Daftar isi
Emile Durkheim berpendapat bahwa sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial, seperti cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang ada di luar individu. Fakta-fakta tersebut memiliki kekuatan untuk mengendalikan individu.
Contohnya, di tempat kerja, seorang karyawan diwajibkan untuk datang tepat waktu, memakai pakaian rapi, dan menghormati atasan. Berbagai kewajiban tersebut dimasukkan ke dalam bentuk aturan yang telah disepakati bersama. Aturan tersebut bersifat terikat dan memaksa, jika ada yang melanggar, maka akan diberi sanksi. Sebagai ilmu, sosiologi memiliki berbagai objek kajian yang dipelajari dan dianalisis, yaitu sebagai berikut:
1. Interaksi Sosial
Menurut Setiadi dan Kolip, interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis baik antarindividu, individu dengan kelompok, maupun kelompok dengan kelompok yang secara timbal balik diwujudkan dalam bentuk tindakan.
Syarat terjadinya interaksi sosial yaitu adanya kontak dan komunikasi. Kontak sosial terjadi apabila ada dua individu atau lebih saling berhubungan baik secara langsung maupun tidak langsung. Sementara itu, komunikasi terjadi apabila individu memberikan tafsiran (interpretasi) pada perilaku orang lain yang terjuwud dalam pembicaraan, gerakan, dan perasaan yang disampaikan.
2. Nilai dan Norma Sosial
Nilai sosial merupakan konsep abstrak mengenai prinsip standar yang dianggap penting, baik, diambisikan, dan berguna dalam bertindak dan berperilaku di masyarakat.
Norma sosial adalah seperangkat aturan berupa perintah atau larangan yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan bersama untuk mewujudkan dalam masyarakat. Berbeda dengan nilai, norma bersifat nyata, tegas, dan jelas. Bagi yang melanggar norma akan diberi hukuman (sanksi) tertentu.
3. Sosialisasi dalam Proses Pembentukan Karakter
Sosialisasi merupakan proses sosial yang dialami oleh individu untuk belajar mengenali pola perilaku, sistem nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat sehingga dapat membentuk kepribadian yang unik. Sosialisasi memiliki beberapa tujuan seperti, mengembangkan kemampuan individu untuk berbicara dan berkomunikasi dengan baik, memberikan keterampilan yang dibutuhkan individu dalam kehidupan bermasyarakat, dan mengembangkan kemampuan individu mengendalikan diri sesuai dengan perannya sebagai bagian dari masyarakat.
4. Kelompok Sosial
Menurut Robert Bierstedt kelompok sosial adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama terhadap keanggotaannya dan saling berinteraksi. Bierstedt juga beranggapan bahwa kelompok sosial memiliki ragam jenis yang bisa diklasifikasi. Penggolongan tersebut didasari pada ada atau tidaknya organisasi, hubungan sosial antarkelompok, dan jenis kesadaran.
Contoh kelompok sosial yaitu keluarga, komunitas, kelompok okupasional, dan kelompok relawan (volunter).
5. Penyimpangan Sosial
James W. Van der Zanden berpendapat bahwa perilaku menyimpang merupakan tindakan yang tercela dan tidak dapat ditoleransi sebagian masyarakat. Patokan sebuah perilaku dinyatakan menyimpang bukan terletak pada baik buruk atau benar salah menurut pengertian umum, melainkan berdasarkan ukuran nilai dan norma serta kebudayaan suatu masyarakat. Individu yang berperilaku menyimpang akan mendapatkan sanksi atau hukuman.
6. Pengendalian Sosial
Menurut Peter L. Berger, pengendalian sosial merupakan berbagai upaya yang digunakan masyarakat untuk menertibkan anggotanya yang membangkang (tidak patuh terhadap nilai dan norma yang berlaku). Pengendalian sosial mempunyai beberapa fungsi seperti, memperkuat keyakinan masyarakat terhadap norma sosial, memberikan imbalan kepada warga yang mentaati norma, mengembangkan rasa malu, mengembangkan rasa takut, dan menciptakan sistem hukum.
7. Lembaga Sosial
Koentjaraningrat menyatakan bahwa lembaga sosial atau institusi sosial merupakan suatu sistem tata kelakuan dan hubungan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan menunjang aktivitas masyarakat.
Secara umum lembaga sosial mempunyai fungsi untuk menjaga keutuhan masyarakat, memberikan pedoman dalam bertingkah laku, dan alat kontrol sosial. Lembaga sosial juga berfungsi untuk membentuk keteraturan sosial yang dapat meningkatkan integrasi dan solidaritas sosial dalam masyarakat.
8. Mobilitas Sosial
Mobilitas sosial merupakan gerak perpindahan individu atau kelompok dari suatu status sosial menuju status sosial lainnya. Dampak yang timbul akibat adanya mobilitas sosial adalah memotivasi individu untuk berkembang dan mempercepat tingkat perubahan sosial.
Salah satu faktor yang mendorong individu untuk melakukan mobilitas sosial adalah pribadi dalam diri individu. Hal ini berkaitan dengan kualitas dan kemampuan individu dalam mencapai status sosial yang diinginkan. Semakin tinggi kemampuan, usaha, kecakapan, dan keterampilan yang dimiliki, maka semakin besar pula kesempatan untuk meraih posisi tertentu dalam masyarakat.
9. Struktur Sosial
Struktur sosial adalah pengelompokan atau pelapisan masyarakat ke dalam posisi-posisi dan peran-peran tertentu. Struktur sosial dibagi menjadi dua bentuk yaitu stratifikasi sosial dan diferensiasi sosial. Stratifikasi sosial merupakan pengelompokan masyarakat ke dalam kelas-kelas yang bertingkat (vertikal). Diferensiasi sosial adalah pengelompokan individu atau kelompok ke dalam struktur sosial yang bersifat horizontal (setara, sejajar dan sederajat), misalnya agama, ras, pekerjaan, dan gender.
10. Perubahan Sosial
Kingsley Davis mendefinisikan perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. Kingsley Davis juga berpendapat bahwa perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan. Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagiannya seperti kebiasaan, nilai-nilai, kesenian, ilmu pengetahuan, dan teknologi.