristiknya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Bintang selain memancarkan sinar yang cantik, juga memiliki masa hidup. Bintang juga akan mengalami kehancuran kemudian mati. Pada masa kehancuran inilah bintang akan mengalami sebuah ledakan. Ledakan itulah yang dinamakan nova.

Ledakan bintang bergantung pada massa yang dimiliki bintang tersebut. Namun tidak semua bintang akan mengalami fase kehancuran ini .

Hanya bintang yang memiliki massa tertentu saja yang akan meledak. Matahari juga termasuk dalam bintang, namun tidak memiliki cukup massa untuk mencapai fase ini.

Ledakan bintang dibagi menjadi nova, supernova, hipernova, dan Kilonova. Di bawah ini adalah penjelasan mengenai perbedaan ke empat ledakan tersebut:

1. Nova

Nova berasal dari bahasa Latin yang artinya “bintang baru”. Ledakan ini terjadi pada bintang yang bermassa kecil atau biasa disebut dengan bintang Katai. Peristiwa nova terjadi setelah bintang tersebut mati selama bertahun-tahun kemudian kembali menyala.

Peristiwa nova diakibatkan dari interaksi dua sistem bintang ganda. Bintang ganda yaitu bintang yang berinteraksi satu sama lain karena adanya gravitasi diantara kedua bintang tersebut.

Bintang Katai yang sering mengalami nova adalah bintang Katai Putih. Bintang Katai Putih atau sering disebut dengan Kerdil Putih merupakan inti atom dari bintang yang telah mati. Bintang ini sudah kehabisan bahan bakarnya sehingga meredup.

Jika bintang Kerdil Putih ini berada di sistem bintang ganda dan berpasangan dengan bintang raksasa merah maka materi hidrogen yang dimiliki bintang raksasa merah akan sampai hingga ke permukaan bintang kerdil putih.

Permukaan kerdil putih ini sangat panas sehingga ketika materi hidrogen menyentuh permukaan kerdil putih maka ia akan menyala dan meledak.

2. Supernova

Diantara peristiwa bintang lainnya mungkin supernova adalah yang paling terkenal. Peristiwa ini pernah terlihat langsung dari Bumi yaitu 400 tahun lalu.

Hal ini karena bintang yang mengalami supernova akan menyalah sangat terang. Bahkan cahayanya melebihi seluruh bintang yang ada di Galaksi.

Selain menghasilkan cahaya yang luar biasa terang, menurut para ilmuwan ledakan supernova akan menghasilkan materi yang dapat membentuk sebuah planet.

Meski peristiwa supernova terlihat di Bumi 400 tahun lalu bukan berarti peristiwa ini sudah tidak ada lagi sekarang. Supernova terus terjadi setiap detiknya di alam semesta ini.

Hanya saja alam semesta kita begitu luas sehingga tidak dapat terlihat dengan mata telanjang manusia. Setidaknya di Galaksi yang seukuran dengan Bimasakti peristiwa ini kan terjadi setiap 50 tahun.

Bintang yang mengalami ledakan supernova yaitu bintang yang massanya lebih besar 15 kali dari Matahari. Ledakan supernova terbagi menjadi dua tipe yaitu tipe I dan tipe II.

  • Tipe I

Bintang yang mengalami peristiwa supernova tipe I adalah bintang Katai putih yang berada di dalam sistem Biner. Bintang ini akan mendapat materi dari bintang terdekatnya sehingga terjadi ledakan nuklir yang sangat dahsyat.

Bintang yang mengalami supernova tipe I tidak memiliki hidrogen dan spektrum cahaya. Pada peristiwa ini terdapat sub-kategori lagi yaitu tipe IA, tipe IB, dan tipe IC.

Tipe IA adalah peristiwa supernova yang menampakkan garis silikon sedangkan tipe IB dan IC supernova yang tidak menampakkan garis silikon.

  • Tipe II

Ledakan supernova tipe II terjadi pada bintang yang kehabisan bahan bakarnya. Bintang ini tidak dapat melakukan pembakaran di inti bintang sehingga bintang inipun runtuh di gravitasi bintang tersebut.

Runtuhan ini yang akan menyebabkan ledakan supernova tipe II dan kemungkinan melahirkan sebuah lubang hitam.

Seperti supernova tipe I, supernova tipe II juga mempunyai sub-kategori yaitu tipe II-L yaitu bintang yang cahayanya terus meredup setelah mengalami supernova, dan tipe II-P yaitu bintang yang bersinar dengan stabil setelah ledakan.

Bintang yang berpotensi mengalami ledakan supernova tipe II yaitu bintang yang mempunyai massa lebih besar 30 kali dari Matahari.

3. Hipernova

Para Astronom belum mempunyai teori yang pasti tentang hipernova. Ada banyak teori tentang peristiwa maha dahsyat ini.

Bintang yang mengalami ledakan lebih dahsyat 100 kali dari supernova ini adalah bintang yang memiliki massa 30-100 kali dari massa Matahari. Jika bintang tersebut meledak maka astronom langsung mengklasifikasikan ke dalam ledakan hipernova tanpa mempertimbangkan cahaya yang dihasilkan.   

Teori lain mengatakan ledakan ini terjadi apabila dua bintang masif yang berada di dalam sistem biner atau bintang ganda saling bertabrakan. Setelah bertabrakan kedua bintang ini kemudian bersatu.

Meski teori hipernova belum pasti namun para astronom bisa memastikan bahwa peristiwa inilah yang melahirkan lubang hitam dan sinar gamma.

Sinar gamma yaitu sinar yang memiliki energi sangat besar. Energinya mencapai 10.000 hingga 10 juta kali lebih banyak dari energi yang dapat dilihat oleh mata manusia.

Hipernova yang pernah tercatat yaitu terjadi di Galaksi Spiral M101 tepatnya di MF83 dan NGC5471B.

4. Kilonova

Peristiwa ini mungkin masih sangat asing di telinga kita. Ini karena teori ini baru saja ditemukan astronom pada bulan Agustus tahun 2017. Peristiwa kilonova adalah ledakan yang terjadi pada bintang neutron.

Bintang-bintang neutron ini letaknya 150 juta cahaya dari bumi. Pada saat dua atau lebih bintang neutron bertabrakan maka mereka akan menghasilnya energi 1000 kali lebih banyak dari peristiwa nova.

Sama seperti hipernova, peristiwa kilonova juga menghasilkan sinar gamma. Peristiwa ini menjadi bukti kuat tentang penyebab sinar gamma yang berdurasi pendek.

Selain menghasilkan sinar gamma, kilonova juga menghasilkan emas dan platinum yang berhamburan di ruang angkasa sana. Tak main-main jumlah emas dan platinum yang dihasilkan sangatlah besar.  

fbWhatsappTwitterLinkedIn