Daftar isi
Untuk kamu seorang pebisnis pasti sudah tidak asing mendengar istilah leverage. Bahkan hampir semua perusahaan memakai strategi leverage. Pasalnya, leverage sangat berdampak besar pada perusahaan yaitu bisa mendanai perusahaan tanpa menerbitkan saham atau meningkatkan modal.
Yang dimaksud dengan leverage adalah strategi perusahaan untuk menggunakan dana pinjaman supaya bisa menghasilkan return yang baik. Strategi leverage juga bisa digunakan untuk mengurangi biaya dan menilai suatu investasi.
Di dalam dunia bisnis, ada dua jenis leverage yang biasa digunakan yaitu operating leverage dan financial leverage. Ingin tahu apa saja perbedaan operating leverage dan financial leverage? Yuk, simak artikel berikut ini sampai habis!
Operating leverage adalah strategi perusahaan untuk memanfaatkan biaya tetap agar bisa menghasilkan laba yang lebih tinggi atau formulasi akuntansi biaya yang digunakan untuk meningkatkan operating income dengan meningkatkan revenue.
Jika operating leveragenya positif maka hasil penjualan yang dilakukan oleh perusahaan lebih tinggi daripada total biayanya. Sebaliknya, jika operating leveragenya negatif maka hasil penjualan yang dilakukan oleh perusahaan tidak cukup untuk menutup biaya.
Jika menginginkan operating leverage yang tinggi perusahaan harus mampu menghasilkan penjualan dengan tingkat margin gross yang tinggi dan biaya variable yang rendah atau biaya tetap lebih tinggi daripada biaya variable.
Jika operating leveragenya tinggi di suatu perusahaan akan berdampak pada fluktuasi penjualan. Hal tersebut dikarenakan jika terjadi perubahan pada volume penjualan, maka EBIT dan ROI juga akan mengalami perubahan yang besar. Di dalam neraca, operating leverage berdampak pada aset.
Financial leverage adalah strategi perusahaan dalam menggunakan dana pinjaman untuk membeli aset yang mana untuk meraih keuntungan atau bisa melebihi biaya pinjaman.
Di dalam neraca, financial leverage akan berdampak pada kompisisi utang dan ekuitas yang mana hal tersebut sangat berbeda dengan operating leverage. Jika perusahaan menggunakan financial leverage untuk biaya operasional, maka hal ini bisa meningkatkan laba per saham atau ekuitas.
Namun, semakin tinggi persentase financial leverage maka semakin tinggi juga risiko kebangkrutan perusahaan dan volatilitas saham. Hal tersebut dikarenakan peningkatan jumlah financial leverage akan membuat harga saham menjadi naik turun.
Jika hal itu sampai terjadi akan menjadi halangan dalam perhitungan saham yang akurat karena jika harga saham meningkat maka perusahaan harus membayar bunga yang lebih tinggi kepada pemegang saham.
No | Operating Leverage | Financial Leverage |
1. | Rasio operating leverage yang tinggi akan menghasilkan hasil penjualan tidak meningkat, namun biaya margin yang harus ditutup cukup tinggi. | Rasio financial leverage yang tinggi akan menurunkan laba per saham atau profit perusahaan karena ROI tidak melebihi jumlah bunga pinjaman yang telah dibayarkan. |
2. | Operating leverage digunakan agar arus kas dan pengembalian atau return dapat meningkat. | Agar bisa financial leverage meningkat, perusahaan dapat meminjam dana lewat penerbitan sekuritas pendapatan tetap, seperti obligasi, utang jangka panjang dan sebagainya. |
3. | Operating leverage lebih mengacu pada sisi aset atau sisi kiri neraca. | Financial leverage lebih mengacu pada sisi kompisisi utang dan ekuitas atau sisi kanan neraca. |
4. | Operating leverage lebih mengacu pada penentuan komposisi penggunaan aset tetap atau peralatan lain yang digunakan oleh perusahaan. | Financial leverage lebih mengacu pada bagaimana perusahaan membayar aset tersebut dan bagaimana kegiatan operasional akan dibiayai. |
Salah satu contoh operating leverage adalah saat perusahaan manufaktur mobil memiliki sejumlah besar peralatan yang dibutuhkan untuk kebutuhan produksi dan ekonomi sedikit kacau karena hanya sedikit orang yang membeli mobil baru.
Namun, perusahaan otomotif masih diharuskan membayar biaya tetap perusahaan manufaktur mobil tersebut. Biaya tersebut antara lain gaji karyawan, biaya overhead pabrik dan biaya tetap lainnya.
Kekacauan ekonomi tersebut akan menimbulkan kerugian perusahaan padat modal daripada perusahaan yang menggunakan aset, akan tetapi tidak menimbulkan biaya tetap tinggi.
Hal tersebut menjelaskan bahwa perusahaan yang memiliki operating leveragenya tinggi maka sangat sensitif terhadap perubahan penjualan.
Contohnya adalah ketika pt. Karya Otomotif berencana membeli mesin baru seharga Rp50.000.000 dengan skema cicilan atau utang. Mereka memberikan uang muka sebesar 10% dengan bunga 5% per tahun.
Kemudian pt. Karya Otomotif berhasill membukukan laba Rp55.000.000 dari penggunaan mesin tersebut selama setahun. Berikut rincian hitugannya:
Uang muka :Rp5.000.000
Utang :Rp45.000.000
Beban utang :Rp2.500.000
Penghasilan :Rp55.000.000
Keuntungan setelah dibayar :Rp55.000.000 – (5.000.000 + 45.000.000 + 2.500.000) = Rp2.500.000
Jadi kesimpulannya adalah pt. Karya Otomotif meraih keuntungan sebesar Rp2.500.000 dalam setahun dengan menggunakan strategi financial leverage.
Leverage memang menghasilkan pendapatan berlipat ganda, namun juga risikonya cukup tinggi. Selain itu, sangat penting untuk menganalisis laporan keuangan berdasarkan rasio keuangan karena bisa melihat perkembangan dan tindakan bisnis yang akan dilakukan di masa depan.