8 Perbedaan Sel Prokariotik dan Eukariotik

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Sel adalah bagian terkecil dari pembentuk makhluk hidup baik yang bersifat uniseluler ataupun multiseluler. Terdapat dua jenis sel yang ada di dalam makhluk hidup yakni sel prokariotik dan eukariotik.

Istilah prokariotik berasal dari bahasa Yunani yakni pro yang memiliki arti sebelum dan karyon yang berarti membran inti atau nukleus. Sel prokariotik digolongan ke dalam kingdom mineral yang tidak memiliki batasan yang jelas antara inti sel dan sitoplasma.

Perbedaan sel prokariotik dan eukariotik

Sel prokariotik merupakan sel yang tidak terdapat membran sel di sekelilingnya sehingga DNA organisme ini hidup bebas dalam sitoplasma. Biasanya sel prokariotik dapat ditemukan pada bakteri dan arkea. Sementara itu, sel eukariotik adalah jenis sel yang terdapat membran sel yang berfungsi untuk pelindung DNA dan berbagai macam organik yang mengelilingi membrannya.

Istilah eukariotik berasal dari bahasa Yunani yakni eu yang berarti sejati dan karyon berarti inti. Biasanya sel eukariotik ditemukan pada semua makhluk hidup yakni manusia, tumbuhan, dan hewan. Baik sel eukariotik maupun prokariotik memiliki struktur yang sama. Namun, terdapat sejumlah perbedaan yang mendasar.

Berikut ini perbedaan yang terdapat dalam sel eukariotik dan prokariotik.

1. Struktur sel

Sel prokariotik dan eukariotik memiliki struktur sel yang berbeda. Pada sel prokariotik, struktur sel yang dimiliki cenderung sederhana dan bersifat uniseluler. Sementara itu, sel eukariotik memiliki struktur yang lebih kompleks dan biasanya bersifat multiseluler.

Sel prokariotik tidak mempunyai inti sel, sedangkan pada sel eukariotik terdapat inti sel. Inti sel pada eukariotik terpisah dari sitoplasma. Baik sel prokariotik maupun eukariotik sama-sama terdapat membran plasma dan sitoplasma.

Selain itu, keduanya juga sama-sama memiliki nukleus dan ribosom. Membran plasma merupakan sekat yang membatasi bagian luar dan dalam. Sitoplasma adalah cairan yang mengisi sel dan mengandung zat koloid.

Nukleus sendiri merupakan inti sel dan memiliki bentuk oval atau bulat dan berada di bagian tengah sel. Ribosom sendiri adalah tempat dilakukannya sintesis protein. Terlepas dari itu, keduanya memiliki sejumlah perbedaan. Dapat terlihat struktur pada eukariotik memiliki jumlah yang banyak terutama pada penyusun organelnya.

Terdapat 8 bagian pada struktur sel prokariotik. Adapun struktur sel pada sel prokariotik meliputi sebagai berikut.

  • Membran plasma
  • Sitoplasma
  • Nukleus
  • Ribosom
  • Dinding sel
  • Kapsul
  • Dinding rambut
  • Flagel

Sementara itu, pada sel eukariotik Organel tersusun dari beberapa struktur yang lebih kompleks. Berikut ini struktur sel pada eukariotik.

2. Ukuran Sel

Umumnya, sel prokariotik memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan sel eukariotik. Biasanya sel ini memiliki diameter yang berukuran 1 sampai 10 mikrometer. Setiap sel prokariotik merupakan sel tunggal hanya saja ketika dalam rantai sering terlihat berjumlah banyak.

Lain halnya dengan sel eukariotik yang memiliki diameter sekitar 10 sampai 100 mikrometer. Ukuran sel prokariotik lebih kecil dibandingkan eukariotik dikarenakan struktur pada organisme ini jauh lebih sederhana.

Lain halnya dengan struktur pada eukariotik yang lebih kompleks sehingga berukuran lebih besar. Meskipun begitu, keduanya ini termasuk ke dalam kelompok sel yang artinya memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan yang lain.

