3 Perbedaan Ungkapan, Peribahasa dan Gaya Bahasa

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Meskipun menggunakan bahasa Indonesia sebagai percakapan sehari-hari, nyatanya mempelajari bahasa Indonesia lebih mendalam tidak mudah. Terkadang sering ditemukan kata-kata asing dalam bahasa Indonesia yang tidak semua orang mengetahui apa maknanya.

Kata-kata asing tersebut biasanya banyak ditemukan pada kalimat ungkapan, peribahasa, ataupun gaya bahasa. Sekilas ketiganya tidaklah berbeda terutama dalam penggunaan kata-kata. Namun pada kenyataannya ungkapan, peribahasa, dan gaya bahasa sangatlah berbeda.

Dan berikut penjelasan lebih lanjut mengenai perbedaan antara ungkapan, peribahasa, dan gaya bahasa.

1. Pengertian

Pengertian Ungkapan

Ungkapan atau bisa juga disebut sebagai idiom merupakan gabungan kata yang memiliki makna baru. Kata-kata tersebut tidak mempunyai hubungan dengan kata pembentuk dasarnya. Ungkapan juga dapat disebut sebagai satuan bahasa yang maknanya tidak dapat disimpulkan berdasarkan kaidah umum yang berlaku.

Ungkapan juga merupakan bentuk ekspresi dalam bentuk frasa atau istilah yang tidak diperoleh dari makna harfiah serta dari susunan bagian-bagiannya. Akan tetapi, ungkapan mempunyai kiasan yang hanya diketahui melalui penggunaan lazim atau berada dalam sebuah kalimat.

Pengertian Peribahasa

Peribahasa adalah suatu kelompok kata atau kalimat yang memiliki susunan tetap dan biasanya mengisahkan suatu maksud tertentu. Di dalam peribahasa sendiri terdapat bidal, perumpamaan, dan ungkapan.

Peribahasa juga dapat diartikan sebagai ungkapan atau kalimat ringkas yang padat, berisi perbandingan, nasihat, perumpamaan, prinsip hidup ataupun aturan tingkah laku.

Peribahasa mempunyai beberapa fungsi yakni memberikan nasihat, tanda identitas pembicara dalam suatu kelompok, hingga pengamatan terhadap dunia dan keadaan.

Pengertian Gaya Bahasa

Gaya bahasa merupakan suatu bentuk pengungkapan perasaan atau pikiran menggunakan kata atau kalimat tertentu. Umumnya digunakan kalimat ringkas berupa perbandingan, perumpamaan, nasihat, norma tingkah laku, dan nilai-nilai hidup.

Gaya bahasa atau majas memiliki tujuan yakni membuat para pembaca memperoleh efek tertentu yang bersifat emosional dari apa yang dibaca. Oleh karena itu, menciptakan gaya bahasa harus memperhatikan kesesuaian kata serta didukung tanda baca yang tepat agar dapat menimbulkan nada kebahasaan.

2. Ciri-Ciri

Ciri-Ciri Ungkapan

Adapun ciri-ciri ungkapan antara lain:

  • Tersusun atas dua kata atau lebih.
  • Susunan kata tetap atau absolut.
  • Makna kata-kata penyusun telah hilang.
  • Terdapat makna idiom atau kiasan.

Ciri-Ciri Peribahasa

Adapun ciri-ciri peribahasa antara lain:

  • Memiliki struktur susunan tetap dan arti kata-kata yang dalam. Sehingga dalam peribahasa sudah pasti tidak dapat diubah.
  • Umumnya digunakan untuk menyindir atau memperindah bahasa.
  • Kata-kata yang digunakan teratur, mudah didengar dan memiliki makna.
  • Dibuat berdasarkan pandangan dan perbandingan yang amat teliti terhadap alam serta peristiwa yang terjadi di masyarakat.
  • Dibentuk dengan bahasa yang padat dan indah sehingga melekat dalam masyarakat hingga turun temurun.

