Seni drama adalah bentuk ekspresi seni yang melibatkan interpretasi cerita atau konsep melalui tindakan, dialog, dan pertunjukan oleh para aktor di atas panggung. Para ahli seni dan teater memiliki berbagai pandangan tentang pengertian seni drama.
1. Aristoteles
Aristoteles, filsuf Yunani kuno yang dikenal dengan sumbangsihnya dalam berbagai bidang ilmu, juga memberikan pandangannya tentang seni drama dalam karyanya yang terkenal, “Poetika.” Menurut Aristoteles, seni drama memiliki tujuan dan unsur-unsur tertentu yang memengaruhi cara pertunjukan drama dilihat dan dinikmati oleh penonton.
Menurutnya, drama adalah bentuk literatur yang menggambarkan karakter, konflik, dan tindakan melalui dialog dan tindakan fisik di atas panggung. Berikut adalah beberapa poin penting tentang pengertian seni drama menurut Aristoteles:
- Memiliki Tujuan Imitasi (Mimesis)
- Pentingnya Alur (Mythos)
- Karakterisasi (Ethos)
- Dialog (Dianoia)
- Penghancuran dan Keciptaan Ketegangan (Phtharma dan Peripeteia)
- Puncak (Catharsis)
Dalam “Poetika,” Aristoteles membahas banyak aspek seni drama dan memberikan pandangan filosofisnya tentang bagaimana drama berfungsi dan bagaimana drama dapat memengaruhi penonton. Pendekatan dan pandangan ini telah memberikan sumbangan penting terhadap pemahaman kita tentang seni drama dan teater hingga saat ini.
Ciri – ciri seni drama
Aristoteles, dalam karyanya yang berjudul “Poetics,” menguraikan beberapa ciri-ciri drama yang dianggapnya penting. Drama adalah salah satu bentuk sastra yang melibatkan konflik antara karakter-karakter di dalam sebuah cerita. Berikut adalah ciri-ciri dan unsur drama menurut Aristoteles:
- Plot (Alur)
- Karakter (Character)
- Gagasan (Thought)
- Bahasa (Diction)
- Spektakel (Spectacle)
- Melodi (Melody)
Menurut Aristoteles, tujuan seni drama, seperti yang dijelaskan dalam karyanya “Poetics”, adalah untuk menyajikan pengalaman katarsis (catharsis) kepada penonton. Kata “katarsis” merujuk pada pembersihan atau pemurnian emosi penonton melalui partisipasi mereka dalam cerita dramatis.
Aristoteles percaya bahwa drama memiliki kemampuan untuk menginduksi emosi dan merangsang reaksi emosional dari penonton melalui pengalaman menyaksikan konflik dan perkembangan karakter di atas panggung. Dalam drama, penonton dapat merasa belas kasihan, takut, gembira, marah, dan sebagainya, seolah-olah mereka ikut terlibat dalam kehidupan karakter-karakter tersebut.
Dengan mengalami emosi-emosi ini melalui drama, penonton mengalami katarsis, yaitu pembersihan atau pelepasan emosi yang dapat membantu mereka merasa lebih tenang dan seimbang setelah pertunjukan berakhir.
Aristoteles berpendapat bahwa drama memberikan peluang bagi penonton untuk merenungkan tentang kehidupan, moralitas, dan kondisi manusia, serta memberikan wadah untuk memahami perasaan dan konflik yang ada dalam masyarakat.
2. Konstantin Stanislavski
Konstantin Stanislavski, seorang aktor, penyutradara, dan teoritikus teater Rusia, dikenal karena pengembangan Metode Stanislavski, sebuah pendekatan akting yang mendalam dan realistis. Pandangan Stanislavski terhadap seni drama sangat berpengaruh dalam perkembangan akting modern.