3. Struktur DNA

Pada sel prokariotik tidak terdapat inti sel sehingga DNA mereka terdapat dalam nukleoid yang tidak dilapisi oleh membran. Bahan gen DNA dapat ditemukan di dalam sitoplasma dan berbentuk seperti cincin bulat.

Berbeda halnya dengan sel eukariotik. Sel ini memiliki inti sel yang dilindungi oleh membran nukleus sehingga DNA mereka ada di dalam kromosom. DNA yang terdapat pada sel prokariotik memiliki bentuk sirkuler dan dinamakan dengan nukleoid. Namun, di luar nukleoid terdapat pula DNA sirkuler lainnya.

Hanya saja ukurannya jauh lebih kecil dan dinamakan dengan plasmid. Pada sel prokariotik terdapat DNA sirkular yang tidak mengandung histon. Materi genetiknya (DNA) terpusat pada suatu daerah yang dinamakan dengan nukleotid.

Hanya saja, pada sel prokariotik tidak terdapat membran yang memisahkan daerah ini dari bagian sel lainnya. Sementara itu, sel eukariotik yang memiliki bentuk multiple dan memiliki histon. Kromosom pada eukariotik terdiri dari asam deoksiribo nukleat.

Asam nukleat akan membentuk kompleks dengan sejumlah protein dan jumlah protein lebih dari satu. Kelompok sel eukariotik umumnya mempunyai nukleus sejati. Dinding sel eukariot biasanya jauh lebih tebal dibandingkan dengan dinding sel prokariot.

Dinding sel sendiri terdiri dari pepligodikan, lemak dan protein. Pepligodikan membuat dinding sel terlihat kaku karena fungsi dinding sel melindungi maka harus bersifat kaku.

4. Struktur Membran

Membran sel adalah batas antara bagian luar dengan bagian dalam sel. Sel prokariotik dan eukariotik memiliki struktur membran yang berbeda. Pada sel prokariotik membran selnya jauh lebih sederhana dan hanya terdiri dari satu lapisan fosfilipid.

Sedangkan pada sel eukariotik membran sel jauh lebih kompleksitas dan terdiri dari dua lapisan fosfilipid yakni lapisan fosfilipid dan protein. Lapisan protein akan membentuk dua jenis lapisan yakni lapisan protein perifer dan lapisan protein integral.

Lapisan protein perifer merupakan lapisan yang membungkus kepala lipid bilayer pada bagian luar. Sementara itu, lapisan protein integral adalah lapisan yang membungkus kepala lipid bilayer pada bagian dalam.

Lapisan lipid sendiri tersusun dari bagian fosofolipid yang terdiri atas gugus fosfat. Selain itu, lipid juga terdiri dari glikopid dan sterol. Membran sel pada eukariotik memilliki sifat semipermeabel yang artinya hanya dapat dilalui oleh zat-zat tertentu saja. Membran sel berfungsi sebagai tempat keluar masuknya zat ke dalam tubuh.

Plastida adalah badan bermembran rangkap dan mengandung membran tertentu. Terdapat tiga jenis plastida yaitu lekoplas, kloroplas, dan kromoplas. Kloropas mengandung pigmen hijau sedangkan lekoplas memiliki warna putih dan menjadi tempat menyimpan makanan. Sementara itu, kromoplas adalah plasmid yang mengandung pigmen seperti pigmen biru, kuning, dan merah.

5. Struktur Organel

Organel merupakan bagian tertentu yang berfungsi dalam pembentukan organ. Seperti sebuah perusahaan, Organel terdiri dari kelompok kerja yang memiliki fungsi dan tugas masing-masing. Pada sel prokariotik tidak terdapat Organel karena sel ini tidak mempunyai membran inti. Membran inti berfungsi untuk membatasi ruang yang ada dalam sel.

Meskipun begitu, pada sel prokariotik terdapat membran sel yang memiliki fungsi sebagai pelindung dan alat transportasi sel dan penerima rangsangan yang berasal dari luar. Bentuk membran plasma pada prokariotik membentuk ke dalam dan membentuk mesosom.

