Rhizopoda : Ciri, Klasifikasi, Reproduksi, dan Peranannya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Rhizopoda merupakan filum yang beragam karena terdiri dari berbagai habitat. Rhizopoda sendiri berasal dari bahasa Yunani, Rhizo yang memiliki arti akar dan Podos yang berarti kaki. Rhizopoda sebagian besar terdiri dari testat dan juga amuba telanjang. Rhizopoda termasuk ke dalam protista yang mirip hewan yang bergerak dan menangkap makanannya dengan menggunakan kakinya yang semu.

Ciri-ciri Rhizopoda

Berikut ini termasuk ke dalam ciri-ciri Rhizopoda :

  • Memiliki ukuran tubuh 200 sampai dengan 300 mikron
  • Memiliki sifat heteorotrof, merupakan makhluk hidup yang tidak dapat membuat makanannya sendiri.
  • Memiliki sitoplasma (cairan di dalam sel yang mempunyai nukleus yang digunakan untuk organel sel menjalankan fungsinya) dan endoplasma (struktur yang besar dan memiliki banyak peranan didalam sel).
  • Kaki yang dimiliki Rhizopoda ialah palsu atau kaki semu (pseudopodia)
  • Memiliki bentuk yang berubah-ubah atau tidak tetap.
  • Terdapat Rhizopoda yang bercangkang dan tidak bercangkang.
  • Secara umum hidupnya berada di air tawar, tempat berlumpur, dan juga air laut.
  • Rhizopoda merupakan makhluk hidup yang menelan makanannya atau yang biasa disebut dengan fagosit.
  • Termasuk ke dalam makhluk hidup yang parasit atau bebas.
  • Bernafas dengan menggunakan difusi ke seluruh tubuh.
  • Memiliki vakuola kontraktil dan juga vakuola makanan.
  • Melakukan reproduksi secara pembelahan diri atau aseksual.
  • Termasuk filum yang bersel tunggal.
  • Bersifat parasit pada manusia dan juga hewan.
  • Dapat membentuk kista, merupakan suatu penebalan yang terjadi pada plasma yang memiliki fungsi untuk melindungi dirinya dari lingkungan yang tidak adanya keuntungan didalamnya.

Klasifikasi Rhizopoda

Rhizopoda yang merupakan protista mirip hewan ini yang memiliki kaki semu ini dibagi menjadi lima macam, atau memiliki 5 klasifikasi ordo, diantaranya berikut ini.

1, Ordo Labosa

Ordo labosa, merupakan Rhizopoda yang memiliki pseudopodia yang kaki semunya pendek dan juga tumpul. Hal ini, dapat membedakan antara ektoplasma dan endoplasma secara jelas. Contoh dari Ordo Labosa ialah Difugia corona, Arcella dentalis, Euglipha alveolata.

2. Ordo Foraminifera

Ordo foraminifera, merupakan salah satu bagian dari klasifikasi Rhizopoda yang memiliki pseudopodia atau yang biasa disebut dengan kaki semu yang memiliki ciri panjang dan juga halu. Ordo foraminifera ini juga memiliki rangka tubuh yang berasal dari kalsium karbonat atau yang disebut dengan zat kapur. Contoh dari Ordo Foraminifera berdasarkan dengan genusnya ialah Globigerina bulloides.

3. Ordo Helioza

Ordo helioza merupakan bagian dari klasifikasi Rhizopoda yang memiliki ciri pseudopodia dengan bentuk benang yang radien dan antifarmilen yang tidak dapat bersatu membentuk suatu anyaman. Contoh dari ordo Helizoa ialah Actinophrys sol dan juga Actinosphaeirum eichhorni.

4. Ordo Filosa

Ordo filosa yang menjadi bagian dari klasifikasi Rhizopoda ini memiliki pseudopodia yang halus dan memiliki kemiripan dengan benang ataupun bercabang. Contoh dark Ordo Filosa ialah Pseudospera volvocalis atau bisa disebut dengan parasit pada volvox.

