Planet Merkurius : Pengertian, Struktur, dan Orbitnya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Merkurius merupakan salah satu planet yang memiliki jarak lebih dekat dengan matahari. Ternyata planet ini memiliki ukuran yang kecil. Sangat berbanding terbalik dengan ukuran planet Jupiter yang seperti gas raksasa. Keberadaan Merkurius telah diketahui sejak zaman dahulu yakni tepatnya sejak peradaban kuno.

Berbagai peradaban memberi nama kepada planet yang satu ini. Seperti masyarakat Asia yang memberikan nama planet ini dengan bintang air. Sementara itu, bangsa Yunani menyebutnya dengan Hermes. Nama Hermes diberikan karena planet ini memiliki pergerakan yang begitu cepat.

Jarak antara Merkurius dengan Matahari yakni sekitar 57 juta kilometer. Di mana jarak ini menyebabkan beberapa pengaruh seperti perkiraan bahwa planet ini tidak memiliki bulan. Ukurannya yang begitu kecil membuat gaya gravitasi pada planet ini begitu lemah. Selain itu, kedekatan dengan matahari membuat planet ini tidak memiliki cincin seperti pada planet Saturnus.

Jarak antara Matahari dengan Merkurius rupanya mempengaruhi orbit dari planet ini. Planet ini hanya dapat dilihat saat matahari terbenam dari ufuk barat dan dari ufuk timur sebelum matahari terbit. Planet Merkurius memiliki struktur yang berbeda dengan struktur pada planet lain. Berikut ini penjelasan mengenai struktur dan orbit pada planet Merkurius.

Pengertian Planet Merkurius

Planet Merkurius, salah satu planet dalam tata surya.

Merkurius merupakan salah satu dari 8 planet yang ada dalam tata surya. Terdapat sejumlah ahli yang memberikan pandangannya terkait dengan pengertian Merkurius. Orang-orang Romawi memberikan nama pada planet ini dengan nama dewa yang paling cepat menurut kepercayaan mereka.

Hal ini dikarenakan planet ini mengitari matahari dengan begitu cepat. Waktu mengitari matahari yang begitu cepat disebabkan oleh jarak antara matahari dengan Merkurius. Semakin dekat dengan matahari maka akan semakin cepat untuk melakukan rotasi.

Sejak 5000 tahun lalu, bangsa Simeria sudah mengenal planet ini. Planet ini kerap dihubungkan dengan dewa tulisan yakni Nabu. Selain itu, planet ini juga diberikan nama terpisah sebagai bintang pagi dan bintang malam.

Meskipun begitu, para astronot menduga bahwa pemberian nama tersebut merujuk pada planet yang sama. Merkurius merupakan planet terkecil yang terdapat dalam tata surya dan memiliki jarak yang dekat dengan matahari.

Planet ini mengalami proses revolusi yang paling singkat dibandingkan dengan planet lainnya yakni sekitar 87,79 hari. Merkurius ini termasuk ke dalam planet inferior di mana letak orbit planet ini berada di sebelah dalam dari bumi.

Hal inilah yang kemudian membuat jarak sudut planet ini dengan matahari tidak akan lebih dari 28 derajat saat diamati dari bumi. Saat diamati dari atas planet ini akan terlihat seperti bintang yang begitu terang.

Berbeda halnya ketika planet ini diamati menggunakan teleskop, ia akan terlihat seperti serangkaian fase yang terjadi pada planet Venus dan Bulan. Sayangnya, planet ini terkadang sulit untuk dilihat tidak seperti halnya pada planet Venus.

Pada permukaannya, planet Merkurius dipenuhi dengan kawah dan memiliki bentuk yang sama dengan bulan. Hal ini menandakan bahwa proses geologis pada planet ini sudah terhenti sejak miliaran tahun lalu. Hal ini dapat terlihat dari permukaannya yang tidak memiliki atmosfer.

Selain sebagai planet terkecil di antara 7 planet lainnya, Merkurius termasuk ke dalam salah satu planet terekstrim. Tanpa bantuan teleskop, kita dapat melihat planet yang satu ini. Keberadaan planet Merkurius sangat berpengaruh dalam tatanan masyarakat.

Planet ini memegang peranan dalam mitologis dan astrologi dari banyak bangsa. Orbit planet Merkurius sama dengan planet Venus yang berarti planet ini dapat dilihat saat pagi ataupun sore hari namun tidak pernah pada malam hari.

