Kilonova: Pengertian – Sejarah dan Perbedaannya dengan Supernova

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Jagad Raya adalah sesuatu hal yang sangat misterius bahkan di zaman yang sudah serba canggih ini rasanya masih kalah jauh dengan alam semesta. Berbagai peristiwa luar biasa terus terjadi alam semesta kita. Salah satunya adalah Kilonova yang akan kita bahasa dalam ulasan berikut ini. 

Apa itu Kilonova?

kilonova

Kilonova adalah sebuah peristiwa alam semesta yang baru saja ditemukan pada tahun 2017 lalu. Peristiwa ini berupa ledakan super elektromagnetik yang terjadi ketika sepasang dua bintang neutron atau diantara bintang neutron dengan black hole saling berinteraksi yang disertai dengan adanya gravitasi. Keduanya saling bertabrakan sehingga menghasilkan sinar gamma yang pendek. 

Ledakan dari Kilonova diketahui sebagai yang paling besar dan kuat di alam semesta ini. Kekuatannya mencapai 1000 kali lipat dari ledakan supernova biasa. Istilah ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 2010 oleh oleh Metzger et al untuk menyebut sebuah objek yang memiliki tingkat kecerahan 1000 kali lipat dari nova klasik. Tingkat kecerahannya yakni 1⁄10 hingga 1⁄100 kecerahan dari ledakan bintang massive supernova. 

Asal Usul Kilonova 

Menurut para ahli astrofisika manusia yang hidup di masa sekarang tidak mungkin bisa melihat kejadian Kilonova ini. Hal tersebut karena peristiwa kilonova yang paling dekat dengan Bumi ini terjadi setiap 100 juta tahun satu kali. Letak kilonova juga cenderung sangat jauh dari Bumi yakni sekitar 1000 tahun cahaya. 

Meski diperkirakan terjadi setiap 100 juta tahun satu kali namun para ahli menemukan adanya kemungkinan peristiwa ini terjadi pada 80 juta tahun sebelum proses pembentukan tata surya. Prediksi lainnya menurut para ilmuwan adalah serangkaian peristiwa Kilonova telah terjadi dalam kurun waktu 4,5 miliar tahun. 

Sejarah Kilonova

Pada umumnya sesuatu hal yang telah ditemukan oleh para ahli  telah melewati proses pengamatan yang panjang bahkan memakan waktu bertahun-tahun dan ada pula yang belum menemukan jawabannya hingga saat ini. Pengamatan kilonova sendiri sudah dirancang sejak tahun 2008 silam. 

Pengamatan tersebut dilakukan setelah ilmuwan melihat adanya ledakan sinar gamma pendek namun keras di GRB 080503. Peristiwa ini berlangsung sangat cepat yakni berupa cahaya optik dan inframerah namun langsung menghilang pada keesokan harinya. Ledakan sinar gamma ini kembali terjadi pada tahun 2013 yaitu sinar gamma durasi pendek GRB 130603B. Peristiwa tersebut ditangkap oleh Teleskop Luar Angkasa Hubble berupa cahaya inframerah yang samar-samar. 

Tahun 2016 ilmuwan menemukan adanya Gravitation Wave atau dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai Gelombang gravitasi yang kemudian dipelajari dan diteliti oleh LIGO Scientific Collaboration and Virgo Collaboration. Kedua nya berhasil memastikan adanya 4 gelombang yang membawanya meraih perolehan Nobel Fisika pada tahun 2017. 

Gelombng pertama berhasil diidentifiksi pada bulan Oktobr 2016 yang kemudian diberi nama Gelombang Wave 170817 (GW170817. Di waktu yang sama ditemukan pula radiasi elektromagnetik yang diberi  nama GRB 170817A, SSS17a. Gelombang radiasi ini cukup pendek yakni hanya 100 detik dengan diikuti oleh transien yang lebih lama dan terlihat selama berminggu-minggu dalam spektrum elektromagnetik optik (AT 2017 gfo). Gelombang ini terdeteksi berada di dekat Galaksi NGC 4993 yakni berada di 130 juta tahun cahaya dari Bumi. 

Gelombang lainnya yang ditemukan adalah Gelombang Gravitasi GRB 070809 yang dihasilkan oleh bersatunya bintang neutron melalui  gelombang gravitasi. Sementara itu gelombag terakhir ditemukan pada Agustus 2017 yang kemudian diberi nama GW 170814.

Berdasarkan pengamatan-pengamatan tersebut para ahli menyimpulkan bahwa ledakan ini berlangsung dengan dalam kurun waktu yang singkat yakni 10 hari. Pengamatan ini bersumber pada teori yang diperkenalkan oleh Li-Xin Li dan Bohdan Paczyński pada tahun 1998. Teori tersebut berisi rumusan tentang ejecta radioaktif yang bersumber dari gabungan bintang neutron adalah sumber untuk menyalakan emisi transien termal.

Dampak Kilonova

Selama proses penggabungan antara bintang neutron biner yang menghasilkan kilonova ini mengeluarkan ledakan super dahsyat bahkan menjadi yang terkuat di jagad raya. Sementara itu puing-puing ledakan ini menghasilkan cahaya optik samar yang berasal sinar gamma pendek dan gelombang radio yang dihasilkan oleh reaksi nuklir proses-r. 

Selain itu kilonova juga menghasilkan unsur-unsur berat seperti platinum, emas, perak, dan uranium. Bahkan kilonova menghasilkan unsur berat tersebut dalam skala besar. Dalam satu kali ledakan, kilonova akan mengeluarkan logam berat setara dengan gabungan beberapa planet hingga ratusan. Kilonova inilah yang dipercaya sebagai sumber adanya emas di planet Bumi. 

Perbedaan Kilonova dan Supernova

Sekilas mendengar nama kilonova dan supernova terdengar mirip namun keduanya memiliki perbedaan dimana supernova adalah sebuah ledakan di ruang angkasa yang dihasilkan oleh sebuah bintang yang sudah memasuki tahap akhir kehidupannya. Sementara itu kilonova adalah peristiwa ledakan yang dihasilkan oleh dua buah bintang neutron. 

Selain disebabkan oleh objek yang berbeda tempat terjadinya supernova dan kilonova juga berbeda. Supernova terjadi di setiap galaksi yang minimal memiliki ukuran sama dengan Bima Sakti setiap 50 tahun sekali. Sedangkan kilonova terjadi ditempat yang jauh dari bumi yakni jarak 1000 tahun cahaya serta sangat langka karena hanya terjadi 100 juta tahun satu kali.

fbWhatsappTwitterLinkedIn