Sosialisasi adalah proses interaksi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai makhluk sosial, manusia pasti berinteraksi dengan orang-orang yang ada disekitarnya.
Berbicara santai dengan teman juga merupakan contoh sosialisasi. Seorang individu pasti mengambil peran dalam kehidupan bermasyarakat, keluarga, organisasi, maupun bernegara merupakan bentuk-bentuk interaksi sosial dalam kehidupan masyarakat.
Peran-peran tersebut, secara tidak langsung telah menjadikan individu tersebut menjadi agen sosialisasi.
Agen sosialisasi memiliki makna pihak yang melakukan penyampaian pesan ditempat ia tinggal atau bekerja. Mengapa diperlukan agen sosialisasi? Karena dalam penyerapan nilai dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat tidak dapat dilakukan sendiri.
Agen sosialisasi terbagi menjadi 4 bagian utama, yaitu keluarga, kelompok bermain, media massa dan lembaga pendidikan. Masing-masing agen memiliki peran yang penting dalam melakukan penyampaian nilai dan norma dalam masyarakat.
Agen sosialisasi yang dimaksud dalam keluarga adalah keluarga inti, yaitu ayah, ibu, saudara kandung atau saudara lainnya yang masih tinggal bersama-sama dalam satu rumah. Atau dalam contoh kasus keluarga di sebuah pedesaan, keluarga inti bisa termasuk paman, bibi, kakek, nenek.
Setiap agen sosialisasi dalam keluarga memiliki peran yang sangat besar pada taha awal karena mayoritas waktu seorang anak dihabiskan dengan keluarganya.
Menurut beberapa ahli, terdapat beberapa kemampuan yang hanya dapat dilakukan pada periode tertentu saja. Sehingga jika proses ini terlewati atau terlambat dilakukan, maka proses sosialisasi bisa dikatakan gagal.
Sangat penting sekali dalam keluarga mempelajari atau memahami nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga untuk menghindari hal-hal yang tidak di inginkan. Tenggang rasa, kasih sayang, dan saling tolong menolong dalam keluarga adalah hal yang sangat penting.
Kelompok bermain atau teman sebaya menjadi agen sosialisasi seorang anak selanjutnya. Teman inilah yang dapat memberikan pengaruh kepada anak, walaupun pada awalnya hanya sebagai tempat rekreasi.
Di lingkungan ini, anak dapat melakukan interaksi kepada seseorang yang memiliki derajat yang sama. Oleh karena itu, anak dapat belajar tentang bersikap adil dan mengatur peran sebagai teman seangkatan.
Media massa memegang peranan penting sebagai agen sosialisasi. Melalui surat kabar, berita di televisi maupun radio informasi dapat tersebar hingga ke pelosok negeri.
Kualitas media pun dapat ternilai dari informasi yang seringkali disampaikan kepada masyarakat. Melalui media massa pula, perilaku dan kebudayaan yang ada di masyarakat dapat terpengaruh.
Terlebih terhadap anak-anak, mereka hampir sebagian besar akan berada di depan televisi. Penayangan film, iklan maupun berita dapat mempengaruhi perilaku dan bahkan menanamkan pendapat bahwa semua yang ia lihat adalah baik.
Sebagai contoh penayangan film yang berunsur brutal dapat membuat anak memiliki perilaku yang keras.
Sekolah memiliki peran tak kalah penting dibandingkan ketiga agen diatas. Lewat sekolah, individu akan mendapatkan nilai-nilai yang berlaku baik secara teori maupun secara praktek.
Di sekolah inilah anak diajarkan menjadi pribadi yang mandiri, tegar dan bisa berinteraksi dengan banyak orang. Segala hal yang biasa dilakukan oleh orang yang lebih tua jika berada di rumah, namun tak begitu jika berada di sekolah. Anak dituntut bisa mengerjakan secara mandiri.
Bila di rumah, anak cenderung mendapat perlakuan khusus dari orangtua, maka berbeda saat di sekolah. Disana ia akan mendapatkan perlakuan yang sama, kecuali ada hal yang menyebabkan anak tersebut mendapat perlakuan yang berbeda. Contoh nilai da norma sosial di sekolah yaitu seorang anak yang sering melanggar peraturan sekolah.
Pesan yang dipelajari dari masing-masing belum tentu memiliki persamaan. Pembelajaran dari keluarga bisa jadi berbeda dengan pembelajaran dari teman sepermainan maupun sekolah.
Namun jika pesan yang disampaikan itu sepadan, maka proses sosialisasi akan berjalan lancar. Bila sebaliknya, maka cenderung membuat individu tersebut terombang-ambing dan bingung menentukan sikap.