Gaya bahasa adalah cara yang digunakan oleh pengarang dalam mengungkapkan pemikiran atau idenya melalui bahasa yang bergaya khas di dalam suatu karya tulis.
Karya tulis yang kerap mengandung berbagai gaya bahasa atau majas tertentu salah satunya adalah dalam sebuah cerpen.
Gaya bahasa dalam sebuah cerpen sangat menarik untuk dipelajari karena bisa menjadi ciri khas tersendiri yang menggambarkan kepribadian dari penulisnya.
Penggunaan gaya bahasa dalam suatu karangan juga bertujuan untuk meningkatkan nilai estetika dari setiap kalimatnya, dan memiliki berbagai jenis berbeda tergantung dari makna dan pilihan kata yang digunakan.
Jenis – jenis majas ada banyak seperti majas repetisi dan paralelisme, majas antitesis dan majas anafora.
Macam – macam gaya bahasa dalam cerpen dan contohnya kerap dikelompokkan berdasarkan langsung atau tidaknya makna dari gaya bahasa tersebut.
Macam gaya bahasa berdasarkan makna langsung dan tidaknya yaitu:
Gaya Bahasa Retorika
Macam – macam gaya bahasa dalam cerpen dan contohnya ini kerap disampaikan secara langsung dalam satu kalimat.
Gaya bahasa retorika terbagi lagi menjadi beberapa macam yaitu:
- Eufemisme – Gaya bahasa yang maknanya disampaikan dengan lebih halus agar tidak mengganggu atau menyinggung orang lain.Contoh Majas eufemisme : Permisi Bu Guru, saya hendak izin ke kamar kecil (kamar mandi) dahulu.
- Asindenton – Gaya bahasa yang menghadirkan kata atau frasa yang berfungsi sama dan sejajar tanpa menggunakan konjugasi untuk menyampaikan maknanya. Contoh: Dalam kekurangan, kemiskinan, kesulitan, ayah tetap berusaha menyediakan biaya untuk sekolah anak – anaknya.
- Polisindenton – Macam – macam gaya bahasa dalam cerpen dan contohnya ini adalah gaya bahasa yang penyampaian maknanya menggunakan kata sambung berulang. Contoh : Setelah menyapu rumah, kemudian Ibu mengepel, lalu memasak untuk makan siang harinya dan tidak lupa menyiram tanaman sebelumnya.
- Erotesis – Ini adalah gaya bahasa dalam bentuk pertanyaan namun tidak menghendaki adanya jawaban karena sebenarnya jawaban sudah diketahui dan hanya berfungsi sebagai penegas. Contoh : Menurutmu kau bisa naik kelas tanpa belajar dan hanya main HP saja?
- Pleonasme – Pleonasme adalah gaya bahasa seperti tautology, menggunakan kata kedua yang sebenarnya telah dijelaskan pada kata pertama. Contoh majas pleonasme : Jangan biarkan dirimu berurai air mata karena perilaku buruknya.
- Perifrasis – Macam – macam gaya bahasa dalam cerpen dan contohnya ini sama dengan pleonasme tetapi lebih banyak proporsinya. Contoh : Katakan kepadanya supaya jangan terlalu materialistis.
- Prolepsis – Prolepsis merupakan gaya bahasa yang kalimat dan arti sebenarnya baru diketahui di kalimat sebelumnya. Contoh : Kedua pria itu beserta calon pembunuhnya baru saja meninggalkan tempat.
- Aliterasi – Macam – macam gaya bahasa dalam cerpen dan contohnya ini adalah gaya bahasa yang berupa perulangan berbunyi dari konsonan tertentu. Contoh : Keras – keras lembut juga kena air.
- Asonansi – Gaya bahasa berupa perulangan berbunyi pada huruf vokal tertentu. Contoh : Ini hati luka penuh luka siapa yang punya.
- Anastrof – Anastrof merupakan gaya bahasa yang polanya dibalik dan tidak lazim didengar. Contoh : Terlalu cantik gadis itu untuk mengalami nasib semalang itu.
- Apofasis / Preteresio – Ini adalah gaya bahasa yang dipakai untuk menyampaikan unsur kontradiksi atau pertentangan seakan – akan menolak tetapi menerima, seolah memuji tetapi mengejek dan lain sebagainya. Contoh : Sudah jangan repot – repot memberiku uang pengganti ongkos, kalau sudah diberi terpaksa aku terima jadinya.
- Apostrof – Apostrof adalah gaya bahasa kebalikan dari apofasis yang seolah tampak menolak tetapi justru menegaskan, seolah mengejek tetapi memuji dan sebagainya. Contoh : Wajahmu itu jelek, tetapi banyak wanita yang terpesona dengannya.
- Kiasmus – Kiasmus merupakan gaya bahasa yang berisi susunan kalimat pengulangan dan sekaligus pembalikan dari dua kata dalam kalimat sama. Kiasmus akan terlihat berimbang tetapi sebenarnya dipertengkarkan satu sama lain. Contoh : Dia sebenarnya orang yang amat sabar sekali, tetapi perbuatanmu telah membuatnya sangat marah.
- Elipsis – Elipsis adalah gaya bahasa yang menghilangkan salah satu unsur dalam suatu kalimat, dan penghilangan unsur tersebut harus diisi oleh pembaca. Contoh majas elipsis yaitu : Ayah ke atas untuk memperbaiki genteng yang bocor.
- Litotes – Gaya bahasa yang sifatnya merendahkan diri dan tidak sesuai dengan kenyataan sebenarnya. Contoh : Tidak usah kau sungkan, sumbangan sepuluh juta itu hanyalah uang kecil saja.