Pengembangan metode akting yang mendalam dan memasukkan emosi yang mendalam dari para aktor dalam interpretasi karakter. Bagi Stanislavski, drama adalah cara untuk menggali dan menyajikan emosi dan realitas manusia. Caranya yaitu :
- Karakterisasi yang Mendalam
- Memiliki Imajinasi Kreatif
- Tujuan dan Tantangan
- Emosi Otentik
- Konsentrasi dan Perhatian
- Koordinasi Fisik dan Vokal
- Rasa Keadaan dan Tindakan
- Analisis Naskah
- Pertunjukan yang Organik
Ciri seni drama
Konstantin Stanislavski memiliki beberapa pandangan tentang ciri-ciri drama dan pendekatan terhadap akting yang mempengaruhi teater modern. Berikut adalah beberapa ciri drama menurut Stanislavski:
- Kebenaran Emosional
- Motivasi dan Tujuan
- Pemahaman Karakter
- Konsistensi dan Kelangsungan
- Kreativitas dan Spontanitas
- Riset dan Observasi
- Kerjasama dalam Tim
- Penggunaan Memori Emosional
Unsur seni drama
Konstantin Stanislavski mengembangkan pendekatan yang sangat komprehensif terhadap drama dan akting, yang mencakup berbagai unsur penting yang harus diperhatikan oleh para aktor dan kreatif teater dalam menciptakan pertunjukan yang mendalam dan meyakinkan.
Berikut adalah beberapa unsur penting dalam drama menurut Stanislavski:
- Tujuan Superobjektif
- Tugas-Tugas
- Konflik
- Imajinasi Kreatif
- Keaslian Emosional
- Memori Emosional
- Konsistensi dalam Karakter
- Pembelajaran dan Penyesuaian
- Latar Belakang Karakter
- Reaksi terhadap Pasangan Akting
- Ruang dan Lingkungan
- Rasa Kebersamaan
- Penyelidikan dan Riset
Menurut Konstantin Stanislavski, tujuan utama seni drama adalah menciptakan pertunjukan yang alami, meyakinkan, dan mendalam. Stanislavski percaya bahwa seni drama harus memberikan pengalaman yang kuat dan emosional kepada penonton, sambil tetap mempertahankan kedalaman dan autentisitas karakter dan situasi yang dihadirkan di atas panggung.
Tujuan seni drama
Tujuannya adalah untuk membawa pertunjukan lebih dekat kepada kenyataan manusia, sehingga penonton merasa terlibat secara emosional dan intelektual. Di bawah pendekatannya, tujuan seni drama dapat diuraikan sebagai berikut:
- Kehidupan Karakter yang Autentik
- Kejujuran dan Keaslian Emosional
- Pengalaman Emosional
- Katarsis
- Pertumbuhan Karakter
- Pengamatan Terhadap Manusia dan Masyarakat
- Kesatuan Artistik
- Menginspirasi Pemikiran dan Refleksi
3. Bertolt Brecht
Bertolt Brecht adalah seorang dramawan, penyair, dan teoretikus teater yang terkenal dengan kontribusinya dalam pengembangan teori-teori drama yang mengajukan pandangan alternatif terhadap seni panggung.
Pendekatan teater yang dikembangkan oleh Brecht dikenal sebagai “Teater Epik” atau “Teater Bertolt Brecht,” yang bertujuan untuk menciptakan distansi antara penonton dan adegan panggung, sehingga penonton tidak hanya terlibat secara emosional, tetapi juga merenungkan pesan sosial dan politik yang ingin disampaikan. Unsur dan ciri-ciri seni drama, yaitu:
- Menciptakan jarak atau distansi antara penonton dan adegan panggung
- Menggunakan narator atau pencerita untuk memberikan informasi atau konteks kepada penonton tentang adegan yang akan datang.
- Mmenggunakan tanda-tanda atau simbol-simbol yang jelas
- Mengangkat isu-isu sosial dan politik yang relevan
- Struktur cerita yang tidak linier atau adegan yang disusun dengan cara yang tidak teratur
- Menggunakan berbagai teknik teater, seperti proyeksi gambar, penggunaan kostum dan set yang sederhana
- Mendorong penonton untuk mempertanyakan moralitas dan etika dalam situasi yang diperankan di atas panggung.
