Daftar isi
Akhir-akhir ini, dapat dirasakan perubahan iklim yang begitu drastis. Perubahan iklim disebabkan karena jumlah karbondioksida yang dilepaskan hasil dari berbagai kegiatan yang dilakukan oleh manusia. Bahkan emisi karbondioksida tersebut tidak hanya merupakan hasil kegiatan saat ini melainkan juga hasil sejak awal dari revolusi industri. Menurut hasil analisis Carbon Brief, sekitar 2.500 miliar ton karbondioksida telah dilepaskan ke atmosfer semenjak tahun 1850.
Hal ini menandakan bahwa sisa 500 miliar ton karbondioksida saja agar tetap berada di bawah 1,5 derajat dari pemanasan global. Sebab, adanya hubungan antara pelepasan emisi karbondioksida dengan tingkat pemanasan yang terjadi di permukaan bumi. Selama berabad-abad lamanya, karbondioksida akan bertahan di atmosfer.
Maka dari itu, semakin banyak karbondioksida yang dilepaskan, akan semakin banyak pula panas yang terperangkap di permukaan bumi. Hal ini menandakan bahwa emisi dari karbondioksida ratusan tahun lalu berakibat hingga saat ini yakni peningkatan pemanasan planet bumi.
Terdapat sejumlah negara yang menjadi penyumbang emisi karbondioksida terbesar. Hal ini tidak lepas dari kegiatan industri yang dilakukan serta kegiatan lainnya yang berpotensi mengeluarkan emisi karbondioksida. Berikut ini negara penghasil emisi karbondioksida terbesar di dunia.
China merupakan salah satu negara yang menjadi penyumbang emisi karbondioksida terbesar di dunia. Negara dengan populasi penduduk yang banyak dan wilayah yang luas ini ternyata secara bertahun-tahun menjadi penyumbang emisi karbondioksida terbesar.
Bahkan dilaporkan emisi karbondioksida setiap tahunnya mengalami peningkatan. Pada tahun 2019, tercatat bahwa China mengeluarkan total emisi karbondioksida sebanyak 12.705 ton. Negara tirai bambu ini memang menjadi salah satu negara yang memiliki pergerakan ekonomi terbesar di dunia. Namun, sayangnya sejalan dengan peningkatan kegiatan ekonomi, terjadi pula peningkatan emisi karbondioksida.
Tentunya hal ini sangat membahayakan bagi keselamatan bumi ke depannya. Bahkan diperkirakan jumlah emisi yang dikeluarkan China jauh lebih banyak dibandingkan dengan emisi yang dikeluarkan Amerika Serikat, India dan Rusia.
Pada tahun 2022, negara tirai bambu ini memiliki emisi karbondioksida yang mencapai 4.793,8mt karbondioksida. Emisi karbondioksida tersebut merupakan berasal dari pembangkit listrik yang ada di negara ini. Sebab, pembangkit listrik menjadi penyumbang emisi karbondioksida terbesar di dunia dan mengalami peningkatan menjadi 12.431 Jiran karbondioksida pada tahun 2022.
Serupa dengan China, Amerika Serikat juga merupakan salah satu negara dengan jumlah populasi dan wilayah terbesar di dunia. Sejalan dengan itu, tingkat pendapatan domestik brutonya pun menjadi salah satu PDB terbesar di dunia.
Tidak heran memang negara yang terkenal dengan sebagai adikuasa ini memiliki PDB yang mencapai US25 triliun. Amerika Serikat menjadi negara yang memiliki kegiatan eksportir yang luas bahkan sampai beberapa produk berhasil dikuasainya.
Mulai dari produk perangkat lunak hingga barang elektronik yang dibutuhkan konsumen di seluruh dunia. Namun sayangnya sejalan dengan ini Amerika Serikat menjadi negara yang menghasilkan emisi karbondioksida terbesar di dunia yakni sekitar 6.002 kilo ton gas pada tahun 219.
Selain itu Amerika Serikat juga menghasilkan emisi gas rumah kaca per kapitanya mencapai 14,7 metrik ton. Dengan jumlah tersebut, menjadikan Amerika Serikat sebagai negara dengan penyumbang emisi karbondioksida kedua setelah China.
Pada tahun 2022, total emisil karbondioksida yang dihasilkan dari pembangkit listrik di Amerika Serikat mencapai 1.579,8 mt CO2. Hal ini menunjukkan kedudukan Amerika Serikat yang menempati posisi kedua.