Pada awal abad ke-17, lewat teleskopnya Galileo berhasil melihat planet Merkurius. Piere Gassendi menjadi orang pertama yang berhasil perpindahan Merkurius melewati matahari pada tahun 1631. Kemudian, pada tahun 1639, Giovanni Zupi yang berhasil membuktikkan bahwa fase yang dimiliki Merkurius sama dengan Venus dan bulan.

Setiap harinya, suhu permukaan di sekitar planet Merkurius mengalami perubahan yakni sekitar 100 derajat atau setara dengan -173 derajat celcius sampai -280 derajat fahrenheit saat malam hari. Berbeda halnya ketika siang hari yang mencapai 700 K atau sekitar 427 derajat celcius sampai 800 derajat fahrenheit.

Berbeda lagi dengan suhu yang terjadi pada daerah kutub planet ini yakni sekitar 180 K atau -93 derajat celcius sampai -136 derajat fahrenheit. Tidak seperti planet lainnya, rupanya planet ini tidak memiliki satelit alami.

Sudah ada 2 wahana angkasa yang pernah mengunjungi planet ini yakni Mariner 10 pada tahun 1974-1975 dan Messenger pada tahun 2004. Sebuah asteroid pernah menghantam Merkurius yang menyebabkan planet ini memiliki kawah besar dengan lebar 960 mil.

Kawah ini kemudian disebu dengan Caloris Basin yang di mana keberadaanya dapat menampung seluruh negara bagian Texas. Ukuran Merkurius yang kecil disebabkan oleh penyusutan yang terjadi sejak zaman dulu bahkan saat ini.

Merkurius terdiri dari satu lempeng benua di atas inti besi yang mengalami pendinginan. Saat inti besi mengalami pendinginan, ia akan membeku sehingga mengurangi volume planet dan terjadilan penyusutan. Tidak hanya mengalami penyusutan, rupanya planet ini juga mengalami aktivitas tektonik seperti yang terjadi pada tahun 2016 yang menunjukkan planet ini bergemuruh.

Struktur Planet Merkurius

  • Ukuran Planet yang Kecil

Diameter yang dimiliki oleh planet Merkurius sekitar 4.879 km di khatulistiwa. Diamater ini menunjukkan bahwa Merkurius memiliki ukuran yang begitu kecil dibandingkan planet lainnya. Sementara itu, jarak antara Merkurius dengan Matahari sekitar 57 juta km dan jarak dengan bumi sekitar 92 juta km. Komponen struktur planet ini terdiri dari 70 persen logam 30 persen silikat.

  • Kepadatan

Sementara itu, planet ini memiliki kepadatan yang tidak jauh dengan kepadatan bumi yakni 5,43 gram/cm. Namun, hal ini akan berbeda jika tekanan gravitasi yang terdapat dalam Merkurius tidak dihitung.

Maka, Merkurius akan lebih padat dibandingkan dengan bumi yakni sekitar 5,3 gram/cm. Besarnya kepadatan pada planet dapat digunakan untuk mendeteksi struktur yang ada di dalamnya. Kepadatan yang tinggi disebabkan karena planet Merkurius memiliki inti yang cukup besar dan kaya akan besi.

Menurut para ahli, Merkurius memiliki inti sekitar 42 persen dari volumenya. Kemungkinan besar inti dari planet ini berbentuk cair. Inti pada planet diselimuti oleh mantel dengan tebal 600 km sedangkan kerak merkurius memiliki ketebalan sampai 100-200 km.

  • Permukaan seperti Kawah

Pada permukaannya diliputi oleh banyaknya perbukitan kurus dan beberapa di antaranya memiliki panjang sampai ratusan kilometer. Perbukitan tersebut diduga karena inti dan mantel mengalami pendinginan lalu menciut saat kerak sudah mulai membatu.

Dibandingkan dengan planet lainnya, planet ini memiliki besi yang jauh lebih banyak. Hal ini didukung oleh beberapa teori yang diajukan oleh para ahli. Teori yang paling diterima mengenai struktur Merkurius ialah pada mulanya planet ini memiliki perbandingan logam silikat sama seperti pada meteor kondrit.

Massa yang dimiliki planet ini adalah 2,25 kali dari massa yang sekarang. Namun, pada masa awal tata surya, planet ini tertabrak oleh planestimal yang ukurannya satu per enam dari massa planet.

