Daftar isi
Majas atau gaya bahasa merupakan cara melukiskan sesuatu dengan menyamakannya dengan sesuatu yang lain atau kiasan. Majas biasa digunakan dalam menulis karya sastra khususnya puisi.
Tujuan penggunaan majas yaitu untuk memperkaya penggunaan kata dan memperindah sebuah karya sastra.
Majas perbandingan merupakan gaya bahasa yang digunakan untuk membandingkan atau menyandingkan suatu objek dengan objek lain melalui proses penyamaan, pelebihan, ataupun penggantian. Majas ini memiliki beberapa sub jenis, yaitu:
1. Majas Alegori
Merupakan majas yang membandingkan sesuatu melalui kiasan atau penggambaran. Contoh:
Perjalanan hidup manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang kadang-kadang sulit ditebak kedalamannya, yang rela menerima segala sampah, dan yang pada akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut.
Pada kalimat tersebut hidup manusia digambarkan seperti sungai mengalir menyusuri tebing-tebing.
2. Majas Alusio
Merupakan majas yang mengungkapkan suatu hal dengan kiasan yang memiliki kesamaan dengan yang telah terjadi sebelumnya. Contoh:
Megawati berhasil menjadi Kartini modern karena menjadi presiden wanita pertama di Indonesia.
Pada kalimat tersebut Megawati dibandingkan dengan Kartini karena memiliki kesamaan yaitu sama-sama menjadi wanita pertama di Indonesia yang mampu memberi perubahan.
3. Majas Simile
merupakan pengungkapan sesuatu dengan perbandingan eksplisit atau tidak langsung yang dinyatakan dengan kata depan dan penghubung, seperti layaknya, bagaikan, umpama, ibarat, dll. Contoh:
Mereka bagaikan anak ayam yang kehilangan induk ketika ditinggal Ibunya.
Pada contoh tersebut mereka dibandingkan dengan anak ayam yang kehilangan induknya. Ciri khas majas ini adalah penggunaan kata bagaikan.
4. Majas Metafora
Merupakan gaya bahasa yang membandingkan suatu benda dengan benda lain karena mempunyai sifat yang sama atau hampir sama. Contoh:
Sudah 3 tahun ini Kareem bertindak sebagai tangan kanan atasannya.
Frasa tangan kanan merupakan contoh majas metafora. Pada kalimat tersebut tangan kanan biasanya digunakan untuk banyak maka frasa tangan kanan digunakan untuk mengganti sebutan bagi seseorang yang sangat dipercaya.
5. Majas Sinestesia
Merupakan gaya bahasa yang menonjolkan suatu kalimat yang mengalami perubahan makna kata disebabkan oleh adanya pertukaran tanggapan antara dua indera yang berbeda. Contoh:
Tak seperti biasanya, hari ini ia datang dengan muka kecut.
Pada contoh tersebut, frasa muka kecut menjadi contoh pertukaran dua indra. Kecut seharusnya dirasakan di lidah tetapi dalam kalimat tersebut digunakan untuk menggambarkan muka.
6. Majas Metonimia
Merupakan gaya bahasa yang menggunakan nama untuk benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut. Contoh:
Atha lebih suka minum Aqua daripada minum air rebusan.
Pada contoh tersebut penggunaan Aqua menunjukkan bahwa kata air mineral diganti dengan ciri khas produk air mineral kemasan yaitu Aqua.
7. Majas Litotes
Merupakan majas yang mengungkapkan perkataan dengan rendah hati dan lemah lembut. Majas ini seolah-olah digunakan untuk merendahkan diri sehingga tidak terkesan sombong. Contoh:
Mampirlah ke bilikku jika ada waktu.
Kata bilikku digunakan untuk mengganti kata rumah. Kata tersebut digunakan walaupun rumah ysng dimiliki berukuran besar dan bagus.
8. Majas Hiperbola
Merupakan pengungkapan sesuatu dengan cara melebih-lebihkan kenyataan sehingga kenyataan tersebut menjadi tidak masuk akal. Contoh:
Saking kerasnya, suara tawa Yuza sampai terdengar ke awang-awang.
Pada contoh tersebut diungkapkan sesuatu yang tidak masuk akal yaitu suara yang terdengar ke awang-awang.
9. Majas Personifikasi
Merupakan pengungkapan dengan menggunakan perilaku manusia yang diberikan kepada sesuatu yang bukan manusia atau secara sederhana disebut dengan menghidupkan benda mati. Contoh:
Kue-kue di toko itu begitu menggoda.
Pada contoh tersebut ditulis bahwa kue menggoda, padahal jika di dunia nyata kue tidak bisa menggoda layaknya manusia.
10. Majas Sinekdok
Majas Sinekdok terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
- Sinekdok Pars Pro Toto
Sinekdok pars pro toto merupakan gaya bahasa yang menyebutkan sebagian unsur untuk menampilkan keseluruhan sebuah benda. Contoh:
Hingga matahari tenggelam, batang hidungnya tak kunjung kelihatan.
Kata batang hidung dalam kalimat tersebut digunakan untuk mewakili tubuh seseorang.
- Sinekdok Totem Pro Parte
Sementara sinekdok totem pro parte adalah kebalikannya, yakni gaya bahasa yang menampilkan keseluruhan untuk merujuk pada sebagian benda atau situasi. Contoh:
BTS berhasil memenangi Top Social Artist di Billboard Music Awards tiga kali berturut-turut.
11. Majas Eufimisme
Merupakan pengungkapan kata-kata yang dipandang tabu atau dirasa kasar dengan kata-kata lain yang lebih pantas atau dianggap halus. Majas ini bisa juga diartikan sebagai penghalusan kata. Contoh:
Dimana saya bisa menemukan kamar kecilnya?
Kata kamar kecil digunakan untuk mengganti kata toilet atau wc karena dirasa lebih halus.
12. Majas Eponim
Merupakan majas yang menyebutkan nama seseorang yang memiliki hubungan dengan sifat tertentu yang ingin diungkapkan. Contoh:
Jika ingin menjadi Einstein, maka kamu harus belajar sangat keras.
Penyebutan nama Einstein digunakan untuk mewakili sifat cerdas dan jenius.
13. Majas Simbolik
Merupakan majas untuk melukiskan sesuatu dengan menggunakan simbol atau lambang untuk menyatakan maksud. Contoh:
Hatinya lembut seperti sutera.
Kata sutera digunakan untuk menyebutkan sesuatu yang lembut.
14. Majas Asosiasi
Merupakan majas perbandingan terhadap dua hal yang berbeda, namun dinyatakan sama. Contoh:
Hidupnya benar-benar rumit, seperti benang kusut.
Penggunaan kata rumit dan benang kusut merupakan contoh asosiasi.