Ciri-Ciri Gaya Bahasa

Secara umum gaya bahasa dikelompokkan menjadi empat jenis meliputi:

  • Gaya bahasa atau majas perbandingan
  • Gaya bahasa atau majas penegasan
  • Gaya bahasa atau majas pertentangan
  • Gaya bahasa atau majas sindiran

Dari setiap gaya bahasa tersebut masih terbagi lagi menjadi beberapa jenis gaya bahasa atau majas. Dan tentu saja setiap majas memiliki ciri khas masing-masing.

Seperti majas hiperbola yang memiliki ciri berisi kata-kata yang menggambarkan hal berlebihan. Majas lainnya yakni majas personifikasi yang mempunyai ciri penggambaran benda mati seolah hidup.

3. Contoh

Contoh Ungkapan

Contoh kata-kata ungkapan antara lain:

  • Banting tulang = bekerja keras
  • Akal bulus = tipu muslihat
  • Anak bawang = pemain yang tidak masuk ke dalam hitungan
  • Angkat kaki = pergi
  • Berat sebelah = tidak adil
  • Bermuka dua = orang yang tidak dapat dipercaya
  • Besar mulut = banyak bicara
  • Buah tangan = oleh-oleh
  • Darah biru = bangsawan
  • Gigit jari = kecewa
  • Jago merah = api kebakaran
  • Kepala batu = tidak mau menurut
  • Lapang dada = iklas
  • Naik darah = marah
  • Silat lidah = pandai bicara

Contoh Peribahasa

Berikut beberapa contoh dari peribahasa:

  • Bagai air di atas daun talas = orang yang tidak memiliki pendirian tetap atau selalu berubah-ubah
  • Ada udang di balik batu = ada suatu hal yang tersembunyi
  • Seperti katak dalam tempurung = orang yang tidak memiliki banyak pengetahuan
  • Besar pasak daripada tiang = besar pengeluaran daripada pemasukan
  • Tidak ada gading yang tak retak = tidak ada sesuatu hal yang tidak ada cacatnya
  • Bagai pinang dibelah dua = seseorang yang kembang serta mempunyai sifat atau karakter sama.
  • Gajah dipelupuk mata tidak tampak, kuman diseberang laut tampak = kesalahan diri sendiri tidak terlihat, namun kesalahan orang lain terlihat jelas
  • Jauh di mata dekat di hati = maskipun terpisah jarak, namun tetap di hati dan terkenang
  • Orang yang runcing tanduk = orang terkenal karena menjadi orang jahat
  • Pandai berminyak air = orang kreatif yang dapat memanfaatkan barang-barang tak berguna
  • Rendah gunung tinggi harapan = harapan yang tinggi
  • Makan bubur berpanas-panas = terlalu terburu-buru sehingga akhirnya kecewa dan rugi
  • Lain di mulut lain di hati = perkataan yang diucapkan berbeda dengan yang ada di hati
  • Kecil-kecil cabai rawit = terlihat kecil namun pemberani
  • Akibat nila setitik rusak susu sebelangga = karena kesalahan kecil menyebabkan semua menjadi salah.

Contoh Gaya Bahasa

Berikut beberapa contoh gaya bahasa atau majas:

  • Majas hiperbola = suara petir yang menggelegar sangat memekakan telinga
  • Majas personifikasi = ombak sedang berkejar-kejaran
  • Majas metafora = dia hampir bangkrut karena memiliki hutang dengan lintah darat
  • Majas litotes = mari singgah di gubuk kecil kami. (gubuk yang dimaksud adalah rumah besar dan mewah)
  • Majas ironi = rapi sekali tulisanmu, sampai-sampai aku tidak dapat membaca setiap katanya.
  • Majas metafora = memang betul, anak emas memang selalu disayang.
  • Majas sarkasme = dasar otak udang!
  • Majas pleonasme = saya sebentar lagi akan turun ke bawah
  • Majas repetisi = aku yakin dia akan segera datang, dia pasti akan segera datang
  • Majas alegori = perjalanan hidup manusia seperti roda yang berputar, kadang berada di atas kadang pula berada di bawah.
fbWhatsappTwitterLinkedIn