- Histeron Proteron – Gaya bahasa yang membalikkan suatu hal menjadi logika yang tidak wajar. Contoh : Setelah berhasil mendaki bukit pasir itu, sampailah ia di padang rumput yang sangat hijau dan subur.
- Tautologi – Gaya bahasa yang menyatakan sesuatu secara berulang – ulang menggunakan kata yang bermakna sama. Contoh : Jangan, jangan, jangan kau buang kertas itu, aku masih hendak menggunakannya.
- Silepsis – Menegaskan suatu hal dengan menggunakan satu kata yang bermakna lebih dari satu atau lebih pada konstruksi sintaksis. Contoh : Andi selalu membersihkan tangan dan kakinya sebelum tidur di malam hari.
- Zeugma – Berupa konstruksi rapatan yang terdiri dari kata – kata tidak sejenis dan tidak relevan satu sama lainnya. Contoh : Anak – anak, besok kalian boleh masuk sekolah agak siang tetapi jangan sampai terlambat.
- Koreksio Epanortosis – Gaya bahasa seolah – olah meyakinkan tetapi mengandung kesalahan. Contoh : Anda sekalian dipersilakan bubar, ah maaf dipersilakan untuk makan.
- Hiperbola – Hiperbola merupakan gaya bahasa yang sengaja dibuat secara berlebihan. Contoh : Riuh sekali suasana disini, kepalaku mau pecah rasanya.
- Paradoks – Gaya bahasa mengandung pertentangan tetapi mengandung kebenaran. Contoh majas paradoks : Dia berbadan besar tapi bernyali kecil.
- Oksimoron – Gaya bahasa mirip dengan paradoks tetapi lebih singkat dan jelas serta mengandung kata – kata dengan arti berlawanan. Contoh : Keramah tamahan disini terasa bengis.
Gaya Bahasa Kiasan
Gaya bahasa ini adalah gaya bahasa yang menyampaikan makna secara tidak langsung.
Macam – macam gaya bahasa dalam cerpen dan contohnya yang termasuk gaya bahasa kiasan adalah berikut ini:
- Persamaan/Simile – Gaya bahasa kiasan membandingkan suatu hal dengan hal yang lain. Contoh : Kecantikannya seperti bunga mawar yang sedang mekar – mekarnya.
- Metafora – Gaya bahasa yang membandingkan satu hal dengan yang lainnya, tetapi tanpa menggunakan kata pembanding. Contoh : Jantung hatinya sudah lama hilang tiada berkabar berita.
- Alegori – Gaya bahasa yang menyimbolkan atau mengibaratkan suatu hal menggunakan benda. Contoh : Kancil menjadi simbol kecerdikan karena berhasil menipu buaya.
- Personifikasi – Gaya bahasa yang mengumpamakan benda mati sebagai benda yang hidup. Contoh : Air hujan menari – nari di atas genting sejak tadi pagi.
- Alusi – Gaya bahasa yang menampilkan persamaan yang dimiliki oleh suatu hal dengan hal yang lain. Contoh : Pendekar kecil itu berhasil menjuarai lomba pencak silat tahun ini.
- Eponim – Gaya bahasa yang menggunakan nama seseorang sebagai kata sifat. Biasanya nama yang digunakan sebagai julukan adalah nama orang terkenal. Contoh : Kecantikannya seperti Helen dari Troya.
- Epitet – Gaya bahasa berupa frasa deskriptif yang digunakan untuk mengganti nama dari seseorang. Contoh : Dewi Siang mulai menampakkan diri dari peraduannya hari ini.
- Sinekdoke – Gaya bahasa ini terbagi menjadi dua macam yaitu Totum Pro Parte, menyebutkan keseluruhan untuk menyatakan sebagian. Contoh : Indonesia memenangkan medali emas untuk kejuaraan renang internasional. Jenis sinekdoke kedua adalah Pars Pro Tato, menyebutkan sebagian untuk keseluruhan. Contoh : Aku belum melihat batang hidungnya sejak tadi.
- Metonimia – Gaya bahasa yang menggunakan nama tubuh, ciri, gelar, dan lainnya sebagai nama panggilan. Contoh : Ia menggunakan pepsodent untuk menggosok gigi.
- Antonomasia – Menggunakan gelar resmi dan sejenisnya untuk menggantikan nama diri. Contoh : Tuanku Yang Mulia tidak dapat menghadiri pertemuan hari ini.
- Hipalase – Gaya bahasa berupa pernyataan yang menerangkan kata yang bukan makna sebenarnya. Contoh : Coba tanyakan pada rumput yang bergoyang.
- Ironi – Gaya bahasa berupa sindiran halus. Contoh : Kopi ini manis sekali ya, apakah gula sedang mahal harganya?
- Satire – Gaya bahasa yang merupakan sindiran tetapi lebih bersifat kritik. Contoh : Apakah sejak tadi aku bicara pada tembok? Tidak ada yang menyambut ucapanku sama sekali.
- Innuendo – Gaya bahasa yang merupakan sindiran dengan mengecilkan kenyataan sebenarnya. Contoh : Tenang saja, baru sehari dia belum berkabar dan bukan seabad.
- Antifrasis – Memiliki makna yang berbeda dari yang diucapkan atau diutarakan. Contoh: Engkau sangat tepat waktu hingga baru tiba dua jam setelah acara selesai.
- Sarkasme – Gaya bahasa yang disampaikan dengan sangat kasar. Contoh: Dia mampus pun aku tidak akan peduli.
Itulah penjelasan lengkap tentang macam-macam gaya bahasa dalam cerpen beserta dengan contohnya.
2 gaya bahasa yang biasanya dipakai oleh para penulis tentunya bisa menjadi acuan dan pembelajaran untuk anda yang ingin menjadi seorang penulis.