- Menghidupkan kembali momen-momen rekognisi atau pengenalan dalam drama
Tujuan utama seni drama menurut pandangan Bertolt Brecht.
- Mendorong pemikiran kritis dan refleksi pada penonton
- Menyadarkan Penonton terhadap Masalah Sosial dan Politik (Raising Awareness of Social and Political Issues)
- Menciptakan Kesadaran Terhadap Struktur Sosial (Creating Awareness of Social Structures)
- Penonton dapat merespons cerita dengan cara yang berbeda
- Menggunakan drama sebagai alat untuk memberikan pelajaran moral dan etika
- Meninggalkan pertunjukan dengan banyak pertanyaan yang membara dalam pikiran.
4. Lee Strasberg
Lee Strasberg adalah seorang tokoh teater dan teoritis asal Amerika yang terkenal karena mengembangkan metode akting yang dikenal sebagai “Metode Stanislavski” atau “Metode Strasberg.”
Pandangan Strasberg terhadap seni drama dan akting sangat dipengaruhi oleh ajaran Konstantin Stanislavski, terutama dalam hal pencarian kebenaran emosional dalam interpretasi karakter. Berikut adalah pengertian seni drama menurut Lee Strasberg:
Seni drama menurut Lee Strasberg adalah sebuah bentuk ekspresi artistik yang melibatkan penyelidikan mendalam terhadap karakter, emosi, dan situasi yang dihadapi oleh karakter dalam cerita. Ini mencakup proses pencarian kebenaran emosional yang kuat dan autentik dalam interpretasi karakter yang akan dimainkan oleh para aktor.
Metode Strasberg didasarkan pada keyakinan bahwa aktor harus meresapi perasaan dan pengalaman karakter mereka melalui pemahaman mendalam, empati, dan penggunaan imajinasi kreatif. Strasberg mendorong para aktor untuk menggali emosi pribadi mereka sendiri dan menghubungkannya dengan emosi karakter yang dihadapi dalam cerita.
Pentingnya dalam metodenya adalah penggunaan “memori affective,” yaitu pengalaman emosional masa lalu yang dapat dihubungkan dengan emosi karakter. Aktor mengingat pengalaman pribadi yang serupa untuk membangkitkan emosi yang sesuai dalam adegan.
Dalam pandangan Strasberg, seni drama adalah tentang membawa kedalaman emosional dan keaslian ke panggung. Tujuan akhirnya adalah untuk menciptakan pertunjukan yang mempengaruhi penonton secara emosional dan mendalam. Strasberg juga menekankan pentingnya konsistensi dalam interpretasi karakter, serta kerja sama dan rasa kebersamaan di antara para aktor dan tim kreatif teater.
Jadi, seni drama menurut Lee Strasberg adalah tentang menggali dan menyampaikan kebenaran emosional karakter dengan menggunakan pengalaman pribadi, imajinasi kreatif, dan pendalaman mendalam untuk menciptakan pertunjukan yang penuh emosi, autentik, dan mempengaruhi.
Unsur seni drama
Menurut Strasberg, seni drama adalah tentang kemampuan aktor untuk menggali dan menghayati emosi, pengalaman, dan perasaan manusia yang kompleks dalam konteks karakter dan situasi tertentu. Ia percaya bahwa seni drama dapat mengungkapkan kebenaran emosional manusia dan memberikan wawasan yang lebih dalam tentang kehidupan. Unsur seni drama menurut Lee Straserg
- Pemahaman Karakter (Character Understanding)
- Imajinasi dan Pengalaman Pribadi (Imagination and Personal Experience)
- Hubungan Emosional (Emotional Connection)
- Memori Emosional (Emotional Memory)
- Tindakan Fisik dan Emosional (Physical and Emotional Action)
- Ketekunan dan Penelitian (Perseverance and Research)
- Kenyataan dalam Bermain Peran (Truth in Acting)
- Analisis Teks (Text Analysis)
- Reaksi Spontan (Spontaneous Reaction)
- Pengembangan Karakter (Character Development)
- Konsentrasi dan Fokus (Concentration and Focus)
- Intuisi (Intuition)
Ciri seni drama
Ciri khas seni drama menurut pandangan Lee Strasberg.