Negara yang terkenal dengan serial Bollywood ini menjadi negara dengan populasi terbesar kedua di dunia. Pada tahun 2020 saja, jumlah populasi penduduk India mencapai 1,33 miliar jiwa. India mencapai kemerdekaan dari Inggris pada tahun 1946 dan faktanya negara ini menjadi salah satu ekonomi terbesar di dunia.
Secara global, negara yang terkenal dengan ladunya ini, menempati urutan ketiga ekonomi setelah Amerika Serikat dan China. Jumlah PDB yang dihasilkan oleh China yakni sebesar US$ 11,6 triliun. Meskipun begitu, pendapatan perkapita negara ini rendah karena tidak setara dengan jumlah populasi penduduknya yang besar.
Selain itu, India menjadi salah satu negara penyumbang emisi karbondioksida terbesar di dunia. Total gas emisi yang dikeluarkan oleh India pada tahun 2019 mencapai 3.390 kilo ton.
Dengan total tersebut, membuat India menempati peringkat ketiga sebagai negara dengan penyumbang emisi karbondioksida terbesar pada tahun 2019. Pada tahun 2022, total emisi karbondioksida dari pembangkit listrik di India mencapai 1.162,3 mt CO2.
Rusia merupakan negara yang memiliki luas daratan terluas di dunia. Negara ini juga kaya akan sumber alamnya. Tak heran, jika negara ini menjadi negara eksportir bagi beberapa sumber daya alam seperti batu bara, gas alam, gandum, minyak mentah. Komoditas tersebut kemudian disebarkan ke berbagai negara di dunia.
Sejalan dengan itu, kegiatan ekonomi negara ini mencapai US$ 4,6 triliun dengan pendapatan domestik bruto per kapitanya yang mencapai US$ 31,967. Namun, sayangnya negara ini menjadi penyumbang emisi karbondioksida terbesar di dunia.
Jumlah emisi karbondioksida yang dihasilkannya mencapai 2.477 kilo ton. Sementara itu, pada tahun 2022 total emisi karbondioksida yang dihasilkan dari pembangkit listrik mencapai 409,4 mt CO2.
Sebagai negara Kepulauan yang berada di wilayah Asia, Jepang menjadi salah satu negara di Asia yang memiliki kekuatan terbesar secara global. Bahkan negara ini terkenal dengan perkembangan sains dan teknologinya. Dapat dilihat, berapa banyak barang elektronik dan alat-alat robotik yang telah dihasilkan oleh negara Jepang.
Hal ini telah membuktikan bahwa kecanggihan teknologi dan sains negara Jepang tidak diragukan lagi. Sejalan dengan itu, Jepang juga memiliki ekonomi yang kuat yakni sekitar US$ 4,3 triliun dengan pendapatan per kapitanya yang mencapai US$ 34,358.
Sayangnya, Jepang menjadi salah satu negara dengan penyumbang emisi karbondioksida terbesar setelah Rusia. Negara ini menyumbangkan sebanyak 1.166 kilo ton karbondioksida pada tahun 2019. Selain itu, emisi yang dihasilkan per kapitanya mencapai 8,5 metrik ton.
Brazil merupakan negara yang berada di kawasan Amerika Latin dan menjadi salah satu negara dengan ekonomi terbesar. Sayangnya, negara ini menjadi negara penyumbang emisi karbondioksida terbesar di dunia. Total emisi karbondioksida yang dihasilkannya mencapai 1.057 kilo ton pada tahun 2019.
Namun, ketika isi emisi karbondioksida yang mulai mengkhawatirkan, Brazil berusaha untuk melakukan upaya untuk mengurangi emisi karbondioksida yang dihasilkan. Perusahaan Exxon mobil Corporation dan Chevron Corporation melakukan upaya untuk bisa mengurangi pengeluaran emisi karbondioksida.
Mereka melakukan penelitian untuk mendapatkan sumber energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan. Hal ini dikarenakan perubahan iklim begitu sangat terasa. Tak lain perubahan iklim tersebut merupakan akibat dari pemanasan global yang dihasilkan dari emisi karbondioksida. Tentunya sebagai negara yang memiliki pengaruh, sudah sepatutnya mengurangi pengeluaran emisi karbondioksida.
Indonesia menjadi salah satu negara yang menyumbangkan emisi karbondioksida terbesar di dunia. Emisi yang dihasilkan terbesar berasal dari tenaga pembangkit listrik. Adapun jumlah emisi yang dihasilkan yakni mencapai 192,7 mt karbondioksida pada tahun 2022.
