Proses Terjadinya Bintang Jatuh dan Fenomenanya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Fenomena bintang jatuh selalu menarik perhatian banyak orang. Bintang jatuh sangat nampak dengan jelas, terutama di malam hari. Ini dikarenakan adanya cahaya akibat pembakaran.

Padahal sebenarnya bintang jatuh bukan benar-benar bintang yang jatuh ke bumi. Bintang jatuh adalah istilah yang lebih sering dikenal buat fenomena jatuhnya benda langit.

Pengertian Bintang Jatuh

Bintang jatuh adalah benda langit ataupun partikel luar angkasa menembus atmosfer Bumi. Benda langit ini bisa berukuran sekecil butir pasir hingga bola basket dan terlihat seperti bintang jatuh.

Tapi biasanya, benda langit tersebut habis sebelum menembus permukaan Bumi. Tidak jarang benda langit berukuran sedang, bentuknya bisa tidak berubah bahkan setelah menembus atmosfer Bumi.

Bahkan saat sampai di daratan, apalagi jika benda memiliki ukuran yang besar. Partikel tersebut akan meninggalkan jejak seperti kubangan atau kawah, walaupun hal ini sangat jarang terjadi.

Karena yang paling sering, bintang jatuh hancur sebelum menyentuh tanah. Sehingga saat proses terjadinya bintang jatuh, hanya terlihat kilatan cahaya terbakar saat berada di atmosfer bumi.

Proses Terjadinya Bintang Jatuh

Bintang jatuh melewati banyak proses sebelum sampai ke bumi, sebagai berikut :

  • Bumi berotasi sehingga melewati kumpulan partikel di luar angkasa dengan orbit yang mirip dengan Bumi.
  • Kemudian partikel yang paling dekat dengan bumi, tertarik masuk ke lapisan Bumi. Ini dikarenakan gaya gravitasi yang lumayan kuat.
  • Lalu benda langit secara perlahan masuk hingga lapisan atmosfer.
  • Kemudian benda luar angkasa mengalami gesekan dengan atmosfer bumi.
  • Benda itu pun terus jatuh menembus lapisan atmosfe, sehingga gesekan menjadi semakin kuat. Serta membuat kecepatan semakin bertambah.
  • Sehingga ketika memasuki langit Bumi, partikel terbakar dan menimbulkan cahaya. Benda langit pun secara perlahan menguap sampai pecah.
  • Namun untuk benda langit berukuran besar bisa jatuh ke permukaan Bumi, sedangkan yang berukuran kecil langsung terbakar hingga habis.

Sehingga saat bumi mengelilingi matahari, Bumi bisa saja mendekati benda langit atau sekumpulan benda asing di luar angkasa.

Perbedaan Bintang Jatuh dengan Meteor

Bintang jatuh merupakan sebutan lain untuk meteor. Meteor sendiri merupakan batu yang berada di luar angkasa, melayang dengan bebas. Selain itu, berdasarkan kondisi tempatnya, bintang jatuh juga dapat disebut sebagai meteorit dan meteoroid

Meteoroid merupakan serpihan batu ataupun puing logan yang memiliki unsur besi serta logam. Meteoroid bergerak mengelilingi matahari pada orbit tertentu serta memiliki kecepatan yang beragam. Meteoroid paling cepat bergerak dengan kecepatan 42 km/detik.

Saat meteoroid ditarik oleh gravitasi bumi, sebelum menyentuh tanah, meteoroid langsung bergesekan dengan lapisan atmosfer. Gesekan inilah yang kemudian menimbulkan panas sehingga membakar meteoroid. Lalu, meteoroid yang terbakar habis akibat lapisan atmosfer disebut sebagai meteor.

Tapi jika meteoroid tidak terbakar habis oleh lapisan atmosfer dan jatuh ke bumi akan disebut sebagai meteorit. Peristiwa meteor terbakar inilah yang sering disebut sebagai bintang jatuh. Jadi bintang jatuh sama dengan meteor yang terbakar dan melintasi langit.

Pernahkah Bintang Jatuh Menghantam Bumi?

Pada faktanya, sudah ada beberapa meteor jatuh menghantam bumi dan menimbulkan kerusakan. Walaupun kerusakan yang ditimbukkan tidak separah kerusakan akibat asteroid. Berikut beberapa bintang jatuh atau meteor terbesar yang menghantam bumi.

  • Wilamatte

Willamette merupakan meteorit besar yang jatuh di AS, Meteorit Wilamette terdiri atas besi dan nikel. Meteor ini memiliki panjang 7,8 meter persegi serta berat 15,5 ton, bahkan sudah diakuisisi oleh American Museum of Natural History di New York City.

Meteor Wilamatte pada tahun 1902 ditemukan Ellis Hughes karena berhasil menyadari bahwa meteor itu bukan hanya sebongkah batu. Diperlukan tiga bulan untuk memindahkan meteor ini.

  • Mbozi

Mbozi berhasil ditemukan pada tahun 1930-an di Tanzania, dengan panjang 3 meter serta berat 25 ton. Meteor ini dua kali lipat lebih besar dari Willamette. Bahkan Mbozi pernah dijadikan sebagai batu suci masyarakat Tanzania dan menyebutnya sebagai kimondo.

Walaupun begitu, tidak ada kawah sehingga bisa saja meteor ini berguling ketika menghantam permukaan bumi. Meteor ini bahkan terkubur sebagian ketikan ditemukan untuk pertama kalinya, sehingga perlu dilakukan penggalian di lereng sekitarnya.

  • Cape York

Cape York merupakan meteor ketiga dalam sejarah, meteorit ini bertabrakan dan menghantam bumi 10.000 tahun yang lalu. Meteorit sering disebut juga sebagai meteorit Agpalilik, dan ditemukan di Greenland pada tahun 1993 dengan berat sekitar 20 ton.

  • Bacubirito

Meteorit Bacubirito merupakan bintang jatuh terbesar yang berhasil ditemukan di Meksiko serta memiliki berat mirip dengan Cape York. Meteorit Bacubirito merupakan meteorit besi dengan berat sekitar 20 ton, serta memiliki panjang 4,25 m, lebar 2 m, serta tinggi 1,75 m.

  • El Chaco

El Chaco merupakan meteorit terbesar kedua yang pernah menghantam Bumi, bahkan beratnya dua kali lebih berat dari Bacubirito. El Chaco hanyalah salah satu dari sekelompok meteorit dan sering disebut sebagai Campo del Cielo.

Sekelompok meteorit ini menghasilkan kawah sebesar 60 km persegi dan berada di Argentina. El Chaco merupakan meteorit terberat kedua dengan berat 37 ton. Bahkan pada tahun 1969, meteor ini berada 5 meter di bawah tanah dan ditemukan dengan detektor logam.

  • Hoba

Hoba merupakan meteor terbesar yang pernah menghantam bumi dan berada di Namibia. Meteor ini tidak pernah dipindahkan, dan memiliki berat 60 ton, dua kali lipat dari El Chaco.

Meteor terbesar dibumi ini terdiri dari besi alami dengan luas hingga 6,5 meter persegi. Bahkan Hoba dipercaya telah jatuh semenjak 80.000 tahun yang lalu, dan karena ukurannya yang besar, meteor ini tidak pernah dipindahkan.

fbWhatsappTwitterLinkedIn