Interaksi sosial adalah hubungan sosial antara individu dengan individu lainnya maupun kelompok, juga antara kelompok sosial satu dengan kelompok lainnya yang berjalan dinamis.
Interaksi ini dapat saling mempengaruhi satu sama lain. Hubungan timbal balik dalam interaksi sosial ini bisa terjadi di mana saja, kapan pun, melalui banyak bentuk hubungan sosial sehari-hari.
Secara umum, bentuk interaksi ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu interaksi sosial asosiatif yang mengarah pada persatuan dan kerjasama sosial, dan contoh interaksi sosial disosiatif yang lebih mengarah pada perpecahan atau konflik sosial.
Baik hubungan interaksi sosial antar individu maupun kelompok masyarakat, keduanya saling mempengaruhi dalam membentuk karakter sosial. Di antaranya, kedua bentuk interaksi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :
Bentuk Interaksi Sosial Asosiatif
- Kerjasama
Kerjasama yaitu bentuk interaksi dalam kelompok sosial dimana tiap individu bisa saling tolong dalam mencapai tujuan bersama melalui banyak cara.
Di antaranya seperti gotong-royong yang dilakukan secara sukarela. Hal ini dapat kita temukan dalam perilaku kebiasaan penduduk di pedesaan. Umumnya bentuk sosialisasi kerjasama ini sangat kental dan dilakukan secara turun temurun.
Selain itu ada pula pola interaksi koalisi dan kooptasi yang mengedepankan bentuk kerjasama dua organisasi dalam mencapai tujuan bersama, maupun untuk menghindari konflik antara kedua belah pihak.
Akomodasi adalah proses interaksi yang umumnya dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu perbedaan atau perselisihan. Jika dalam interaksi sebelumnya kita lebih mengutamakan menyatukan tujuan dan mencapainya bersama.
Dalam bentuk interaksi sosial akomodasi kita berawal dari pertentangan dan berfokus pada penyelesaian untuk mengatasinya dan menghindari konflik. Interaksi akomodasi bisa dilakukan secara damai seperti melalui mediasi atau kompromi.
Akan tetapi jika diperlukan, tindakan yang berbentuk tekanan dan dominasi seperti koersi bisa ditempuh dalam menciptakan kestabilan sosial.
Akulturasi adalah upaya masyarakat dalam memadukan dua kebudayaan. Akulturasi terjadi dalam proses perkembangan kebudayaan yang berjalan sangat lama, sehingga perpaduan ini justru menghadirkan keunikan sendiri.
Penerimaan unsur kebudayaan baru oleh kebudayaan lama dilakukan tanpa menghilangkan unsur-unsur kebudayaan lama. Penyerapan budaya yang terjadi justru membuat kedua budaya melebur dan menyatu dan melahirkan kebudayaan yang baru dan bercorak dengan gaya khasnya sendiri.
Asimilasi yaitu berupaya usaha penyatuan dua kebudayaan melalui pembauran, yang menghilangkan bentuk ciri khas kebudayan asli, sehingga justru melahirkan suatu kebudayaan baru yang mengurangi perbedaan dan batas-batas antarkelompok.
Asimilasi ditandai oleh upaya memperat kesatuan tindakan dan perasaan dan lebih memperhatikan kepentingan dan tujuan bersama melalui identifikasi kebudayaan masing-masing dan menyatukannya.
Melalui toleransi yang kuat yang terjadi dalam pergaulan antar individu dan kelompok dalam waktu yang lama dan intens. Persamaan yang terdapat dalam dua kebudayaan tadi bisa dijadikan unsur yang menyatukan dan melahirkan kebudayaan baru yang dimiliki oleh kedua kelompok tersebut secara bersama-sama.
Bentuk Interaksi Sosial Disosiatif
- Kompetisi
Kompetisi dalam bentuk interaksi sosial yang bersifat disosiatif yaitu bentuk persaingan dalam suatu kelompok sosial dalam mencapai suatu tujuan yang sama, suatu keuntungan, ataupun kepentingan lainnya.
Dalam proses ini, tak jarang suatu kelompok atau individu melakukannya dengan kekerasan dan tekanan sosial lainnya. Hal ini hanya dapat dihindari jika masing-masing kompetitor mau bersaing secara sehat, yaitu dengan mengikuti aturan-aturan baik tertulis maupun tersirat, agar kompetisi bisa dijalankan tanpa menimbulkan konflik.
Kontravensi yaitu sikap menentang, akan tetapi dilakukan secara terselubung guna menghindari konflik. Interaksi ini merupakan proses penyangkalan yang ditandai dengan ketidakpastian sikap, keraguan, atau penyangkalan-penyangkalan lain yang tidak diungkapkan secara langsung.
Protes bisa dilakukan melalui sikap enggan maupun dengan ancaman tersirat. Kontravensi taktis misalnya, malah bisa berupa intimidasi degan melakukan provokasi maupun penghasutan dan penyebaran desas-desus tertentu.
- Konflik Sosial
Konflik sosial bisa disebut juga sebagai ujung pertentangan dari dua bentuk interaksi sosial disosiatif sebelumnya. Dimana konflik sosial ini sangat bisa terjadi apabila pemicu-pemicu konflik tidak dapat diminamilisir.
Konflik sosial dapat terjadi karena perbedaan budaya, perbedaan kepentingan, maupun karena perubahan-perubahan sosial. Proses penyesuaian dalam masyarakat bisa menimbulkan konflik interaksi manusia dengan lingkungan sosial.
Jika terjadi banyak perselisihan paham yang justru melahirkan ancaman, bahkan hingga kekerasan fisik antara pihak-pihak yang bertentangan.
Demikianlah penjelasan mengenai bentuk-bentuk interkasi sosial dalam kehidupan masyarakat yang biasanya kita temukan di kehidupan sehari-hari.
Dua bentuk interaksi sosial ini memiliki pengertian yang sangat bertolak belakang yang bisa memberikan dampak negatif dan positif perubahan sosial.