5 Ciri-Ciri Protista Mirip Hewan

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Protista merupakan mikro organisme yang tidak termasuk ke dalam hewan, tumbuhan dan manusia. Namun, organisme ini memiliki kemiripan dengan ketiga organisme tersebut. Salah satu jenis dari protista adalah protozoa atau protista yang mirip dengan hewan. Protozoa hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop.

Protozoa berasal dari Bahasa Yunani yakni protos yang artinya dan zoon yang berarti hewan. Sama seperti protista mirip jamur, protozoa juga termasuk ke dalam protista eukariotik. Terkadang protozoa memiliki kemiripan dengan alga atau ganggang. Terdapat slebih dari 40.000 spesies protozoa yang ada di dunia ini.

Protista mirip hewan atau protozoa

Biasanya protozoa akan hidup di tempat yang lembab dan basah seperti lingkungan air tawar dan lautan. Namun, tidak jarang protozoa juga hidup di daratan. Oleh karena itu, banyak yang menyebutkan bahwa protozoa hidup dengan bebas, di manapun dapat hidup.

Bahkan beberapa protozoa dapat tinggal di dalam tanah atau pada permukaan tumbuhan. Semua protozoa harus hidup di tempat yang lembab baik itu di daratan ataupun perairan. Protozoa dapat membahayakan bagi manusia karena dapat menimbulkan masalah atau penyakit.

Namun, di dalam ekosistem perairan protozoa berperan sebagai pengurai atau bertindak sebagai pengurai bakteri berbahaya. Protozoa memiliki banyak ciri-ciri yang membedakannya dengan protista lain.

Berikut ini ciri-ciri protista mirip hewan atau protozoa.

1. Organisme Uniseluler

Organisme berdasarkan sel yang dimiliki dibedakan menjadi dua yakni uniseluler dan multiseluler. Uniseluler merupakan makhluk hidup yang memiliki sel tunggal. Protista mirip hewan atau protozoa ini termasuk ke dalam organisme uniseluler karena memiliki sel tunggal.

Sel adalah salah satu penunjang kehidupan bagi mahkul hidup dan menjadi anggota terkecil. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia sendiri, organisme adalah merupakan makhluk hidup seperti hewan, tumbuhan dan sebagainya yang terdiir dari sistem jasad hidup yang memiliki tujuan tertentu.

Organisme yang tinggal di perairan dinamakan dengan organisme akuatik. Sementara itu, organisme yang menempel di permukaan dinamakan dengan organisme pengganggu atau parasit.Organisme yang memiliki sel tunggal dibagi menjadi dua yakni eukariotrik dan prokariotik.

Organisme eukariotik pada sel tunggal memiliki sel yang inti nyata. Sementara organisme prokariotik, tidak memiliki sel yang nyata dan DNA mereka didistribusikan ke dalam sitoplasma. Protozoa termasuk ke dalam organisme eukariotrik artinya memiliki sel inti yang nyata.

Organisme prokariotrik adalah organisme yang tidak memiliki nukleus dan biasanya berukuran sangat kecil. Prokariotrik berasal dari Bahasa Yunani yakni pro yang berarti sebelum dan karyon yang memiliki arti biji. Organisme ini memiliki diameter 0,7 hingga 2 nanometer dan volume 1 nanometer kubik.

Organisme yang memiliki sel tunggal biasanya memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

  • Biasanya akan melakukan reproduksi dengan cara aseksual
  • Bisa memiliki eukariotrik ataupun prokariotrik
  • Nutrisi akan masuk dan keluar melalui sel dengan jalan difusi
  • Memiliki ukuran yang sangat kecil dan hanya dapat dilihat menggunakan mikroskop
  • Memiliki habitat yang luas, dapat ditemukan di manapun

2. Reproduksi Secara Seksual dan Aseksual

Protozoa melakukan reproduksi dengan dua cara yakni seksual dan aseksual. Melalui aseksual, terjadi proses pembelahan dengan menggunakan mitosis yan nantinya akan menghasilkan dua sel anak. Dari beberapa jenis protozoa seperti plasmadium, akan melakukan proses aseksual dengan cara skizogoni.

Skizogoni biasanya akan terjadi pada bagian dalam sel inang kemudian masing-masing bagian yang terdapat dalam inti akan bergerak keluar. Secara bersamaan, bagian sitoplasma pun ikut bergerak ke luar sehingga nantinya akan terbentuk protozoa baru.

Sementara itu, proses reproduksi dengan jalan seksual dilakukakan melalui konjugasi. Melalui konjugasi akan menggabungkan berbagai materi genetik yang berasal dari bagian sel satu dengan bagian sel lainnya. Tidak hanya itu, bisa juga dilakukan dengan menggunakan bantuan orang lain yakni melalui gamet pada perkawinan.

Dengan melalui gamet pada perkawinan protozoa akan membentuk zigot baru. Contohnya seperti reproduksi yang terjadi pada plasmadium yakni nyamuk. Zigot yang nantinya dihasilkan akan melewati proses mitosis sehingga akan menghasilkan sporozoit yang melimpah.

