Daftar isi
KH. Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur, merupakan salah satu tokoh penting dalam pembaharu Islam di Indonesia. Jika orang menyebut nama Gus Dur, pasti yang terbayang dalam benak kita adalah seseorang yang “nyeleneh”, ngeyelan, dan putra seorang kiai besar. Meskipun hal tersebut tidak sepenuhnya mewakili seorang Gus Dur, setidaknya hal itu dapat menggambarkan sosok Gus Dur, sosok Guru Besar bangsa ini.
Gus Dur memiliki nama lengkap Abdurrahman Wahid Ad-Dakhil. Ia dipanggil dengan sebutan “Gus” karena memang memiliki keturunan dengan seorang kiai. Ia lahir di Jombang pada tanggal 4 Agustus 1940. Ayahnya bernama KH. Wahid Hasyim, putra dari KH Hasyim Asy’ari yang merupakan pendiri organisasi keagamaan terbesar di Indonesia, yaitu NU.
Meskipun Gus Dur dikenal sangat intelektual dan juga menjadi seorang negarawan di negeri ini. Namun seorang Gus Dur tetaplah manusia yang meimiliki segudang hobi unik. Berikut misalnya:
Jika ada yang menanyakan olahraga apa yang paling disukai Gus Dur, maka jawabannya adalah sepak bola. Kegemarannya pada sepak bola makin menggila ketika ia menuntut ilmu di Mesir. Di sana, ia lebih sering menonton pertandingan sepak bola daripada masuk kuliah.
Dalam sebuah buku yang berjudul “ Biografi Gus Dur”, Greg Barton juga mengiyakan kegemaran Gus Dur terhadap sepak bola. Greg berkisah, disela kegiatan intelektualnya, Gus Dur terbiasa menghilangkan kejenuhan dengan bermain sepak bola.
Selain bermain ia juga menjadi salah seorang pengamat sepak bola. Terbukti dengan banyaknya tulisan Gus Dur di media massa pada kolom sepak bola.
Sindhunata menyebut bahwa tulisan Gus Dur tentang sepak bola menjadi pelengkap laporan tentang Piala Dunia atau Piala Eropa di salah satu media. Hal itu karena tulisan Gus Dur tentang sepak bola dikenal tajam dan selalu pas.
Seperti mengenai prediksi skor saat pertandingan Brazil melawan Skotlandia. Ia memberikan prediksi 2-1 untuk perolehan skor. Uniknya, hal itu benar terjadi dan prediksinya tepat sasaran. Mungkin penalarannya yang tajam yang menyebabkan ia memiliki pemikiran yang demikian.
Selain sepak bola, hobi unik Gus Dur adalah menonton film, mendengarkan musik, dan menonton wayang. Menonton film seringkali ia lakukan saat berada di Mesir. Saat jenuh dari aktifitas perkuliahan, ia akan pergi ke bioskop untuk menonton film.
Hobi menonton wayang ia geluti saat menjadi santri di Pesantren Al-Munawwir Krapyak, Yogyakarta. Sebagai kota budaya tidak sulit menemukan pagelaran wayang kulit di Yogyakarta.
Sedangkan untuk mendengarkan music, Gus Dur sangat menyukai lagu karya Bethoven, Ummi Khulsum dari Mesir, Janis Joplin, dan penyanyi balada Ebiet G. Ade.
Dari hal tersebut dapat terlihat, meskipun Gus Dur merupakan orang terpandang, putra Kiai, mantan presiden RI, Kiai tetaplah manusia biasa yang memiliki beragam hobi unik. Gus Dur juga mengajarkan pentingnya melestarikan budaya leluhur lewat pagelaran wayang kulit.
Gus Dur dan rasa humor memang tidak bisa dipisahkan. Keduanya sudah seperti dua sisi mata uang yang selalu berkaitan. Humor yang dilontarkan oleh Gus Dur tidak semata humor tanpa isi. Melainkan guyonan cerdas yang mendapat pengakuan dari pemimpin dan para ulama. Selera humor Gus Dur merupakan humor tingkat tinggi.
Menteri Senior Singapura (Goh Chonk Tong) pernah menyatakan bahwa Gus Dur adalah seorang yang cerdas dan memiliki selera humor tinggi. Tokoh Malaysia, Muhathir Mohammad, malah pernah mengatakan jika Gus Dur adalah seorang yang selalu memiliki cerita lucu untuk diceritakan pada semua orang meskipun tengah membahas tentang permasalahan serius.
Humor yang dilontarkan oleh Gus Dur adalah retorik. Tujuannya tidak lain adalah untuk pengantar, menjembatani kesenjangan sosial dengan orang lain, dan untuk mencairkan suasana yang kaku.
Sejak usia muda Gus Dur menyukai perjalanan baik berbagai daerah maupun negara. Hal ini terjadi semenjak ia kuliah di Mesir. Seperti pengalamannya pergi ke negara Perancis dan Jerman yang bertujuan untuk menghibur diri setelah tertolak dari Universitas Leiden, Belanda.
Hobi plesiran tidak hanya terjadi saat usia muda. Bahkan ketika sudah menjadi presiden pun ia selalu memanfaatkan kesempatan saat berkunjung ke berbagai negara.
Bahkan ia mencatat rekor paling tinggi sebagai Presiden RI yang telah melakukan kunjungan ke luar negeri selama 20 hari selama kurang dari empat puluh hari kepemimpinannya. Hal inilah kemudian dijadikan oleh musush politiknya untuk melengserkan Gus Dur.
Bukan Gus Dur namanya apabila bergeming saat mendapat kritik. Ia tetap melakukan kunjungan ke berbagai negara dengan alasan memperbaiki citra bangsa setelah gejolak disintregasi bangsa pada masa itu.
Menurut pengakuannya sendiri, selama 20 bulan menjabat sebagai presiden, ia telah melakukan 80 kali perjalanan keluar negeri.