Sementara itu, pada tahun 2021, total emisi karbon yang dihasilkan oleh Indonesia mencapai 102,562 Gt karbondioksida. Data ini menunjukkan bahwa Indonesia berpengaruh terhadap adanya perubahan lingkungan secara global.
Peningkatan emisi karbon Indonesia dipengaruhi karena adanya kecanduan terhadap batu bara guna kepentingan tenga pembangkit listrik. Bahkan hingga tahun 2030, kebutuhan akan batu bata akan terus mengalami peningkatan.
Selain dipengaruhi oleh tenaga pembangkit listrik, emisi karbon dihasilkan oleh perubahan penggunaan lahan dan kehutanan. Hal ini dapat kita lihat bahwa lahan-lahan hijau dan kehutanan telah beralih fungsi menjadi kawasan industri.
Korea Selatan menjadi salah satu negara dengan penyumbang emisi terbesar di dunia. Total emisi karbon yang dihasil Korea Selatan dari Pembangkit Listrik mencapai 264,3. Dengan adanya hal tersebut, Korea Selatan berusaha untuk mengurangi jumlah emisi karbon yang dihasilkan hingga 2030 mendatang.
Tentunya langkah ini diambil karena perubahan iklim selama beberapa dekade jelas terasa perbedaanya. Namun, target pengurangan emisi hingga 2030 dinilai masih rendah. Oleh karena itu, berencana menjadi negara bebas karbon di tahun 2050.
Upaya pengurangan emisi karbon dilakukan dengan cara mengurangi ketergantungan terhadap pembangkit listrik dengan batu bara. Korea Selatan akan berupaya mengembangkan energi terbarukan pengganti batu bara. Selain itu, terjadi pengurangan penggunaan bahan bakar fosil untuk industri sehingga dapat mengurangi emisi karbon.
Arab Saudi merupakan negara yang terkenal dengan ekspor minyak terbesar di dunia. Tentunya sebagai negara pengekspor minyak terbesar membuat penghasilan yang didapatkan Arab Saudi mencapai US$ 150 miliar dari minyak saja.
Namun, sayangnya ketergantungan pada ekspor bahan bakar membuat negara ini menjadi salah satu negara yang menyumbangkan emisi karbon terbesar di dunia. Diperkirakan emisi karbon per kapita yang dihasilkan oleh Arah Saudi mencapai 14,59mt per tahunnya. Sementara itu, dari sektor tenaga pembangkit listrik emisi karbon yang dihasilkan mencapai 203,8 mt CO2.
Sadar sebagai salah satu negara penyumbang emisi karbon terbesar, Arab Saudi berupaya untuk mengurangi kadar emisi. Arab Saudi menargetkan pada tahun 2030 negaranya akan mengurangi emisi karbon hingga 278 mt per tahun.
Meskipun begitu, bukan berarti negara ini akan mengurangi kegiatan ekspor minyaknya. Mereka hanya akan berfokus pada emisi yang dihasilkan dari dalam saja bukan pada hidrokarbon yang akan diekspor ke berbagai negara. Sebab, ekspor energi menjadi tulang punggung bagi ekonomi Arab Saudi.
Iran menjadi salah satu negara penyumbang emisi karbon terbesar di dunia. Emisi karbon yang dihasilkan dari pembangkit listrik di Iran pada tahun 2022 mencapai 183 mt CO2. Sementara itu, menurut BP Statistical Review of World Energi, mencatat jumlah emisi karbon yang dihasilkan oleh Iran mencapai 0,7 miliar metrik ton pada tahun 2021.
Iran mengalami peningkatan konsumsi energi sebanyak lima kali dalam rentang waktu 1990 hingga 2019. Hal inilah yang menjadi faktor Iran menjadi negara penghasil emisi karbon terbesar di dunia.
Di daerah perkotaan, bangunannya menghabiskan sekitar 2,5 sampai 4 kali lebih besar dari penggunaan global. 70 persen penggunaan energi tersebut berasal dari sektor publik yang menghabiskan hingga 60 persen energi.
Sementara itu, 20 persen energinya diperuntukkan untuk kebutuhan subsidi. Selama beberapa dekade terakhir emisi karbon yang dihasilkan Iran terus meningkat sehingga membuatnya bertahan sebagai negara penghasil emisi karbon terbesar.