Daftar isi
Forbes Real Time Billionairs merupakan platform pelacakan kekayaan yang menyediakan pembaruan kekayaan bersih serta peringkat setiap individu secara global atau dalam cakupan yang lebih kecil yaitu negara. Platform ini diperbaharui secara berkala bahkan dalam waktu beberapa menit.
Berdasarkan Forbes Real Time Billionairs tertanggal 25 Agustus 2021, berikut adalah peringkat orang-orang terkaya di Indonesia beserta jumlah kekayaannya.
Robert Budi Hartono adalah anak kedua dari keluarga keturuanTionghoa Indonesia kelahiran Semarang, 28 April 1941. Nama asli Budi Hartono adalah Oei Hwie Tjhong, ia merupakan putra Oei Wie Gwan sang pendiri perusahaan Djarum. Selain kesuksesan Djarum, Budi Hartono dan sang kakak Michael Hartono adalah pemegang saham terbesar pada Bank Centra Asia (BCA). Mereka menguasai lebih dari 50% saham BCA melalui Farindo Holding Ltd. Kedua bersaudara ini juga memiliki perkebunan kelapa sawit di Kalimatan Timur dengan lahan seluas 65.000 hektar.
Djarum Grup juga bergerak dalam bidang elektronik di bawah bendera Polytron yang kini juga melebarkan sayap dengan memproduksi ponsel. Melalui anak perusahaan lain, kedua saudara ini juga membeli Kaskus yang merupakan salah satu situs populer Indonesia.
Hingga 25 Agustus 2021, melalui perhitungan Forbes Real Time Billionairs kekayaan Budi Hartono saja mencapai US$19,5 miliar atau setara dengan 280,55 triliun rupiah.
Oei Hwie Siang atau dengan nama lain Michael Bambang Hartono adalah kakak kadung Budi Hartono yang lahir di Semarang, 2 Oktober 1939. Bambang Hartono dan sang adik Budi Hartono mewarisi perusahaan Djarum yang nyaris bangkrut dari sang ayah ketika beliau meninggal pada tahun 1963. Berkat keuletan dua bersaudara ini, kini Djarum mendominasi pasar rokok kretek di Amerika Serikat.
Bambang Hartono yang kini berusia 82 tahun, per 25 Agustus 2021 diperkirakan total kekayaannya berkisar US$18,7 miliar dalam rupiah setara dengan 269,04 triliun rupiah.
Prajogo Pangestu dilahirkan di Kalimantan Barat, 13 Mei 1944 dengan nama asli Phang Djoen Phen dan kini dikenal sebagai pengusaha sukses Indonesia. Kesuksesan Prajogo diawali dengan keputusannya untuk membeli CV Pacific Lumber yang kala itu sedang mengalami kesulitan keuangan. Oleh Prajogo nama perusahaan tersebut kemudian diganti menjadi PT Barito Pasific yang merupakan perusahaan public yang bergerak di sektor petrokimia dan energi. Perusahaan ini juga terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia.
Hingga 25 Agustus 2021, kekayaan Prajogo ditafsir mencapai US$6,7 miliar atau setara dengan RP 96,4 triliun.
Lohia lahir di Kolkata, India, 11 Juli 1952 namun sejak tahun 1973 telah mulai merintis karir di Indonesia dengan ayahnya Mohan Lal Lohia. Lohia dan sang ayah mendirikan Indorama Corporation, perusahaan yang bergerak di sektor petrokimia dan tekstil, dan kini resmi menjadi ketua dari perusahaan tersebut.
Singapura adalah pusat kantor Indorama Corporation. Selain itu, Lohia juga mengakuisisi pabrik olefin yang teritegrasi di Nigeria dan kini menjadi perusahaan petrokimia terbesar yang ada di Afrika Barat dan produsen olefin terbesar kedua yang terdapat di Benua Afrika.
Per 25 Agustus 2021, kekayaan Lohia diperkirakan mencapai angka US$6,5 miliar atau sekitar 95,5 triliun rupiah.
Jerry Ng kini berusia 54 tahun kelahiran Pontianak, 2 Juli 1965 adalah sosok innovator dan bidang perbankan yang terkenal. Nama Jerry Ng berkecimpung dalam dunia perbankan lebih dari 30 tahun dengan beberapa jabatan yang pernah dipegang yaitu Deputi Presiden Direktur PT BCA Tbk, Direktur PT Bank Danamon Indonesia, Wakit Direktur Utama Bank Danamon Indonesia dan Direktur PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN).