- Fokus pada pengembangan emosi yang autentik dalam akting
- mendorong penggunaan “memori emosional” atau pengalaman pribadi oleh karakter dalam adegan
- Mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang karakter yang diperankan
- Menggunakan berbagai teknik untuk mengembangkan karakter, termasuk imajinasi, analisis psikologis, dan penggunaan memori emosional.
- Menekankan pentingnya keaslian dan kebenaran dalam bermain peran.
- Mengandung energi dan emosi yang kuat
- Menganalisis naskah secara mendalam
- Mengembangkan latihan-latihan yang membantu aktor mengembangkan konsentrasi
- Melakukan penelitian tentang latar belakang sosial, budaya, dan sejarah karakter
- Mempertahankan konsistensi dalam pengembangan karakter
- Memandang emosi sebagai pusat dari akting dalam adegan
- Pengembangan Kreativitas dan Intuisi
- Mengembangkan kreativitas dan mengandalkan intuisi dalam menghidupkan karakter
5. David Edgar
David Edgar adalah seorang dramawan dan penulis naskah asal Inggris yang telah memberikan kontribusi signifikan terhadap seni drama. Edgar terkenal karena tulisan-tulisannya yang cerdas dan kritis terhadap isu-isu sosial dan politik. Pengertian seni drama menurut David Edgar dapat dilihat melalui pendekatan dan pandangannya terhadap dramaturgi dan tujuan drama.
- Kritik Sosial dan Politik
- Refleksi Masyarakat dan Kehidupan Manusia
- Lapisan dan Ambiguitas
- Dialog Berbobot
- Pengaruh Teater Politik
- Pendidikan dan Kesadaran
- Dramaturgi Terstruktur
- Kontekst Budaya dan Politik
- Pendekatan Multiperspektif
Unsur seni drama
Pandangan David Edgar tentang seni drama menyoroti peran dramawan dalam menyuarakan masalah sosial dan politik serta membawa penonton untuk berpikir lebih dalam tentang dunia di sekitarnya. Menurut David Edgar, unsur-unsur penting dalam seni drama meliputi:
- Plot (Alur)
- Karakter
- Tema
- Dialog
- Tata Panggung
- Konflik
- Struktur
- Emosi
- Gaya Penulisan
- Konteks Sosial dan Politik
Ciri seni drama
Secara keseluruhan, David Edgar menekankan pentingnya menyatukan semua unsur ini dalam seni drama untuk menciptakan karya yang kuat, berpengaruh, dan dapat memicu refleksi serta perbincangan di kalangan penonton. Beberapa ciri seni drama menurut pandangan David Edgar meliputi:
- Relevansi Sosial dan Politik
- Penggunaan Metafora
- Karakter yang Kompleks
- Dialog Berbobot
- Penggalian Isu Moral dan Etika
- Penggalian Perspektif Beragam
- Pengaruh Sejarah dan Konteks
- Penekanan pada Pemahaman Sosial
- Kesadaran tentang Struktur Dramatis
- Pendorong Pemikiran dan Diskusi
Ciri-ciri ini mencerminkan pendekatan khas David Edgar dalam menulis seni drama yang menggabungkan antara kecerdasan artistik dan pemikiran kritis terhadap masyarakat dan dunia yang ada.
Tujuan dalam seni drama
Meskipun tidak ada pandangan yang pasti dari Edgar tentang tujuan seni drama, pandangan dan karya-karyanya mengisyaratkan beberapa tujuan yang mungkin dianggap penting dalam seni drama:
- Menggugah Pemikiran dan Refleksi
- Menghadirkan Perspektif Beragam
- Merangsang Empati dan Pemahaman
- Menggugah Perasaan dan Emosi
- Menciptakan Pengalaman Artistik
- Menghubungkan dengan Kehidupan Manusia
- Mengangkat Isu Sosial dan Politik
- Menghibur dan Menantang
- Menghidupkan Karakter dan Cerita