Bahasa Indonesia

8 Macam-Macam Majas Pertentangan

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Majas merupakan suatu gaya bahasa yang digunakan untuk menyatakan suatu perumpamaan atau kiasan dan memberikan kesan tertentu bagi tulisan atau lisan yang menimbulkan kesan imajinatif untuk para pembaca atau pendengar. Dalam bahasa Indonesia, majas terbagi menjadi 4 macam yakni majas perbandingan, majas pertentangan, majas penegasan, dan majas sindiran.

Pada pembahasan kali ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai apa itu majas pertentangan. Majas pertentangan merupakan majas yang menggunakan gaya bahasa atau kata berkias yang menyatakan suatu pertentangan dengan maksud sebenarnya. Dan berikut macam-macam majas pertentangan beserta contohnya:

1. Majas Antitesis

Antitesis sendiri berada dari bahasa Yunani yakni “anti” yaitu kontradiksi sedangkan “tesis” berarti posisi. Majas antitesis merupakan jenis majas pertentangan yang menggunakan paduan kata yang saling berlawanan arti dalam satu kalimat sehingga terlihat kontras perbedaanya.

Contohnya:

  • Pria wanita, tua muda, semua merasakan kebahagiaan menyambut kedatangan pejabat tersebut.
  • Tidak peduli besar kecil harga tetap sama.
  • Kepada bapak ibu yang saya hormati, serta anak-anak sekalian yang saya sayangi.

2. Majas Paradoks

Kata paradoks berasal dari bahasa Yunani yakni “para” yang memiliki arti pertentangan dan “doxa” yang berarti pemikiran atau pendapat. Majas paradoks adalah majas yang terlihat seolah-olah terdapat pertentangan atau sebuah majas yang antarbagiannya menyatakan sesuatu hal yang bertentangan. Bisa dikatakan jika majas paradoks memberikan kesan aneh untuk lawan bicara namun maknanya benar.

Contohnya:

  • Pria itu merasa kesepian di antara banyaknya orang yang sedang berbahagia di aula ini.
  • Dia selalu merasa sedih meskipun hartanya berlimpah.
  • Selalu ada hikmah dibalik setiap permasalahan yang terjadi.

3. Majas Kontradiksi Interminus

Majas kontradiksio interminus yakni majas yang menunjukan hal bertentangan dengan apa yang sudah dikatakan sebelumnya. Hal yang telah diucap kemudian disangkal kembali dengan perkataan.

Contohnya:

  • Semua telah menandatangani kehadiran, kecuali Pak Rudi.
  • Wajahnya sangat tampan, tetapi sayang sekali banyak jerawat dan komedo.
  • Kau boleh memakan berbagai macam jenis makanan, kecuali yang mengandung kacang-kacangan.

4. Majas Litotes

Majas litotes merupakan majas yang digunakan untuk menyatakan suatu yang kurang dari keadaan sebenarnya atau pikiran dengan menyangkal lawan katanya. Kegunaan dari majas litotes sendiri yakni untuk menunjukan sikap rendah diri, menghindari sifat sombong, bersikap sopan santun, sehingga lawan bicara akan merasa dihargai dan dihormati.

Contohnya:

  • “Mari masuk! maaf rumah saya cukup berantakan.” (arti dari kata berantakan di sini sebenarnya rapih).
  • “Maaf saya hanya bisa memasak makanan ala kadarnya, silahkan dinikmati.” (arti dari kata makanan ala kadarnya sebenarnya yakni makanan yang cukup untuk menyambut tamu).

5. Majas Hiperbola

Majas hiperbola yakni majas yang mengandung pernyataan berlebihan dengan cara membesar-besarkan suatu hal. Terkadang penggunaan majas hiperbola membuat kalimat menjadi tidak masuk akal bahkan berlebihan.

Contohnya:

  • Makanan di atas meja habis disantap bahkan hingga ke piring-piringnya. (majas hiperbola di sini yakni ke piring-piringnya).
  • Akan ku arungi luas samudera hingga ku daki gunung tertinggi hanya untuk bertemu dengan pujaan hati. (majas hiperbola di sini yakni arungi luas samudera dan daki gunung tertinggi).
  • Suaranya luar biasa bahkan hingga menggelegar ke penjuru dunia. (majas hiperbola di sini yakni menggelagar ke penjuru dunia).

6. Majas Oksimoron

Majas oksimoron merupakan kebalikan dari majas paradoks. Dalam majas oksimoron adalah majas pertentangan yang diucapkan dalam satu frasa sama.

Contohnya:

  • Pertemuan dengan kekasih hatinya yang telah lama hilang berakhir dengan tangis bahagia.
  • Meskipun dalam keadaan susah senang mereka selalu saling menguatkan satu dengan lainnya.
  • Orang itu memang tidak memiliki perasaan. Dia bersenang-senang di atas penderitaan orang lain.

7. Majas Anakronisme

Majas anakronisme adalah majas yang digunakan untuk mengungkapkan hal yang bertentangan dengan suatu kejadian sebenarnya.

Contohnya:

  • Para pasukan kerajaan Majapahit menggunakan handphone sebagai alat komunikasi. (pada zaman kerajaan dahulu handphone belum diciptakan).
  • Gatot Kaca terbang menggunakan pesawat terbang untuk pindah dari satu tempat ke tempat lain. (pesawat terbang tentu belum ada saat zaman tersebut).
  • Patih Gadjah Mada menggunakan senjata nuklir untuk menakuti para musuhnya. (senjata nuklir belum ada saat zaman sejarah).

8. Majas Ironi

Majas ironi termasuk ke dalam majas pertentangan yang sering digunakan dalam percakapan. Hal ini berhubungan dengan cara menyindir sesuatu. Penggunaan majas ironi untuk menjaga perasaan lawan bicara. Biasanya pembicara menggunakan kebalikan dari fakta dan ditambah frase yang juga bertentangan.

Contohnya:

  • Suaramu merdu sekali, sampai-sampai sakit kepala aku mendengarnya.
  • Tulisan tanganmu rapih sekali, seperti tulisan anak 1 tahun.
  • Rapih benar kamarmu ini, sampai aku bingung mau duduk di mana.
  • Sayur ini sedap sekali, sampai aku bisa merasaka air laut saat memakannya.