3. Eukariotrik

Sebagai organisme uniseluler, protista mirip hewan atau protozoa memiliki sifat eukariotrik. Eukaritorik merupakan sel yang terdapat di dalamnya memiliki nukleus dan organel pada bagian membrannya. Secara ringkasnya, protozoa memiliki membran nukleus.

Eukariotrik berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yakni eu dan kapuov. Eukariotrik berbeda dengan prokariotrik di mana sel ini memiliki membran pada intinya yang berisi materi genetik dan dilapisi oleh selubung nukelus.

Di dalam sel eukariotrik terdapat membran lainnya seperti badan golgi dan mitokondria. Cara berkembang biak eukariotrik dilakukan dengan dua cara yakni aseksual dengan mitosis dan seksual meiosis.

Ketika terjadi perkembang biakkan secara aseksual lewat mitosis, sel akan membelah diri menjadi dua sel yang mirip secara genetik. Sementara itu, dalam meiosis dilakukan dengan cara DNA buatan yang diikuti dengan perputaran dua sel yang akan menghasilkan 4 sel anak.

Di mana masing-masing memiliki setengah sel kromosom dari induknya. Secara umum, prokariotik memiliki ukuran yang lebih besar dari prokariotrik dan memiliki organel serta sitoskelen. Sitoskelen terdiri dari mikrotubulus, filamen antara dan mikro filamen. Organel sendiri merupakan bagian dari sub-sub seluler.

Eukariotrik memiliki sejumlah perbedaan dengan prokariotrik. DNA eukariotrik akan disimpan dalam sejumlah kromosom yang disimpan di nuklei dan dilapisi membran nuklei. Hal inilah yang tidak ada dalam prokariotrik. Kebanyakan eukariotrik juga melakuka proses seksual dengan proses fusi sel.

Sel eukariotrik memiliki banyak jenis struktur yang dihalangi membran yang kemudian dinamakan dengan endo membran. Pemisahan dengan membran lain akan membentuk sebuah ruang sederhana yang disebut vesikel. Proses banyaknya sel yang menelan makanan dan bahan lain dinamakan dengan endositosis.

Di mana membran luar akan melengkung ke dalam dan membentuk vesikel. Kemungkinan banyaknya organisme lain berasal dati vesikel ini. Inti sel mempunyai membran ganda yang memiliki pori-pori sehingga memungkinkan bahan-bahan dapat mudah keluar masuk.

4. Bersifat Heterotrof

Sebagian besar, protozoa bersifat heterotrof artinya tidak dapat membuat makanan sendiri dan mengambil makanan dari organisme lain. Protozoa akan mendapatkan makan dengan menelan secara utuh atau mengkonsumsi dari sisa organik serta produk limbah atau dinamakan dengan pengurai.

Namun, beberapa protozoa juga mengambil makanan dengan cara fagositosis menelan partikel organik seperti yang dilakukan oleh amoeba atau mengambil makanan dengan menggunakan sebuah lubang yang dinamakan sitosma.

Adapula yang mengambil makanan dengan menyerap nutrien yang terlarut pada membran. Lain halnya dengan protozoa parasit yang mengambil makanan dengan cara tersendiri seperti mengubah metode makan dengan tahapan berbeda pada siklus hidupnya.

Seperti yang terjadi pada parasit malaria plasmodium yang mengambil makanan dengan pinositosis ketika trozofoit belum matang. Ketika matang, akan mengembangkan organel makan khusus pada sel darah merah inang.

Terdapat pula protozoa yang hidup dengan cara mixotrof artinya menggabungkan kedua cara mendapatkan makanan yakni heterotrof dan juga autotrof. Mereka membentuk perkumpulan dengan alga fotosintesik simbiosis yang hidup serta tumbuh di dalam membran sel berukuran besar.

Adapula yang melakukan ketoplasi atau mencuri klorofas yang terdapat pada organisme lain kemudian dipelihara di dalam tubuh mereka dan nantinya akan menghasilkan nutrisi dengan bantuan fotosintesis. Dalam rantai makanan, protozoa berperan sebagai herbivora dan konsumen di deretan dekomposer.

Protozoa memiliki peranan yang penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem perairan yakni mengurangi sekumpulan bakteri dan biomas. Protozoa memiliki mulut pori-pori yang terdapat dalam membran dan berfungsi sebagai alat untuk mengambil makanan dengan cara diserap.

Selain menjadi penjaga keseimbangan ekosistem, Protozoa juga menjadi ladang makanan bagi hewan yang tidak memiliki tulang belakang dan berukuran kecil.

5. Memiliki 4 Kelas Berdasarkan Alat Gerak

  • Rhizopoda

Rhizopoda adalah protozoa yang memiliki alat gerak berupa kaki semu. Kaki semu terbentuk karena adanya perubahan sitoplasma dari padat menjadi kental. Rhizopoda mendapatkan makanan dengan mengambil pada organisme lain atau dinamakan dengan heterotrof.