  • Massa yang Mengalami Penyusutan

Akibat benturan tersebut membuat sebagian besar kerak dan mantel terlepas dari intinya. Hal ini sejalan dengan yang terjadi pada bulan sehingga bentuk kedua benda angkasa ini kerap disamakan. Sementara itu, teori lain menyatakan bahwa Merkurius mulanya berasal dari nebula matahari sebelum energi matahari stabil.

Pada mulanya, Merkurius memiliki massa 2,5 kali lebih besar dari massa sekarang. Namun, karena proto matahari mengambang membuat massa tersebut semakin berkurang. Suhu di sekitar Merkurius dapat mencapai 2500 sampai 3500 Kelvin bahkan dapat pula mencapai 10000 Kelvin.

Dengan suhu tersebut membuat sebagian besar permukaan Merkurius akan mengalami penguapan dan membuat atmosfer uap batu tertiup oleh angin.

  • Tidak Memiliki Atmosfer

Planet Merkurius kerap dikatakan sebagai planet yang tidak memiliki atmosfer. Hal ini dikarenakan gravitasi pada planet ini begitu sehingga tidak dapat mempertahankan atmosfer. Padahal, planet ini sebenarnya memiliki atmosfer yang sangat tipis yang mengelilinginya.

Namun, karena kedekatan jarak dengan matahari membuat gravitasi lemah dan kerap terjadi tiupan angin membuat atmosfer tidak dapat bertahan. Interaksi yang dilakukan secara berkaa dengan matahari membuat atmosfer pada Merkurius tersapu ke luar angkasa.

Saat matahari menyapu atmosfer ke luar, saat bersamaan pula ada gas yang ditambahkan pada atmosfer tersebut. Hal inilah yang kemudian membuat planet ini akan terus memiliki atmosfer yang sangat tipis. Komponen pada atmosfer diketahui terdiri dari hidrogen, sodium, nitrogen, potasium, magnesium dan sebagainya.

Orbit pada Planet Merkurius

Setiap planet memiliki garis edar yang dinamakan dengan orbit. Orbit ini seperti halnya sebuah lintasan yang dilalui oleh suatu benda saat mengelilinginya. Biasanya kecepatan orbit pada suatu benda akan tetap dan tidak mudah berubah.

Bentuk orbit tergantung kepada bentuk benda tersebut, namun sebagian besar orbit berbentuk elips. Di luar angkasa, benda-benda yang berukuran kecil akan mengobit kepada benda yang berukura jauh lebih besar.

Hal ini dikarenakan adanya gaya gravitasi yang menarik benda tersebut untuk mengelilinya. Matahari merupakan benda angkasa yang berukuran besar dan menjad pusat tata surya. Oleh sebab itu, banyak benda angkasa lainnya yang mengorbit kepada matahari. Salah satunya planet.

Planet akan melakukan orbit pada matahari karena benda ini memiliki ukuran yang jauh lebih kecil. Waktu untuk melakukan orbit pada setiap planet tidaklah sama. Tergantung dengan jarak antara planet tersebut dengan matahari.

Semakin dekat jarak dengan matahari, maka akan semakin cepat yang waktu dibutuhkan. Sebaliknya, semakin jauh dari matahari, maka akan semakin lama karena lintasannya akan semakin panjang. Merkurius akan mengelilingi matahari selama 88 hari dengan kecepatan 180.000 km/jam.

Waktu ini jauh lebih cepat dibandingkan dengan planet lainnya. Bentuk orbit Merkurius yakni elips dengan jarak 29 juta mil dari Merkurius dan 43 juta mil jaraknya dari matahari. Maka dari itu, ketika seseorang berdiri di Merkurius, jika dilihat dari bumi ia akan terlihat 3 kali lebih cepat.

Rotasi yang dilakukan oleh Merkurius tergolong unik karena planet ini terkunci pada matahari dalam putaran resonansi orbit. Artinya, Merkurius mengalami rotasi sebanyak tiga kali setiap dua kali dari periode revolusi.

Sumbu kemiringan yang dimiliki oleh planet ini juga merupakan sumbu terkecil yakni hanya 1/30 derajat. Tidak hanya itu, Merkurius memiliki eksentrisitas paling tinggi dibandingkan planet lainnya.

fbWhatsappTwitterLinkedIn