Mesosom berfungsi sebagai tempat terjadinya respirasi sel sehingga dapat memproduksi energi yang digunakan sehari-hari. Organel yang terdapat pada sel prokariotik adalah berupa riboso yang terdiri dari RNA dan protein.

Ribosom sendiri merupakan tempat terjadinya proses sintesis protein. Berbeda dengan sel eukariotik yang memiliki banyak jenis Organel. Organel tersusun atas beberapa struktur seperti nukleus, Retikulum Endoplasma, ribosom, sentriol, plastida, vakuola, badan golgi, lisosom dan mitokondria.

Retikulum Endoplasma adalah saluran yang terdapat pada sitoplasma yang berfungsi untuk menghubungkan nukleus dengan membran plasma. Badan golgi berfungsi untuk alat sekresi protein dan lendir. Lisosom mengandung enzim pencernaan sehingga memiliki fungsi untuk mencerna struktur sel yang telah mengalami kerusakan.

6. Tempat Tinggal

Sel prokariotik memiliki habitat di lingkungan yang cenderung ekstrim seperti suhu yang tinggi, pH yang rendah serta bertekanan tinggi. Bahkan organisme yang bersel prokariotik ini mampu hidup dengan suhu yang mencapai 100 derajat Celcius.

Mereka juga mampu hidup di lingkungan dengan kadar salinitas yang tinggi. Hal ini dikarenakan, organisme prokariotik tidak bergantung dan tinggal pada lingkungan yang memiliki ketersediaan oksigen.

Sel prokariotik biasanya hidup secara menyendiri, berkelompok dan bersifat parasit meskipun hidup dengan cara menumpang pada individu lain, prokariotik tidak merugikan organisme yang ditumpanginya. Hal ini berbeda dengan tempat tinggal pada sel eukariotik.

Sel eukariotik dapat bertahan hidup di lingkungan yang memiliki ciri-ciri tertentu. Mereka dapat bertahan hidup di berbagai Habitat mulai dari air tawar sampai Padang pasir. Hanya saja, lingkungan tempat tinggal eukariotik tidak seekstrem prokariotik.

7.Cara Reproduksi

Sel prokariotik melakukan proses reproduksi dengan cara pembelahan biner. Biasanya sel akan membelah menjadi dua anak sel yang serupa secara genetika. Pembelahan dengan cara biner memiliki tiga tahapan yakni :

  • Pembelahan sel menjadi dua sel anak yang serupa secara genetik
  • Adanya pembesaran ukuran serta munculnya kopi, terakhir baru dinding sel prokariotik akan terbentuk. Biasanya pembelahan biner ini akan terjadi pada cyanobacteria, archae, dan eubacteria.

Tidak hanya itu, proses reproduksi pada sel prokariotik juga dapat dilakukan dengan cara aseksual. Adapun tahapan proses reproduksi aseksual pada prokariotik adalah konjugasi, tranduksi dan transformasi.

Proses konjugasi akan menyebabkan penyatuan pada dua buah sel. Ketika terjadinya proses transformasi, materi genetik akan diambil dan disatukan dengan kromosom yang berasal dari bakteri. Baru pada saat roses tranduksi, terjadi adanya pertukaran gen yang dilakukan dengan cara viral infeksi.

Hal ini berbeda dengan proses eukariotik yang jauh lebih kompleks karena memiliki banyak jenis sel. Sel tersebut harus direplika dan dipertahankan. Cara reproduksi yang terjadi pada sel eukariotik dilakukan dengan cara seksual dan aseksual. Proses aseksual dilakukan dengan cara pembelahan atau dinamakan dengan mitosis.

Sel akan membelah menjadi dua anak sel yang serupa Secara genetik. Sementara itu, proses reproduksi secara seksual dilakukan dengan pembelahan secara meiosis. Pembelahan secara meiosis dilakukan untuk pembentukan sel anak yang berbeda secara genetik.

fbWhatsappTwitterLinkedIn