Biasanya Rhizopoda hidup bebas seperti air tawar, air laut atau bahkan air di dalam tanah yang lembab. Secara fisik, Rhizopoda memiliki bentuk yang berubah-ubah. Namun, sebagian besar bentuk tubuhnya karena adanya pembentuk endoplasma dan ektosplasma.

Rhizopoda merupakan protozoa yang memiliki sel satu atau uni seluler. Di dalam tubuhnya terdapat nukleus, vakuola makanan dan sitoplasma. Rhizopoda air tawar biasanya memiliki vakuola kontraktil yang tidak ada pada hewan parasit.

Vakuola kontraktil memiliki fungsi sebagai penjaga keseimbangan air dan sebagai alat ekskresi. Rhizopoda memiliki 5 ordo yakni lobosa, firose, foraminifera, helioza, dan radioloarian.

  • Flagellata

Flagellata berasal dari kata flagelium yang memiliki arti bulu cambuk, artinya organisme ini memiliki bulu cambuk sebagai alat geraknya. Bulu cambuk ini selain berfungsi sebagai alat gerak, namun juga berfungsi untuk menyerap makanan dan alat peraba. Flagel juga memiliki fungsi sebagai alat indera.

Sebagian anggota Flagellata memiliki zat hijau sehingga beberapa memasukkan organisme tersebut ke dalam alga. Namun, tidak semua flagellata memiliki zat hijau. Meskipun begitu, flagellata dan alga merupakan organisme yang berbeda.

Flagellata merupakan protista yang mirip dengan hewan sedangkan alga adalah protista mirip tumbuhan. Flagellata memiliki dinding tubuh berupa pellicle sehingga memiliki bentuk yang tetap dengan ukuran kurang dari 0,1 mm.

Flaggelata merupakan organisme yang memiliki inti dan beberapa di antaranya memiliki kloropas dengan klorofil yang berfungsi untuk membantu proses fotosintesis. Flaggellata jenis itu termasuk ke dalam phytonagellata.

  • Sporozoa

Bentuk tubuh sprozoa begitu sederhana yakni bulat memanjang dengan terdapat nukleus. Berbeda dengan protozoa lainnya, Sprozoa tidak memiliki alat gerak dan hanya bergerak dengan sel yang dimilikinya.

Sprozoa juga tidak memiliki vakuola kontraktil. Protozoa jenis ini dinamakan dengan sporozoa karena dapat membentuk sejenis spora. Sebagian besar sporozoa merupakan pengganggu yang menempel pada organisme lain untuk mendapatkan makanan.

Sporozoa melakukan reproduksi dengan dua cara yakni generatif dan vegetatif. Cara reproduksi Sporozoa dengan generatif dilakukan lewat sporogoni. Sementara itu, reproduksi dengan jalan vegetatif dilakukan melalui skizogoni.

Secara generatif, contoh peleburan dua gamet terjadi pada proses reproduksi nyamuk. Sedangkan, proses reproduksi dengan jalan vegetatif dapat dilihat pada proses pembentukan spora yang terjadi pada inang. Selain itu, reproduksi dengan cara vegetatif juga dapat dilakukan dengan pembelahan diri yang terjadi pada inang atau dinamakan dengan skizogini.

  • Ciliata

Ciliata memiliki alat gerak yang dinamakan dengan cilia atau rambut getar dan biasanya bentuk tubuhnya tetap. Ciliata memiliki inti, namun pada beberapa jenisnya terdapat yang memiliki lebih dari satu inti. Biasanya protozoa jenis ini akan hidup di tempat-tmpat berair seperti rawa, sawah, tanah berair serta mengandung banyak organik.

Ciliata yang hidup bebas memiliki vakuola kontraktil sedangkan pada parasit tidak ada. Vakuola memiliki peranan penting dalam melakukan proses pencernaan makanan. Untuk mendapatkan makanan, Ciliata akan menggetarkan rambutnya.

Dengan begitu, akan keluar aliran air dan masuk ke dalam mulut sel. Bersamaan dengan masuknya air, bakteri, bahan organik atau hewan uniseluler lainnya akan ikutan masuk. Seperti halnya proses reproduksi protozoa lainnya, Ciliata melakukan reproduksi dengan 2 cara yakni seksual dan aseksual.

Pembelahan iner merupakan proses reproduksi dengan cara aseksual. Iner akan membelah menjadi 2 sampai kelipatan dua seterusnya. Pembelahan iner dimulai dengan mikro nukleus yang membelah kemudian diikuti dengan pembelahan pada makro nukleus.

Sementara itu, perkembangbiakkan dengan jalan seksual dilakukan dua sel yang mendekat dan menempel pada bagian mulut sel sehingga terjadil perkawinan. Proses ini dinamakan dengan konjugasi yang kemudian akan terbentuk saluran konjugasi. Melalui saluran tersebut, mikro nukleus akan saling tukar menukar dan berpindah dari satu sel ke sel lainnya.

fbWhatsappTwitterLinkedIn