5. Ordo Radiolarian

Ordo radiolarian, merupakan klasifikasi Rhizopoda yang memiliki pseudopodia atau kaki semu yang seperti benang halus dan memiliki susunan radier yang membentuk cabang seperti anyaman. Contoh genus dari Ordo Radiolaria ialah Achantometro dan Collosphaera.

Reproduksi Rhizopoda

Reproduksi Rhizopoda adalah aseksual dengan cara pembelahan sel secara mitosis. Rhizopoda yang bereproduksi secara vegetatif dengan cara pembelahan biner ini, dimulai dengan pembelahan sel menjadi dua.

Kemudian pembelahan sel menjadi dua ini dilanjutkan dengan pembelahan sitoplasma di pembelahan inti. Pembelahan inti ini menimbulkan lekukan ke arah dalam yang lama kelamaan akan putus sehingga menjadi dua sel anakan.

Kedua sel anakan ini mengalami pembelahan biner menjadi empat, delapan, dan enam belas serta kelipatan selanjutnya. Rhizopoda, jika dalam keadaan yang tidak menguntungkan dapat mempertahankan hidupnya dengan menjadi sebuah kista.

Dengan tubuh yang inaktif dan dapat berubah bentuk bulat yang mengakibatkan membran plasmanya menebal dan melindungi tubuhnya dari kondisi luar yang buruk. Jika kondisi luar lingkungan sudah lebih baik dan memungkinkan seperti halnya terdapat cukup makanan.

Maka dinding yang dimiliki kista akan mengalami perpecahan yang dapat mengakibatkan keluarnya Rhizopoda untuk memulai kehidupannya yang baru.

Peranan Rhizopoda

1. Sebagai Entamoeba

Entamoeba berperan dalam tubuh manusia dan juga hewan yang biasanya dapat menimbulkan penyakit pada organisme inang yang telah ditumpanginya. Adapun beberapa amoeba yang memiliki peranan akan dijelaskan pada berikut ini,

  • Entamoeba hystolitica, entamoeba jenis ini hidup didalam usus halus manusia yang dapat menyebabkan penyakit disentri amoebawi. Penyakit disentri amoebawi ini satu jenis dengan penyakit yang merusak sel darah merah dan juga getah bening yang dapat menyebabkan faces bercampur dengan darah dan juga lendir.
  • Entamoeba ginggivalis, merupakan jenis entamoeba parasit yang terletak pada rongga mulut. Entamoeba ginggivalis ini dapat menyebabkan radang juga gusi berdarah. Enfamoeba ginggivalis ini dapat hidup di sela gigi yang kotor.
  • Entamoeba coli, entamoeba coli yang merupakan bagian dari entamoeba yang hidup didalam usus besar yang dapat menyebabkan diare, meskipun entamoeba coli ini bukan termasuk entamoeba yang parasit.

2. Foraminifera sebagai penanda usia batuan

Foraminifera memiliki cangkang yang berasal dari bahan organik dan kalsium karbonat yang bertekstur keras. Pseudopodia pada Foraminifera ini memiliki fungsi untuk berenang, membentuk cangkang, dan menangkap mangsa.

Hampir 90 % Foraminifera telah menjadi fosil yang cangkangnya menjadi komponen sedimen yang berada di laut. Fosil yang dimiliki Foraminifera ini memiliki peranan untuk penanda usia batuan sedimen dan petunjuk untuk mencari sumber minya bumi.

3. Radiolaria sebagai peledak

Radiolaria terbentuk dari cangkang yang beragam dan berbeda-beda, tergantung spesies dari Radiolaria. Radiolaria yang sudah lama mati akan menjadi suatu endapan di dasar perairan yang menyebabkan menjadi lumpur radiolaria. Lumpur radiolaria ini memiliki peran untuk bahan yang digunakan sebagai penggosok dan juga peledak.

fbWhatsappTwitterLinkedIn