Daftar isi
Penduduk Sumatera Selatan yang mayoritas adalah etnis melayu dan beberapa etnis pendatang seperti Jawa, Komering, Minangkabau, Batak, dan lainnya mempengaruhi kebudayaan yang beragam di Sumatera Selatan.
Salah satu budaya yang masih dilestarikan sampai sekarang berbentuk rumah adat yang merupakan peninggalan seni arsitektur dari nenek moyang.
Berikut adalah beberapa contoh rumah adat Sumatera Selatan yang sampai saat ini masih sering dijumpai di sepanjang wilayah Sumatera Selatan.
1. Rumah Limas
Rumah limas adalah salah satu peninggalan budaya yang menjadi ikon dari rumah adat Sumatera Selatan.
Rumah limas sering disebut juga rumah bari yang memiliki arti rumah tua, namanya sendiri terdiri dari kata “lima” dan “emas” yang disingkat menjadi limas.
Rumah limas dibuat dengan arsitektur yang memiliki lantai berundak yang dinamai kekijing. Limas juga memiliki penyangga yang berbentuk tiang dengan tinggi sekitar 1,2 sampai 2 meter.
Keunikan dari rumah limas adalah mempunyai genting berisi air yang digunakan untuk mencuci tangan dan kaki ketika masuk rumah.
2. Rumah Tatahan
Rumah tatahan adalah salah satu rumah adat Sumatra Selatan yang memiliki ciri khas terdapat banyak ukiran-ukiran atau patahan.
Rumah tatahan biasanya dilengkapi dengan tiang-tiang yang menyangga atapnya, berbentuk rumah panggung rumah adat ini terbuat dari kayu trembesi.
Pada umumnya rumah tatahan terdiri dari dua ruangan, bagian depan dipakai untuk memasak dan menyimpan tungku, dan ruang satunya dipakai untuk kegiatan sehari-hari.
3. Rumah Ulu
Salah satu rumah adat Sumatera Selatan adalah rumah ulu, rumah adat ini adalah rumah tradisional yang dimiliki masyarakat di sepanjang hulu sungai Musi.
Proses pembuat rumah ulu terbilang memiliki teknik yang unik dan rumit, karena harus mengikuti sistem khusus yang dinamai ulak-ulak.
Saat ini rumah ulu sudah jarang ditemui di Sumatera Selatan, mungkin karena salah satu bahan pembuatnya juga harus memakai kayu khusus seperti kayu uglen.
4. Rumah Rakit
Rumah rakit merupakan rumah adat Palembang yang dibangun terapung di atas rakit. Rakit yang dipakai disusun dari potongan bambu dan balok-balok kayu.
Di bagian ujungnya diberi tiang yang dipasang diikat ke tonggak, kemudian tonggak tersebut ditancapkan ke tebing sungai sehingga bangunan ini bisa kokoh.
Pada awal adanya rumah rakit, para masyarakat Palembang menggunakan tali rotan sebagai pengikat tiang.
Rumah rakit menggunakan dua bidang atap yang dinamakan atap kajang. Rumah ini terbagi ke dalam dua ruangan yang memiliki dua pintu.
5. Rumah Cara Gudang
Rumah cara gudang memiliki desain yang bentuknya memanjang seperti bentuk gudang. Seperti ciri khas rumah adat Sumatera Selatan, rumah tradisional ini memiliki atap yang berbentuk limas.
Yang membuatnya berbeda dengan rumah limas, pada rumah cara gudang tidak memiliki kekijing.
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan rumah cara gudang adalah kayu berkualitas yang disusun dengan penuh pertimbangan.
Rumah gudang menggunakan material dari kayu unglen, trembesi, dan petanang. Rumah cara gudang memiliki bagian ruangan yang sama dengan rumah limas.
6. Rumah Kilapan
Rumah adat kilapan adalah rumah tradisional Sumatera Selatan yang sisi dindingnya diproses halus dengan sugu atau ketam.
Rumah ini pada umumnya berbentuk panggung yang dilengkapi dengan tiang penyangga yang memiliki tinggi 1,5 meter.
Ciri khas dari rumah kilapan adalah tiangnya yang tidak ditancapkan ke dalam tanah, tiangnya akan diletakkan begitu saja di atas tanah.
Tiang yang menyangga rumah kilapan biasa disebut dengan tiang duduk, sama seperti rumah adat Sumatera Selatan pada umumnya, rumah kilapan memiliki dua ruangan yang difungsikan sebagai ruang depan dan tengah.
7. Rumah Kingking
Rumah adat Sumatera Selatan yang terakhir adalah rumah kingking, yang merupakan rumah panggung dengan ciri khas memiliki tiang duduk.
Bentuk rumah kingking mirip seperti bujur sangkar, atapnya dibuat dari bahan bambu yang dibelah dua dan dinamai gelumpai.
Sama seperti rumah adat Sumatera Selatan lainnya, rumah ini juga terdiri dari dua ruangan yang berfungsi sebagai ruang depan dan tempat berkumpulnya keluarga.
Filosofi Rumah Adat Sumatera Selatan
Setiap rumah tradisional memiliki filosofi yang melambangkan kekayaan budaya dari masyarakatnya. begitu juga dengan rumah adat Sumatera Selatan.
Dan berikut adalah filosofi dari rumah adat Sumatera Selatan.
- Ada ornamen yang berbentuk tanduk dan melati pada bagian atap rumah adat Sumatera Selatan, dua tanduk melambangkan sosok Adam dan Hawa, Sedangkan melati melambangkan keagungan dan kerukunan.
- Ada tiga tanduk yang melambangkan matahari, bulan, dan bintang. Sementara empat tanduk melambangkan empat sahabat Nabi Muhammad SAW.
- Lima tanduk pada ornamen rumah adat Sumatera Selatan melambangkan rukun islam, karena mayoritas masyarakatnya memang memeluk agama islam.
- Rumah adat Palembang pada umumnya menghadap ke arah timur dan barat, makna dari desain ini adalah tentang siklus hidup.
- Bagian yang menghadap ke barat dinamakan matoari edop.
- Sedangkan bangian yang menghadap ke timur disebut matoari mati
Ciri Khas Rumah Adat Sumatera Selatan
Ciri khas dari rumah adat Sumatera Selatan, diantaranya adalah sebagai berikut.
- Memiliki atap yang mayoritas bentuknya seperti limas.
- Kebanyakan dari rumah adat Sumatera Selatan berbentuk rumah panggung.
- Memiliki desain yang mengikuti kondisi alam Pulau Sumatera yang sebagian wilayahnya merupakan jalur gempa.
- Memiliki bangunan rumah yang desainnya bertingkat-tingkat sesuai dengan filosofi budaya sendiri.
- Ketika ada tamu, masyarakat Sumatera Selatan akan menerimanya di teras atau lantai dua.
- Tiang rumahnya memakai kayu uglen yang terkenal tahan air.
Uraian di atas merupakan penjelasan tentang rumah adat Sumatera Selatan lengkap dengan filosofi dan ciri khasnya. Semoga informasi tersebut bisa bermanfaat.