Setelah menjadi direktur selama 11 tahun dan berhasil mebesararkan nama BTPN, Januari 2019 Jerry mengundurkan diri dari jabatannya itu, 8 bulan kemudian melalui PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia, ia mengakuisisi sebanyak 51% saham Bank Artos Indonesia Tbk.
Hingga 25 Agustus 2021, kekayaan yang telah dikumpulkan Jerry Ng diperkirakan mencapai US$$4,4 miliar atau setara dengan 63,3 triliu rupiah.
Chairul Tanjung kelahiran Jakarta, 18 Juni 1962 adalah sosok pengusaha Indonesia yang pernah menjabat sebagai Menteri Perekonomian selama 5 bulan menggantikan Hatta Rajasa. Chairul Tanjung sukses memimpin CT Corp yang memiliki beberapa anak perusahaan seperti Bank Mega, Trans Corp dan CT Global Resource.
Selain itu, Chairul juga memiliki perusahaan bernama Para Grup yang memiliki berbagai anak perusahaan dari berbagai sektor contohnya dalam sektor keuangan yaitu Bank Mega dan jajarannya seperti Asuransi jiwa dan umum, Mega Finance dan Mega Syariah. Dalam sektor multimedia, Para Group memiliki Trans7, TransTv, Trans Studio dan lainnya. Para Grup juga memiliki anak perusahaan di sektor properti dan investasi yang tersebar di beberapa daerah.
Kekayaan Chairul diperkirakan berjumlah US$ 3,9 miliar atau setara dengan Rp 56,1 triliun.
Sri Prof. Dr. Tahir MBA terlahir dengan nama Ang Tjoen Ming di Surabaya, 26 Maret 1952 merupakan pengusaha, investor, filantropis dan pendiri Mayapada Group. Mayapada Group adalah holding company yang merambah berbagai sektor mulai dari dealer mobil, perbankan, garmen, media cetak dan TV berbayar, properti, toko bebas pajak atau duty free shooping dan rumah sakit.
Tahir merupakan seorang filantropis yang mampu menyumbangkan kekayaan sebanyak US$75 juta dalam bidang Kesehatan.
Kini, kekayaan Tahir diperkirakan mencapai US$3,4 miliar atau kurang lebih 48,9 triliun rupiah.
Eddy adalah pengusaha Indonesia kelahiran Jakarta, 23 Agustus 1953 yang merupakan pemilik Elang Mahkota Teknologi (Emtek). Emtek adalah perusahaan induk Surya Citra Media (SCTV, Indosiar, SinemArt, Screenplay, O Channel, Liputan6.com) dan pemegang beberapa startup yang terkenal seperti Bukalapak dan Dana.
Dengan taktik bisnis Eddy Kusnaidi, Empek perlahan-lahan membeli berbagai macam saham dari berbagai perusahaan dan berbagai sektor.
Per 25 Agustus 2021, kekayaan Eddy ditafsir kurang lebih US$2,9 miliar atau sekitar Rp 41,7 triliun.
Djoko Susanto memiliki nama lahir Kwok Kwie Fo lahir di Jakarta, 9 Februari 1950 yang merupakan pengusaha dibalik suksesnya Alfamart. Sejak tahun 2005, ia mengembangkan bisnis dibawah pengelolaan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk yang menjalankan lebih dari 5.500 toko dengan konsep mini-mart dibawah beberapa merk seperti Alfamart, Alfamidi, Alfa Express dan Lawson.
Hingga 25 Agustus 2021, kekayaan yang dimiliki Djoko Susanto diperkirakan mencapai US$2,2 yang setara dengan 31,65 triliun rupiah.
Martua Sitorus dikenal juga dengan nama Thio Seeng Haap merupakan pengusaha Indonesia pendiri Wilmar International. Wilmar International adalah perusahaan yang berkecimpung disektor perkebunan dan pengolahan minyak sawit mentah serta produsen gula. Martua menjual makanan di China dengan bekerja sama dengan perusahaan Amerika yaitu Kellogg, selain itu dia juga mengakuisisi perusahaan batubara Australia bernama WHiteheaven Coal Ltd. Kini kekayaan Martua Sitorus diperkirakan mencapai angka US$2,0 miliar atau 28,8 miliar rupiah.