Model Pembelajaran Problem Solving

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Apa itu Model Pembelajaran Problem Solving

Model pembelajaran problem solving merupakan metode pembelajaran dengan sistem pemecahan masalah. Dengan metode ini akan memberikan kemudahan bagi pelajar untuk belajar mencari upaya penyelesaian masalah di lingkungan sekitar.

Model pembelajaran problem solving menerapkan pembelajaran berbasis masalah guna melatih para pelajar untuk mengumpulkan lebih banyak informasi dengan sumber valid dan untuk melatih para pelajar mengembangkan pola pikir kritis dan memecahkan dilema.

Cara memberikan pendekatan pembelajaran problem solving terhadap adalah dengan cara menstimulasi para pelajar untuk memperhatikan, menelaah, dan berpikir kritis terhadap suatu permasalahan, setelah itu mengajak untuk menganalisis suatu permasalahan guna mencari solusinya. 

Model pembelajaran problem solving diharapkan dapat mengembangkan kreativitas dan pola pikir kritis bagi pelajar agar mampu memecahkan masalah sebab dalam model pembelajaran ini terlibat beberapa aspek antara lain kognitif, afektif, dan psikomotor. Harapan lain yakni menciptakan interaksi belajar yang dinamis dan mampu bekerja sama dalam tim maupun secara individu.

Manfaat yang dapat diperoleh dari model pembelajaran problem solving adalah membantu pelajar atau siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah, memiliki wawasan lebih baik, belajar memposisikan diri sebagai orang dewasa melalui simulasi untuk menyelesaikan suatu permasalahan, serta dapat secara mandiri mendapatkan pembelajaran sesuai dengan cara masing-masing.

Tujuan Model Pembelajaran Problem Solving

Beberapa tujuan yang ingin diharapkan dengan adanya model pembelajaran problem solving, antara lain:

  1. Meningkatkan output atau hasil pembelajaran bagi pelajar.
  2. Meningkatkan kemampuan pola berpikir pelajar atau anak didik.
  3. Memperkuat daya ingat terhadap materi yang disampaikan oleh pengajar.
  4. Meningkatkan kreativitas pelajar dalam menyelesaikan suatu permasalahan.
  5. Melatih pelajar atau siswa dalam menentukan sebuah keputusan dengan bijak.
  6. Melatih pelajar untuk mengetahui langkah-langkah dalam memecahkan suatu permasalahan dengan baik.
  7. Menguasai cara bekerja yang sistematis dalam suatu hal sehingga permasalahan lebih mudah terselesaikan.
  8. Menyelidiki dasar problem solving dengan indikator pengetahuan, keterampilan kerja, serta output yang dimiliki oleh pelajar.
  9. Mengonstruksikan pelajar agar menjadi independen dalam berpikir dan berpegang teguh pada pendirian agar dapat berdiri sendiri.
  10. Memberikan pemahaman untuk sadar bahwa setiap permasalahan pasti ada jalan keluar asal ada keinginan dan berusaha untuk berproses mencari solusi.
  11. Menyalurkan pengetahuan dalam memecahkan masalah dan kecakapan praktis yang dapat diimplementasikan terhadap permasalahan realistis di tengah masyarakat demi mencapai pendidikan yang dialogis.

Langkah-Langkah

Berikut langkah-langkah penerapan model pembelajaran problem solving.

  1. Fasilitator atau pendidik memberikan pengantar mengenai pembelajaran menggunakan metode problem solving, seperti menjelaskan prosedur problem solving yang benar.
  2. Fasilitator memberikan penjelasan mengenai suatu permasalahan.
  3. Kemudian peserta atau pelajar membaca dan berpikir dengan cara mengidentifikasi masalah, menggambarkan situasi, dan mendeskripsikan perencanaan pemecah masalah.
  4. Selanjutnya peserta mengeksplorasi dan mengumpulkan informasi valid yang dapat dipercaya yang berkaitan dengan persoalan yang sedang diidentifikasi.
  5. Setelah itu peserta dapat merencanakan strategi penyelesaian masalah, seperti bereksperimen, simulasi, ekspansi, deduksi logis, membuat diagram pemecahan masalah, dan lain sebagainya.
  6. Setelah mendapatkan strategi penyelesaian masalah, pelajar dapat mengoreksi kembali, merefleksikan, memperluas konsep, serta memformulasikan permasalahan variatif yang orisinil.
  7. Lalu pelajar diharapkan mampu mempresentasikan hasil kepada fasilitator.
  8. Terakhir fasilitator atau pendidik melakukan penilaian terhadap hasil problem solving yang telah disusun oleh pelajar.

Kelebihan Model Pembelajaran Problem Solving

Beberapa kelebihan penerapan model pembelajaran problem solving, antara lain:

  • Pelajar dapat memiliki sikap inisiatif dan inovatif.
  • Meningkatkan daya berpikir kritis dalam kegiatan penyelidikan.
  • Dalam kehidupan akan didominasi oleh ruang lingkup pendidikan.
  • Melatih pelajar untuk membuat perencanaan terhadap suatu penemuan.
  • Meningkatkan kemampuan berpikir analitis dan kritis dalam penyelesaian masalah.
  • Menciptakan pendidikan yang dialogis, belajar berdasarkan realitas yang ada di sekitar.
  • Dapat menyelesaikan suatu permasalahan secara logis, terstruktur, efektif, dan strategis.
  • Menjadikan pendidikan berhubungan dengan kegiatan sehari-hari, terutama dalam dunia kerja.
  • Menjadikan pelajar memiliki sikap aktif, kreatif, dan bertanggungjawab terhadap tugas dan peran.
  • Membantu menganalisis dan mengevaluasi output penelitian dan observasi terhadap suatu permasalahan.
  • Meningkatkan rasa percaya diri dalam setiap keputusan dan tindakan untuk menyelesaikan permasalahan.
  • Memberikan wawasan kepada pelajar untuk mengatasi suatu permasalahan yang sulit yang datang secara spontan.
  • Kemampuan problem solving dibutuhkan oleh pelajar atau siswa kelak ketika sudah memasuki usia dewasa dan hidup di tengah masyarakat, dalam keluarga, serta dalam dunia kerja.

Kekurangan Model Pembelajaran Problem Solving

Beberapa kekurangan penerapan model pembelajaran problem solving, antara lain:

  • Memerlukan perencanaan yang baik dan matang.
  • Membutuhkan banyak peserta agar diskusi dapat berjalan.
  • Tidak mudah untuk melakukan pengoordinasian bahan pelajaran.
  • Memakan banyak waktu sebab memiliki beberapa serangkaian proses.
  • Hanya sebagian materi pembelajaran yang dapat dibahas atau memiliki masalah.
  • Siswa yang pasif tidak akan mendorong kelancaran kegiatan pembelajaran problem solving.
  • Dibutuhkan tingkat kemampuan dan keterampilan guru sebagai pengajar atau fasilitator yang mumpuni.
  • Sulit menentukan permasalahan yang sesuai dengan tingkat pemahaman dan kemampuan penyelesaian masalah bagi pelajar.
  • Pelajar terkadang mengalami kesulitan untuk menemukan sumber informasi valid dan sesuai digunakan untuk bahan pembelajaran problem solving.
  • Pelajar akan mengerti alasan untuk mempelajari suatu hal jika tidak didasarkan oleh pemahaman untuk memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi dan dipelajari.
fbWhatsappTwitterLinkedIn